Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Studi Awal Penentuan Sumber Sedimen DAS Cisadane Hulu dengan Radionuklida Alam Barokah Aliyanta; Nita Suhartini; Bungkus Pratikno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.846 KB) | DOI: 10.17146/jair.2015.11.1.2702

Abstract

Pengembangan perunut untuk penentuan kontribusi sumber sedimendi daerah aliran sungai Cisadane telah dilakukan. Penentuan kontribusi sumber sedimendilakukan dengan pengukuran kandungan radionuklida alam dalam tanah permukaan dandifokuskan pada daerah aliran sungai (DAS) Cisadane Hulu, yang terdiri dari sub DASCisadane Hulu dan sub DAS Cianten. Pengambilan sampel tanah permukaan (0-2 cm)dilakukan secara transek pada sumber sedimen potensial yaitu lahan olah, kebun campurandan lapisan sub soil yang ada di ke dua sub DAS. Sedimen suspensi diambil di pertemuanaliran kedua sub DAS yaitu di Dusun Tamilung. Pengambilan sedimen suspensi hanyadilakukan satu kali dengan sampling selama 10 jam. Analisis kontribusi sedimen dilakukanberdasarkan persamaan multivariate mixing model dan statistik distribusi. Kontribusi sumbersedimen dari sedimen suspensi di Dusun Tamilung adalah 0-5,2 %, 0,7-13,3 %, 0-4,2 %, 1,2-19,4 %, 28,5-55,5 % dan 25,3-45,1% masing-masing berasal dari kebun campuran di sub DASCianten, lahan olah di sub DAS Cianten, Kebun Campuran di sub DAS Cisadane Hulu, lahanolah di sub DAS Cisadane Hulu, Lapisan sub soil di sub DAS Cianten dan lapisan sub soil disub DAS Cisadane Hulu.Kata kunci : sumber sedimen, DAS Cisadane Hulu, proporsi kontribusi
Studi Komposisi Rasio Isotop 13C Air Hujan di Wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan Bungkus Pratikno; Nurfadhlini Nurfadhlini
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 13, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.165 KB) | DOI: 10.17146/jair.2017.13.2.3548

Abstract

Telah dilakukan pengukuran komposisi isotop 13C/12C (d 13C) dari contoh air hujan wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dampak emisi gas buang antrofogenik terhadap kualitas udara di atmosfir Jakarta. Pengamatan dilakukan berdasarkan sampel air hujan yang jatuh khususnya di wilayah PAIR-BATAN, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada September 2009 sampai dengan Juni 2010. Penelitian menggunakan metode pengukuran komposisi rasio isotop 13C dari karbon inorganik terlarut (Dissolverd Inorganic Carbon, DIC) dalam air hujan. Pengukuran komposisi rasio isotop 13C (d13C) menggunakan spektrometer massa rasio isotop SIRA-9 VG ISOGAS. Dari hasil sepuluh bulan pengukuran d13C air hujan didapat d13C bulan Februari 2010 sebesar -10,710/00 dan merupakan nilai yang paling rendah (depleted) dibanding dengan pengukuran sembilan bulan lainnya, sedangkan hasil pengukuran yang tinggi (enrich) didapat pada bulan Desember 2009 sebesar -8,52 0/00. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi rasio isotop d13C dari gas CO2 atmosfir Lebak Bulus, Jakarta Selatan lebih depleted dibandingkan dengan atmosfir daerah udara bersih yang hanya sebesar -8,1 0/00. Perbedaan ini mengindikasikan bahwa ada penambahan gas buang CO2 hasil kegiatan antropogenik.
Karakterisasi Isotop dan Geokimia Area Panas Bumi Danau Toba, Sumatera Utara Rasi Prasetio; Neneng Laksminingpuri; Bungkus Pratikno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 13, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2143.292 KB) | DOI: 10.17146/jair.2017.13.2.3508

Abstract

Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dan memiliki aktifitas panasbumi. Terdapat dua wilayah di Danau Toba dengan manifestasi panasbumi berupa mata air panas, fumarol dan steaming ground, yaitu di daerah Simbolon dan Pusuk Buhit. Penelitian isotop dan geokima terhadap fluida manifestasi lapangan panas bumi telah dilakukan untuk mengetahui karakter sistem panas bumi tersebut. Pengambilan sampel mata air panas dilakukan untuk analisis kandungan kimia, isotop 18O dan 2H(deuterium) serta isotop 222Rn. Sampel gas diambil dari fumarol untuk analisis komposisi kimia gas. Interpretasi hasil analisis tersebut dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik sistem panas bumi seperti asal-usul dan evolusi fluida, temperatur reservoir hingga model konseptual reservoirdanau Toba.Hasil analisis data menunjukkan bahwa area panasbumi danau Toba memiliki estimasi potensi panasbumi dengan temperatur 265°C di Pusuk Buhit dan 235°C di Simbolon. Berdasarkan data isotop stabil (18O dan 2H) dan gas, fluida panas bumi Toba merupakan fluida meteorik dengan sedikit kontribusi sumber magmatik. Namun demikian, komposisi isotop 18O fluida panas bumi di Pusuk Buhit mengalami pergeseran akibat interaksi air-batuan yang lebih intens dibanding fluida daerah Simbolon. Kandungan 222Rn yang rendah dalam sampel air panas menunjukkan adanya pencampuran fluida reservoir dengan air permukaan yang tidak mengandung 222Rn atau air tanah lokal dengan kandungan 222Rn yang sangat rendah.
Aplikasi Isotop Alam untuk Pendugaan Daerah Resapan Air Bagi Mataair Di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat iffatul izza siftianida; Agus Budhie Wijatna; Bungkus Pratikno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2016.12.2.2274

