Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENENTUAN RECOVERY NEODYMIUM DAN CERIUM PADA PROSES PEMISAHAN ISOTOP DARI SIMULASI PEB U3Si2/Al PRA IRADIASI Noviarty Noviarty; Erlina Noerpitasari; Rosika Kriswarini; Agus Jamaludin; Sutri Indaryati; Sayyidatun Nisa; Samsul Fatimah
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 26, No 1 (2020): Februari, 2020
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.262 KB) | DOI: 10.17146/urania.2020.26.1.5791

Abstract

PENENTUAN RECOVERY NEODYMIUM DAN CERIUM PADA PROSES PEMISAHAN ISOTOP DARI SIMULASI PEB U3SI2/Al PRA IRADIASI. Neodymium (Nd) merupakan salah satu isotop hasil fisi yang digunakan sebagai indikator burnup bahan bakar nuklir karena isotop Nd merupakan hasil fisi yang stabil, mempunyai yield yang cukup besar, tidak mudah menguap dan mempunyai tampang lintang penangkap neutron yang rendah. Penentuan burnup menggunakan isotop Nd ini dapat mendukung dan memverifikasi hasil penentuan burnup  yang telah dilakukan sebelumnya yaitu menggunakan isotop Cs, U dan Pu. Penentuan burnup menggunakan isotop Nd dilakukan secara merusak (Destructive Test, DT) berdasarkan kepada penentuan isotop spesifik yang dilakukan secara fisikokima menggunakan peralatan spektrometer massa. Berdasarkan metode ASTM E 321-69 untuk melakukan analisis isotop Nd diperlukan pemisahan Nd dari Ce karena Isotop 142Ce mengganggu pengukuran 142Nd yang disebabkan oleh sifat isobar kedua isotop tersebut. Fenomena ini akan mempengaruhi hasil perhitungan burnup.. Selain hal tersebut, keberadaaan isotop Nd dalam bahan bakar PEB U3Si2/AL masih bercampur dengan isotop hasil fisi lainnya seperti isotop 235U, 239Pu, 148Nd, 137Cs, 152Eu, 90Sr,143Ce,103Ru, 95Zr, dan 95Nb. Oleh karena itu untuk memperoleh nilai yang akurat sebagai indikator burnup maka isotop-isotop tersebut harus dipisahkan. Sebelum dilakukan pemisahan isotop Nd dan Ce maka dilakukan beberapa tahap proses pemisahan isotop Cs (137Cs,134Cs), isotop U (234U, 235U,236U,238U), isotop Pu (239Pu, 238Pu) dan isotop-isotop lainnya (152Eu, 90Sr, 103Ru, 95Zr, dan 95Nb). Penentuan recovery ini bertujuan untuk mengetahui jumlah Nd dan Ce pada setiap tahapan proses pemisahan terhadap isotop-isotop lain, sebelum sampai pada tahap pemisahan Nd dan Ce. Penentuan recovery dilakukan secara simulasi terhadap larutan PEB U3Si2/Al pra iradiasi yang ditambah larutan standar Cs, U, Nd dan Ce. Hasil recovery Nd dan Ce yang diperoleh dari tahapan proses pemisahan Cs menggunakan zeolit masing-masing sebesar 69,91% dan 64,42%, sedangkan hasil recovery Nd dan Ce pada tahapan proses pemisahan Pu dan U diperoleh sangat baik yaitu mendekati nilai 100%. Recovery Nd dan Ce ini selanjutnya digunakan sebagai koreksi pada perhitungan pemisahan Nd dan Ce dari larutan PEB, yang akan menjadi acuan dalam penentuan burnup bahan bakar PEB U3Si2/Al menggunakan indikator Nd.Kata kunci: Nd recovery, Ce recovery, indikator burnup, PEB U3Si2/Al
Penatalaksanaan Koinfeksi Dengue dan Tifoid pada Pasien Anak melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Sayyidatun Nisa; Azelia Nusadewiarti
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Dengue dan Tifoid adalah penyakit yang sering terjadi pada anak remaja yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan angka mortalitas relatif tinggi. Lingkungan dan perilaku sehari-hari serta keluarga yang berdampak pada proses kekambuhan berulang atau menularnya penyakit tersebut perlu diperhatikan, sehingga diperlukan penerapan pelayanan berbasis Evidence Based Medicine dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien dengan teknik patient centred dan family approach. Studi inimerupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pasien derajat fungsional 2 dengan demam dengue dan tifoid yang memiliki faktor risiko internalyaitu usianya yang masih balita sehingga perilaku kesehatan pasien sangat bergantung pada keluarga. Faktor risiko eksternal yaitu kurangnya pengetahuan keluarga mengenai perilaku hidup sehat dan tindakan kesehatan hanya sebatas kuratif, serta keadaan rumah tidak memenuhi standar rumah sehat dan lingkungan yang terlalu padat dan kumuh. Kemudian dilakukan intervensi, setelah dievaluasi keluarga mulai melakukan 3M Plus, menjaga higienitas minuman, makanan dan sanitasi, serta tidak menggantung pakaian di dalam rumah. Masalah klinis pada pasien membutuhkan perhatian dalam waktu yang lama untuk mendapatkan perubahan perilaku individu maupun kelompok. Selain itu petugas kesehatan bertugas tidak hanya menyelesaikan masalah klinis pasien, tetapi juga mencari dan memberi solusi ataspermasalahan – permasalahan dalam lingkungan yang mempengaruhi kesehatan pasien dan keluarga.Kata kunci: Demam dengue, DT, evidence based medicine, family approach, patient centered