Effendy Tanojo
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

OPTIMASI CONSTRUCTION SITE LAYOUT MENGGUNAKAN METODE METAHEURISTIC ALGORITHM PADA PROYEK GREAT HOTEL DIPONEGORO Vincent Jonathan; Adrian Kristian Sugiarto; Effendy Tanojo; Doddy Prayogo
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2017): AGUSTUS 2017
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.356 KB)

Abstract

Construction site layout merupakan komponen penting dalam proyek yang memiliki fasilitas – fasilitas yang bersifat sementara untuk menunjang pembangunan proyek. Tata letak tiap fasilitas yang efektif berpengaruh pada kelancaran pembangunan proyek, terutama dalam hal waktu dan biaya. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan optimasi pada site layout menggunakan metode metaheuristik, dengan kondisi equal site layout, pada proyek “Great Hotel Diponegoro”. Metode yang digunakan dalam studi ini ada tiga, yaitu Particle Swarm Optimization (PSO), Artificial Bee Colony (ABC), dan Symbiotic Organisms Search (SOS). Dengan tiga metode ini, dilakukan perbandingan untuk mencari metode terbaik yang menghasilkan nilai objective function yang paling optimal. Objective function yang dicari adalah Travelling Distance (TD) yang paling kecil. Penelitian ini menunjukan bahwa metode yang terbaik adalah metode SOS.
PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR BAJA RANGKA TERBREIS EKSENTRIS DENGAN RANGKA TERBREIS PENAHAN TEKUK EKSENTRIS MENGGUNAKAN BREISING TIPE V DENGAN VARIASI 2 BENTANG DAN 3 BENTANG BREISING PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI Clarissa Thalia Tjandra; Clarita Dewi Ratna; Effendy Tanojo; Hasan Santoso
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia yang berada pada daerah ring of fire, sering mengalami gempa bumi. Gempa bumi tidak hanya merusak struktur bangunan, tapi juga menimbulkan korban jiwa akibat bangunan yang runtuh. Maka dari itu, desain bangunan dalam bidang teknik sipil perlu memperhatikan gaya gempa yang mungkin terjadi, terutama pada bangunan tinggi. Gaya lateral gempa dapat ditahan dengan berbagai macam sistem penahan lateral, salah satunya adalah breising. Pada penelitian ini, akan ditinjau pengaruh breising pada bangunan 12 (48 meter) dan 18 (72 meter) lantai menggunakan sistem tunggal. Sistem breising yang diteliti adalah Struktur Baja Rangka Terbreis Eksentris (SRTE) dengan menggunakan bresing hollow dan Struktur Baja Rangka Terbreis Penahan Tekuk Eksentris (SRTPT) yang menggunakan breising CoreBrace. Bentuk breising yang digunakan adalah bentuk V dengan jumlah bentang breising yang beragam, yaitu 2 bentang breising dan 3 bentang breising. Performa dari masing-masing bangunan akan ditinjau menggunakan nonlinear time history analysis. Hasil penelitian secara garis besar menunjukkan bahwa SRTPT memiliki nilai displacement dan drift ratio yang lebih kecil daripada SRTE. Namun, SRTE lebih unggul dalam aspek berat struktur dan tingkat kerusakan bangunan.
PERBANDINGAN SISTEM TUNGGAL DAN SISTEM GANDA PADA BANGUNAN TERBREIS EKSENTRIS BERBENTUK V TERBALIK DAN DIAGONAL PADA MID RISE BUILDING Evelin Puspa Riani; Avilia Tania; Effendy Tanojo; Hasan Santoso
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): FEBRUARI 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.049 KB)

