Elis Hastuti
Pusat Litbang Permukiman Badan Litbang PU Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDEKATAN SANITASI UNTUK PEMULIHAN KONDISI AIR TANAH DI PERKOTAAN STUDI KASUS : KOTA CIMAHI, JAWA BARAT Hastuti, Elis; Nuraeni, Reni
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.313 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v18i1.1664

Abstract

Peningkatan pemanfaatan air tanah dan sarana sanitasi setempat yang tidak dikelola di permukiman padat telah berdampak negatif terhadap sistem air tanah, dengan terjadi penurunan muka air tanah dan pencemaran air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat pemakaian air dan pengembangan pengelolaan air imbuhan di zona-zona pemanfaatan air tanah Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung, khususnya di Kota Cimahi, Jawa Barat. Pengelolaan air imbuhan di permukiman perkotaan dapat dilakukan dengan pendekatan sanitasi, diantaranya melalui metoda resapan air tanah dari air hujan atau dari air olahan suatu instalasi pengolahan air limbah. Sehingga klasifikasi zona amanair tanah dapat berkelanjutan dan zona rawan atau kritis dapat dilakukan pencegahan dan penanganan di sumber imbuhan. Peresapan curah hujan buatan (artificial recharge) di zona-zona pemanfaatan air tanah dapat menghasilkan peningkatan sebesar 84,97 % dari jumlah total air yang teresapkan secaraalami. Sementara itu berkembangnya sanitasi on site dengan sistem cubluk, cenderung mencemari air tanah. Hal ini dapat dicegah dengan pengelolaan air limbah skala lingkungan, yang bertujuan menghasilkan air olahan yang dapat digunakan kembali atau untuk pengisian air tanah. Pengisian air tanah dari air olahan instalasi pengolahan air limbah skala lingkungan penting untuk mempertimbangkan ketersediaan lahan, kemudahan pengelolaan dan kesehatan masyarakat. Beberapa cara diantaranyadapat menerapkan beberapa tahap pengolahan dengan sistem biofilm, lahan basah buatan sistem aliran di bawah permukaan kemudian pengisian air tanah melalui filtrasi granular.Kata kunci : Air tanah, imbuhan, sanitasi , air hujan, air olahan
Pemilihan Sistem Air Limbah-Lumpur Tinja Komunal Menggunakan Analisis Klaster Hirarki Hastuti, Elis; Benny Joy; Unang Supratman
Jurnal Permukiman Vol 19 No 1 (2024)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Bangunan Gedung dan Penyehatan Lingkungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2024.19.01-13

Abstract

Management of fecal sludge from decentralized wastewater treatment plants (WWTP) is a challenge in settlements have limited access to centralized sludge treatment facilities. This paper reviewed the  selection and development strategy of integrated communal WWTP and fecal sludge treatment (SIPAL-LT).  The dominant factors influence sustainability of SIPAL-LT are treatment system, management, environment, and community characteristic. The development of  SIPAL-LT were determined  based on the sustainability profile of location study, technology selection, and development profile of SIPAL-LT. The selection and priority  of SIPAL-LT system were analyzed by hierarchical cluster, while  development strategies by quadrants method. The SIPAL-LT that feasible to develop is in a cluster that has characteristic, including domestic wastewater treated categorized low-medium pollution, existing user of communal WWTP more than 60% of capacity, fecal sludge  categorized light pollution, maintenance index categorized low- medium, overall effectiveness equipment  index of communal WWTP more than 60%, and participation stage categorized medium-high.  The best SIPAL-LT in study location has communal WWTP applied biofilter or digester anaerobic technology, while planning of fecal sludge treatment applied constructed wetland or sludge dyring bed combined by co-composting.