Suliyanto .
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN), BATAN Kawasan Puspiptek-Tangerang Selatan 15314, Banten

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto .; Endang Sukesi I
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 3, No 06 (2010): Oktober 2010
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.526 KB)

Abstract

ABSTRAK PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL. Pemantauan kualitas udara di dalam ruangan Hot Room-05 (HR-05) di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) telah dilakukan. Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui kualitas udara di dalam ruangan HR-05, antara lain konsentrasi debu, temperatur, kelembaban, dan laju ventilasi. Metoda pemantauan yang digunakan adalah mengukur konsentrasi debu, temperatur, kelembaban dan laju ventilasi di udara HR-05 pada 5 posisi yang berbeda. Konsentrasi debu yang diukur adalah PM2,5 (partikulat debu respirable), menggunakan alat Aerosol Monitor. Temperatur dan kelembaban udara diukur menggunakan alat Thermo Hygrometer, sedangkan laju ventilasi diukur menggunakan alat Digital anemometer. Kualitas udara di dalam ruangan HR-05 tersebut, kemudian dibandingkan dengan persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Hasil pengukuran kualitas udara di dalam ruangan HR-05, sebagai berikut: konsentrasi partikulat debu respirable sebesar (0,053 ± 0,001) mg/m3, temperatur sebesar (29,60 ± 0,38) 0C, kelembaban sebesar (66,40 ± 0,50) %, laju ventilasi sebesar (0,16 ± 0,05) m/detik. Hasil pemantauan kualitas udara di dalam ruangan HR-05 di IEBE : konsentrasi partikulat debu respirable dan laju ventilasi memenuhi persyaratan, sedangkan temperatur dan kelembaban di atas batasan yang diizinkan pada persyaratan Kepmenkes R.I No. 1405/MENKES/SK/XI/2002. Kualitas udara di dalam ruangan HR-05 belum sepenuhnya memenuhi persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan pengoperasian sistem ventilasi dan aircondisioning (AC) yang optimal. Kata kunci : partikulat debu respirable, kelembaban, laju ventilasi, temperatur.
PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto .; Budi Prayitno
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 3, No 5 (2010): April 2010
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.675 KB)

Abstract

ABSTRAK PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL. Prediksi Dosis Pembatas Untuk Pekerja Radiasi Di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE), telah dilakukan. Nilai Batas Dosis (NBD) berdasarkan SK. Kepala BAPETEN Nomor 01/Ka-BAPETEN/V-1999, tentang Dosis Ekivalen Seluruh Tubuh (DEST) ditentukan sebesar 50 mSv/tahun. Tujuan dari prediksi dosis pembatas (dose constraint) untuk peningkatan keselamatan bagi pekerja radiasi. DEST pekerja radiasi ini adalah jumlah dari dosis interna dan eksterna yang diterima dalam satu tahun dan tidak termasuk dosis medik. Prediksi dosis pembatas ini berdasarkan NBD dari International Commission On Radiological Protection International 60 (ICRP 60). Metoda yang dipakai untuk prediksi dosis pembatas dengan mengevaluasi data DEST yang diterima oleh pekerja radiasi di IEBE dari tahun 1991 sampai 2009. Dari data DEST yang diterima oleh pekerja radiasi di IEBE diambil DEST tertinggi dan DEST rerata. Prediksi dosis medik yang diterima pekerja radiasi dalam satu tahun juga diperhitungkan. Total prediksi DEST yang diterima oleh pekerja radiasi di IEBE  sebesar 2,17 mSv/tahun. Apabila dosis pembatas untuk pekerja radiasi di IEBE ditetapkan 50% dari ketentuan ICRP 60 atau sebesar 10 mSv/tahun, maka dapat disimpulkan bahwa dosis pembatas tersebut dapat diberlakukan di IEBE. Kata kunci : dosis pembatas, nilai batas dosis, prediksi dosis.
PEMERIKSAAN KONDISI DETEKTOR KEBAKARAN IRM UNTUK MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA ALARM PALSU Muradi .; Suliyanto .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 8, No 15 (2015): April 2015
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.587 KB)