Abstract

Perencanaan bangunan di Indonesia wajib didesain tahan terhadap gempa karena Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Terdapat dua sistem penahan gempa yaitu, sistem tunggal dan sistem ganda. Dalam penelitian ini, bangunan didesain menggunakan sistem ganda berupa sistem Rangka Terbreis Eksentris (RTE) dan sistem Rangka Momen Khusus (RMK) serta sistem tunggal berupa RTE. Untuk sistem ganda, bangunan harus memenuhi peraturan dalam SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1, di mana rangka pemikul momen khusus mampu menahan paling sedikit 25% gaya gempa desain dengan distribusi yang proporsional terhadap kekakuannya. Untuk sistem tunggal, terdapat batasan ketinggian dalam tabel 9 yaitu 48m, tetapi batasan tersebut diijinkan untuk ditingkatkan sampai 72m apabila memenuhi persyaratan dalam pasal 7.2.5.4. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan menggunakan mid-rise building, yaitu 12 dan 18 lantai, dengan dua bentuk bresing (V terbalik dan diagonal) dan dua skenario yang berbeda (skenario Sistem Tunggal dan Sistem Ganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan skenario Sistem Tunggal lebih hemat dan menghasilkan performa yang lebih baik, khususnya pada bangunan 12 lantai. Pada bangunan 18 lantai performa bangunan skenario Sistem Tunggal lebih buruk, tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan. Selain itu, juga didapat kesimpulan bahwa secara keseluruhan bangunan terbreis eksentris V terbalik lebih baik dibandingkan dengan bangunan terbreis diagonal.
KINERJA SISTEM TUNGGAL STRUKTUR BAJA RANGKA TERBREIS EKSENTRIS BERBENTUK V TERBALIK PADA MID RISE BUILDIN Kevin Wijaya; Alberto Orson Ongkowidjojo; Effendy Tanojo; Hasan Santoso
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.664 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena gempa, sehingga bangunan di Indonesia harus didesain tahan terhadap gempa. Dalam penelitian ini, bangunan didesain menggunakan sistem tunggal dengan menggunakan Rangka Terbreis Eksentris (RTE). Sistem tunggal memilki batasan ketinggian dalam SNI 1726:2012 tabel 9, untuk Kategori Desain Seismik D adalah 48 m (12 lantai). Namun, batasan ketinggian tersebut boleh ditinggikan menjadi 72 m (18 lantai) dengan mengikuti persyaratan sesuai dengan SNI 1726:2012 Pasal 7.2.5.4. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan menggunakan mid-rise building, yaitu 12,15, dan 18 lantai, dengan bresing bentuk V terbalik dan dengan menggunakan dua jenis bentang yaitu bangunan 3 bentang dan bangunan 5 bentang. Hasil penelitian menunjukkan seluruh bangunan mengalami kegagalan pada balok link, ini seusai dengan hirarki desain daripada RTE. Dengan semakin tinggi bangunan maka performa bangunan semakin buruk. Ini bisa dilihat dari hasil displacement dan drift ratio. Pada bangunan 3 bentang menghasilkan nilai displacement yang lebih baik namun menghasilkan menghasilkan nilai drift ratio yang lebih buruk dari bangunan 5 bentang. Namun seluruh bangunan masih dalam satu kategori klasifikasi kerusakan bangunan yaitu collapse prevention. Sendi plastis yang terjadi pada semua bangunan menghasilkan lokasi dan jumlah yang relatif sama sehingga disimpulkan seluruh bangunan memiliki kinerja yang relatif sama.
OPTIMASI MULTI-OBJEKTIF PERMASALAHAN TIME-COST-QUALITY TRADE-OFF PADA PROYEK SOHO X DENGAN MENGGUNAKAN METODE METAHEURISTIK Michael Ho; Renaldy Gozal; Effendy Tanojo; Doddy Prayogo
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.912 KB)