Abstract

Mataair sebagai sumber airtanah di Kecamatan Cijeruk dimanfaatkan oleh warga sekitar maupun perusahaan air. Pemanfaatan air yang berlebihan menyebabkan terjadinya kekeringan air selama musim kemarau. Perlu adanya konservasi pada daerah resapan air bagi mataair di Kecamatan Cijeruk untuk menjaga ketersediaan air di mataair agar mencukupi permintaan air. Penentuan titik lokasi daerah resapan dan analisis kimia airtanah perlu dilakukan untuk memberi informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan konservasi pada daerah resapan mataair. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan: (1) menentukan asal usul dan genesis airtanah, (2) menentukan daerah resapan air bagi mataair, (3) mengetahui fasies airtanah, dan (4) mengetahui kualitas airtanah.Pengambilan sampel dilakukan di Kecamatan Cijeruk, dengan mengambil sampel airtanah yang berasal dari 10 lokasi sumber mataair yang digunakan oleh perusahaan air dan warga pada bulan Mei 2015. Rasio isotop D dan  pada sampel air diukur dengan liquid water stable isotope analyzer LGR DLT-100 untuk menentukan genesis airtanah dan daerah resapan mataair. Analisis hidrokimia untuk mengetahui fasies dan kualitas airtanah. Parameter kimia yang digunakan adalah pH, Daya Hantar Listrik (DHL), Total dissolved Solid (TDS), dan ion mayor.Hasil penelitian menunjukan: (a) mataair berasal dari beberapa sumber yaitu air hujan dan airtanah, (b) daerah resapan CJR01, CJR02, CJR03, dan CJR04 berada pada elevasi 1988 – 2055 m.dpl, (c) daerah resapan CJR06 dan CJR09 pada elevasi 1379 – 1430 m.dpl, (d) daerah resapan mataair CJR07 dan CJR08 pada elevasi 811 – 836 m.dpl, (e) daerah resapan CJR05, dan CJR10 masing – masing berada pada elevasi 1475 mdpl, dan 1932 m.dpl, (f) fasies airtanah tergolong dalam fasies Mg-HCO3 (magnesium bikarbonat), dan (g) kualitas airtanah merupakan air tawar segar (fresh water).Kata kunci: deuterium, oksigen-18, resapan air, fasies, kualitas, airtanah. 
Mempelajari Hubungan Air di Danau Toba dengan Air di Beberapa Sumber Mata Air Dekat Danau Toba Bungkus Pratikno; Paston Sidauruk
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.956 KB) | DOI: 10.17146/jair.2015.11.2.2798

Abstract

Telah dilakukan penelitian komposisi rasio isotop dari beberapa sumber-sumber mata air yang berada di sekitar danau Toba dan air danau Toba. Sumber mataair keluaran di sekitar Danau Toba diindikasikan berasal dari air danau Toba, hal ini didasari dari pendapat masyarakat pada umumnya yang tinggal di Pematang Siantar-Sumatera Utara, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan pendapat masyarakat tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui asal-usul sumber-sumber mata air dan hubungannya dengan air danau Toba  berdasarkan karakteristik isotop stabil yang dikandungnya.  Sebanyak 20 ml contoh air diambil dari beberapa sumber mata air dan air danau Toba untuk dianalisis komposisi rasio isotop  18O dan isotop deuterium yang terkandung didalamnya.  Analisis menggunakan alat pengukur komposisi rasio isotop Liquid Water Isotope Analyzer (LWIA) model DLT-100 buatan Los Gatos Research (LGR). Berdasarkan hasil investigasi, diketahui bahwa mata air Panahatan, Manigom, Balata, Mualgoit dan Bahtio yang terletak di sekitar danau Toba, tidak memiliki hubungan dengan air danau dan tidak berasal dari air danau Toba. Indikasi ini dapat dilihat dari hasil analisis d18O dan dD dari mataair yang diteliti memiliki nilai lebih negatif atau lebih depleted dibandingkan dengan air danau Toba. Kata Kunci : Danau Toba, Isotop Alam, Oksigen-18, Deuterium