Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengukuran Konsentrasi Thoron (220 Rn) di Udara Dalam Ruangan Secara Kontinu Menggunakan Pylon Model WLx Hasnel Sofyan
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 12, No 2 (2011): Agustus 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2011.12.2.2

Abstract

Konsentrasi thoron ( 220 Rn) pada lokasi tertentu lebih besar dari pada radon ( 222 Rn), namun keberadaannya selalu terabaikan. Hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam kalibrasi dan diskriminasi antara radon dengan thoron. Dari model biokinetik dan dosimetrik, kontribusi dosis efektif thoron terlihat dominan pada paru-paru. UNSCEAR memperkirakan dosis thoron berkontribusi antara 5–10% dosis tahunan yang diterima masyarakat umum dengan tingkat risiko 4,4 kali lebih besar dari radon. Oleh karena itu perlu dilakukan studi untuk mengetahui nilai konsentrasi thoron di udara dalam rumah dan tempat kerja. Konsentrasi radon-thoron di udara dalam ruangan dapat diketahui dengan metode langsung menggunakan alat Pylon Model WLx dan metode pasif menggunakan detector SSNTDs (Solid State Nuclear Track Detector). Pengukuran thoron pada penelitian ini dilakukan dengan alat Pylon Model WLx yang sensitif terhadap radon secara kontinu selama 24, 65, 72, 116 dan 154 jam dalam ruangan yang berbeda-beda. Hasil pengukuran memperlihatkan nilai rerata konsentrasi working level thoron sebesar 2,53 ± 0,67 Bq/m 3 dalam ruangan-1 dengan konsentrasi maksimum dan minimum adalah 3,37 Bq/m 3 dan 2,22 Bq/m 3 . Dari pengukuran pada lokasi berbeda diperoleh rerata konsentrasi anak luruh thoron yang terbesar dan terkecil masing-masing sebesar 0,83 ±0,23 Bq/m 3 dan 0,29 ±0,64 Bq/m 3 , sedang nilai konsentrasi maksimum dan minimum masing-masing adalah 7,80 Bq/m 3 dan 0,01 Bq/m 3 . Pylon Model WLx tidak dapat digunakan dalam jangka waktu lama dengan cakupan daerah survei yang luas secara bersamaan, sehingga masih diperlukan pengukuran menggunakan detektor pasif SSNTDs yang sangat sensitif terhadap emisi partikel alfa dan dapat mengukur konsentrasi thoron secara kumulatif.
PERBANDINGAN TANGGAPAN DOSIMETER TERMOLUMINISENSI LiF:Mg,Ti DAN LiF:Mg,Cu,P TERHADAP DOSIS DALAM APLIKASI MEDIK Hasnel Sofyan; Dyah Dwi Kusumawati
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 13, No 2 (2012): Agustus 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jstni.2012.13.2.334

Abstract

PERBANDINGAN TANGGAPAN DOSIMETER TERMOLUMINISENSI LiF:Mg,Ti DANLiF:Mg,Cu,P TERHADAP DOSIS DALAM APLIKASI MEDIK. Kemajuan peralatan medik telahmenyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan thermoluminescence dosimeter (TLD),khususnya dalam pemantauan dosis rendah. Selama ini, TLD LiF:Mg,Ti yang sangat sensitiftelah mendominasi pemakaian dosimeter di bidang medik. Akan tetapi, TLD LiF:Mg,Cu,P yanglebih sensitif dan biasa digunakan untuk pemantauan dosis personal dan lingkungan juga perludipertimbangkan untuk pengukuran dosis rendah dalam aplikasi medik. Pada penelitian ini,dilakukan penyinaran TLD LiF:Mg,Ti dan LiF:Mg,Cu,P dengan sumber 60Co pada jarak 1 meterdengan dosis masing-masing sebesar 100 mGy dan 10 mGy untuk mengetahui sebarantanggapan TLD. Selain itu, dilakukan juga penyinaran TLD LiF:Mg,Cu,P dengan dosis 5 mGymenggunakan pesawat sinar X. Tanggapan kedua jenis TLD terhadap dosis rendah dalamaplikasi medik dievaluasi pada pasien pemeriksaan kedokteran nuklir dan radiodiagnostik.Setiap TLD dibaca dengan alat TLD Reader Harshaw model 2000A/B. Tanggapan TLDLiF:Mg,Cu,P terhadap penyinaran dengan 60Co lebih baik dan homogen dibandingkan LiF:Mg,Ti.Besarnya deviasi tanggapan adalah 6,85% dan 9,42%, masing-masing untuk LiF:Mg,Cu,P danLiF:Mg,Ti. Pada dosis rendah, diperoleh bahwa sensitivitas LiF:Mg,Cu,P 23 kali lebih tinggi dariLiF:Mg,Ti. Dengan tingkat sensitivitas lebih tinggi dan deviasi tanggapan rendah, maka TLDLiF:Mg,Cu,P layak dipertimbangkan penggunaannya dalam aplikasi medik dengan dosis rendah.