Abstract

ABSTRAK – Selama tahun 2013, detektor kebakaran di Instalasi Radiometalurgi (IRM) sering mengirimkan sinyal ganguan ke panel kontrol kebakaran (FCP), sehingga timbul bunyi alarm palsu. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan secara keseluruhan pada detektor kebakaran yang terpasang di IRM tersebut. Tujuan dilakukannya pemeriksan detektor asap dan panas adalah untuk memastikan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM beroperasi seperti yang diharapkan. Metoda yang digunakan adalah memeriksa koneksi kabel di FCP, kotak hubung utama (FMDF) dan kotak hubung (JBFA). Masing-masing zona detektor pada FMDF dan JBFA, tegangan operasinya diukur. Tegangan operasi detektor pada zona 1, 13, 20, 41, 61, 77, 78 dan 101 cukup rendah, yaitu 21.80 - 22.60 V. Tegangan operasi FCP ideal bekerja pada 24 V untuk masing-masing zona detektor. Dari pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat 10 unit detektor panas, dan 9 unit detektor asap tidak berfungsi. Untuk menggantikan detektor lama yang tidak berfungsi, telah dipasang detektor baru : 9 unit detektor panas dan 4 unit detektor asap. Detektor yang belum diganti diantaranya : 1 unit detektor panas, dan 5 unit detektor asap, namun telah dipasangi resistor 10 kΩ untuk mencegah timbulnya alarm palsu. Dari hasil uji detektor, disimpulkan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM, telah beroperasi dengan baik. Kata Kunci – Detektor, asap, panas, kebakaran
PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR Budi Prayitno; Suliyanto .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 2, No 4 (2009): Oktober 2009
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.177 KB)

Abstract

ABSTRAK PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR. Prosedur Penanggulangan Kedaruratan Nuklir Di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), telah dibuat berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1997. Prosedur penanggulangan kedaruratan nuklir PTBN bertujuan untuk dapat digunakan sebagai pedoman apabila terjadi kedaruratan nuklir ditingkat fasilitas, agar dampak radiologi ke lingkungan maupun dampak sabotase/ancaman dapat diatasi secara dini. Dalam prosedur penanggulangan kedaruratan nuklir PTBN diatur tugas dan tanggung-jawab masing-masing unit penanggulangan. Dengan adanya prosedur penanggulangan kedaruratan nuklir ini diharapkan apabila terjadi kedaruratan nuklir di fasilitas PTBN, maka para petugas yang berkepentingan dalam keadaan siap siaga untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya.   Kata kunci : kedaruratan nuklir, prosedur kedaruratan, radiasi kontaminasi
PENGUJIAN SISTEM DETEKSI GAS HIDROGEN Suliyanto .; Akhmad Saogi Latif
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 14, No 2 (2008): April 2008
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.653 KB) | DOI: 10.17146/urania.2008.14.2.2579

Abstract

ABSTRAK PENGUJIAN SISTEM DETEKSI GAS HIDROGEN. Pengujian sistem deteksi  gas hidrogen di IEBE telah dilakukan. Pada sistem deteksi hidrogen IEBE terdapat sensor untuk mendeteksi adanya gas hidrogen yang keluar dari sistem karena kebocoran atau tidak sempurnanya pembakaran hidrogen. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui suhu disekitar sensor dan respon indikator warning, evacuate serta failure. Pemeriksaan suhu di sekitar sensor dilakukan dengan cara mengukur suhu di dalam sungkup tempat sensor itu terpasang dengan menggunakan termometer pada 5 kondisi operasi, pada waktu pilot torchs dinyalakan. Pemeriksaan indikator warning dan evacuate pada panel annunciator dilakukan dengan cara menghembuskan gas hidrogen ke sensor. Pemeriksaan indikator failure pada panel annunciator dilakukan dengan cara memutus koneksi output alarm sensor gas (horn 1 dan 2) dengan input dari indikator warning dan evacuate pada panel Annunciator. Suhu disekitar sensor ketika gas pembakar dinyalakan antara 29,68 oC sampai dengan 41,75 oC, berada dibawah 80 0C (daya tahan sensor terhadap panas maksimum). Indikator warning dapat merespon 20 % LEL, sedangkan indikator evacuate dapat merespon 30 % LEL. Indikator failure dapat merespon ketika dilakukan pemutusan koneksi pada indikator warning maupun evacuate. Dari hasil pengujian sistem deteksi gas hidrogen di IEBE, maka dapat disimpulkan bahwa sistem dapat beroperasi dengan baik. Kata kunci: hidrogen, sensor, panel annunciator   ABSTRACT EXAMINATION OF THE HYDROGEN GAS DETECTION SYSTEM. Examination of the hydrogen gas detection system in IEBE have been done. The hydrogen gas detection system in IEBE attached sensor to detect the existence of secretory hydrogen gas from system because leakage or imperfect its hydrogen combustion. Intention of examination is to know the temperature of around sensor and respon of indicator warning, evacuate and failure. Examination of temperature around sensor conducted by measuring under extraction hoods in place of sensor using the thermometer at 5 operating condition, when pilot torchs flamed. Examination of Indicator of warning and evacuate at panel annunciator conducted by combistion of hydrogen gas to sensor. Examination of Indicator failure at panel annunciator conducted by disconnection of link alarm output (horn 1 and 2) to input of warning and evacuate indicator at annunciator panel. Temperature around sensor, when gas burner flamed between 29,68 oC up to 41,75 oC under 80 0C (maximum heat). Warning Indicator can response existence of hydrogen gas equal to 20 % LEL, while evacuate indicator  equal to 30 % LEL. Failure Indicator can response when disconnection of link alarm output to input of warning and evacuate indicator. From examination result, known that the hydrogen gas detection system in IEBE can be operated. Key words: hydrogen, sensor, annunciator panel
ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007 Budi Prayitno .; Suliyanto .
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 14, No 1 (2008): Januari 2008
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/urania.2008.14.1.2838