Abstract

Trade-off antara time, cost, dan quality seringkali terjadi dalam merencanakan sebuah proyek. Tiga aspek ini adalah faktor yang signifikan dalam menentukan pilihan alternatif dalam melaksanakan sebuah proyek. Apabila tiga aspek ini dapat dioptimasikan dengan baik, maka proyek yang direncanakan pun akan diuntungkan. Studi ini mengoptimasi time-cost-quality trade-off (TCQTO) pada proyek SOHO X dengan menggunakan algoritma particle swarm optimization (PSO) dan syimbiotic organisms search (SOS). Proses optimasi dilakukan dengan memilih alternatif-alternatif setiap pekerjaan proyek SOHO X yang memiliki nilai time, cost, dan quality masing-masing sehingga didapatkan sebuah susunan alternatif aktivitas yang menghasilkan solusi yang optimal. Studi ini juga membandingkan kinerja antara algoritma metaheuristik PSO dan SOS dalam mengoptimasikan pilihan-pilihan alternatif setiap aktivitas pada proyek X. Algoritma yang bisa menghasilkan solusi yang lebih optimal akan lebih cocok digunakan dalam penyelesaian masalah TCQTO, dalam penelitian ini SOS berhasil mendapatkan solusi yang lebih optimal. Dengan mengetahui algoritma metaheuristik yang lebih cocok maka perencana dapat lebih tepat dalam menentukan metode metaheuristik yang dipakai dalam merencanakan proyek.
PERBANDINGAN KINERJA SISTEM RANGKA TERBREIS EKSENTRIS DENGAN SHORT LINK PADA KONFIGURASI V DAN MULTI-STORY X MENGGUNAKAN 3 BENTANG BREISING PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI Michael Susanto; Rivaldo Rivaldo; Effendy Tanojo; Hasan Santoso
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sering mengalami gempa bumi karena terletak pada kawasan ring of fire. Gempa bumi dapat menimbulkan kerusakan struktur yang dapat memakan korban jiwa. Oleh karena itu, dalam mendesain bangunan perlu memperhatikan gempa yang dapat terjadi, khususnya pada bangunan tinggi. Pada bangunan terdapat berbagai macam penahan lateral untuk menahan gaya lateral dari gempa bumi, salah satunya adalah breising. Pada penelitian ini akan ditinjau pengaruh breising pada bangunan 12 (48 meter) lantai dan 18 (72 meter) lantai menggunakan sistem tunggal. Sistem breising yang diteliti adalah Sistem Rangka Terbreis Eksentris (SRTE) menggunakan breising hollow. Bentuk breising yang akan diteliti adalah bentuk V dan multi-story X dengan 3 bentang. Performa dari setiap bangunan akan ditinjau menggunakan analisis nonlinear time history. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa SRTE dengan breising bentuk multi-story X lebih unggul dari SRTE dengan breising bentuk V dalam aspek berat struktur, tingkat kerusakan bangunan, displacement dan drift ratio yang terjadi.
PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR BAJA SISTEM TUNGGAL RANGKA TERBREIS KONSENTRIS KHUSUS TIPE MULTI-STORY X DENGAN 3 BENTANG BREISING PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI MENGGUNAKAN PROFIL WIDE FLANGE (WF) DAN HOLLOW STRUCTURAL SECTION (HSS) Jonathan Christian; David John; Hasan Santoso; Effendy Tanojo
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah bencana alam yang tidak asing lagi yaitu gempa bumi, bencana alam ini memiliki suatu dampak yang besar terhadap bangunan. Maka dari itu, bangunan perlu didesain sehingga dapat memikul beban gempa yang terjadi sesuai dengan peraturan gempa pada SNI 1726:2019. Pada penelitian ini dilakukan sebuah perbandingan dengan menggunakan Rangka Terbreis Konsentris Khusus (RTKK) sistem tunggal. Bangunan yang diteliti memiliki 12 lantai (48 meter) dan 18 lantai (72 meter). Penelitian ini menggunakan tipe bresing Multi-story X (MX) dan profil Hollow Structural Section (HSS) serta Wide Flange (WF) sebagai bresing, untuk membandingkan kinerja antara kedua profil tersebut sebagai bresing. Bangunan memiliki konfigurasi 3 bentang bresing. Kinerja setiap bangunan akan di analisa menggunakan nonlinear time history analysis, dan akan di bandingkan berdasarkan data berat struktur, displacement, dan drift ratio. Hasil Penelitian menunjukan bahwa bangunan dengan profil hss sebagai bresing memiliki berat struktur yang lebih ringan dibandingkan bangunan dengan profil wf sebagai bresing. Berdasarkan Performa Struktur bangunan dengan profil wf sebagai bresing memilki keunggulan, dengan displacement maupun drift ratio yang lebih kecil dibandingkan bangunan dengan profil hss sebagi bresing.
PENGARUH FAKTOR KUAT LEBIH PADA KINERJA STRUKTUR BAJA RANGKA TERBREIS EKSENTRIS DENGAN BREISING TIPE V PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI Sylvie Sylvie; Cindy Sugiarto; Hasan Santoso; Effendy Tanojo
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2023): MARET 2023
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan tinggi di Indonesia yang terletak pada kawasan ring of fire perlu didesain terhadap beban gempa. Salah satu sistem penahan beban lateral adalah Sistem Rangka Terbreis Eksentris (SRTE). Pada SRTE, elemen link didesain untuk mengalami pelelehan dan bekerja sebagai elemen fuse. Untuk mencapai mekanisme pelelehan ini, elemen selain link harus didesain untuk memiliki kekuatan melebihi kapasitas geser link. Pengaruh strain hardening pada kapasitas geser link maksimum diperhitungkan menggunakan faktor kuat lebih link. Penelitian ini meninjau pengaruh variasi faktor kuat lebih link pada bangunan SRTE sistem tunggal dengan tiga bentang breising tipe V pada bangunan 12 dan 18 lantai. Pengaruh faktor kuat lebih link ditinjau berdasarkan lokasi terbentuknya sendi plastis dari hasil analisis nonlinear time history. Hasil penelitian mendapatkan faktor kuat lebih link sebesar 1.25 mampu menjamin sendi plastis terjadi pertama kali pada link. Selain itu, nilai faktor kuat lebih link sebesar 2.75 untuk bangunan 12 lantai dan 3.5 untuk bangunan 18 lantai baru dapat menjamin tidak terjadi pembentukan sendi plastis pada kolom selain pada perletakan kolom selama gempa berlangsung.