Abstract

ABSTRAK ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP No. 33/2007. Analisis dosis radiasi Pekerja Radiasi IEBE berdasarkan ketentuan ICRP 60/1990 dan PP No. 33/2007 telah dilakukan. Nilai batas dosis yang berlaku sekarang sebesar 50 mSv/tahun, berdasarkan ketentuan BAPETEN No.: 01/Ka-BAPETEN/V-99. Sedangkan ketentuan International Commission On Radiological Protection (ICRP) 60/1990 dan PP No. 33/2007 ditetapkan sebesar 20 mSv/tahun. Tujuan dari analisis adalah untuk mengetahui dosis radiasi pekerja radiasi IEBE, apakah memenuhi ketentuan ICRP 60/1990 dan PP No. 33/2007. Metoda yang dilakukan dengan mengevaluasi dosis radiasi (dosis eksterna ditambah interna) atau Dosis Ekivalen Seluruh Tubuh (DEST) tertinggi setiap tahun, sejak tahun 1991 sampai 2007. DEST tertinggi yang diterima pekerja radiasi IEBE terdapat pada tahun 2003 sebesar 1,67 mSv atau 3,34 % dari ketentuan BAPETEN nomor 01/Ka-BAPETEN/V-99. Apabila DEST tertinggi tersebut ditambah dengan perkiraan dosis medik (0,25 mSv/tahun), diperoleh dosis radiasi sebesar 1,92 mSv/tahun atau  9,60 % dari ketentuan ICRP 60/1900 dan PP no. 33/2007. Dengan demikian apabila terbit ketentuan baru menggantikan ketentuan BAPETEN nomor: 01/Ka-BAPETEN/V-99 dan mengacu pada ketentuan ICRP 60/1990 dan PP no. 33/2007, IEBE siap mengimplementasikan nilai batas dosis sebesar 20 mSv/tahun. Kata kunci : pekerja radiasi, dosis radiasi, analisis.   ABSTRACT ANALYSIS OF RADIATION DOSE TO RADIATION WORKER IN IEBE ACCORDING TO RULE OF ICRP 60/1990 AND PP NO. 33/2007. Analysis of radiation dose to radiation worker in IEBE have been done. Value limit of radiation dose in this time equal to 50 mSv/year, according to rule of BAPETEN No.: 01/Ka-BAPETEN/V-99. While rule of International Commission On Radiological Protection (ICRP) 60/1990 and PP No. 33/2007 equal to 20 mSv/year. Purpose of analysis is to know the radiation dose to radiation worker in IEBE, whether according to rule of ICRP 60/1990 and PP no. 33/2007. Method conducted with evaluating of radiation dose (external added internal dose) or Equivalent Dose of Whole Body (DEST) every year, since 1991 until 2007. The highest DEST to radiation worker in IEBE on year 2003 equal to 1,67 mSv or 3,34 % from rule of BAPETEN no.: 01/Ka-BAPETEN/V-99. If the highest of DEST added with the estimate of medical dose (0,25 mSv/year), obtained radiation dose equal to 1,92 mSv/year or 9,60 % from rule of ICRP 60/1900 and PP no. 33/2007. Thereby if published a new rule replace the rule of BAPETEN number: 01/Ka-BAPETEN/V-99 and relate to rule of ICRP 60/1990 and PP no. 33/2007, IEBE ready to implementation value limit of radiation dose equal to 20 mSv/year. Keywords : radiation worker, radiation dose, analysis.