Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGUNAAN METODE IRAP DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (STUDY KASUS DESA KALIMAS KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA) Hari Wibowo; Heri Azwansyah
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 13, No 3 (2009): Edisi Desember Tahun 2009
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kriris ekonomi yang telah lama dirasakan oleh masyarakat ditambah membawa dampak semakinsulitnya masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mengurangi bebanmasyarakat miskin pemerintah semakin memfokuskan pembangunan infrastruktur perdesaan.Penelitian ini menggunakan metode IRAP, yang merupakan prosedur perencanaan yang telahterekomendasi yang mampu menjawab kebutuhan akses riil penduduk desa. Ada 4 (empat) tahapanalisis yang dilakukan yaitu : (1) penetapan indikator aksesibilitas, (2) penetapan bobotindikator, (3) perhitungan nilai aksesibilitas, dan (4) penentuan dusun dan sektor prioritas. Metodesurvei yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode home interview. Instrumen yangdigunakan dalam home interview adalah kuisioner penentuan nilai indikator dan kuisionerpenentuan bobot indikator.Ada enam sektor yang dianggap sangat penting oleh penduduk dalam rangka upaya peningkatanaksesibilitas yaitu : sektor pertanian, air, pasar, kesehatan, pendidikan dan sektor perikanan Semuadusun di Desa Kalimas, prioritas utama perlu penanganan aksesibilitas adalah pada sektorpertanian. Sektor pertanian di Dusun Melati merupakan sektor dan dusun prioritas panangananaksesibilitas di Desa Kalimas karena memiliki nilai aksesibilitas terbesar yaitu 15,223. Intervensiyang harus dilakukan pada dusun dan sektor prioritas (Dusun Melati pada sektor pertanian) adalahpenanganan prasarana transportasi berupa peningkatan jaringan jalan dan perbaikan jembatan yangada sehingga kondisi jalan dan jembatan lebih baik dan dapat digunakan pada setiap musimdengan demikian akan memperlancar kegiatan pertanian penduduk.
PENERAPAN AHP-SWOT DALAM PENINGKATAN FUNGSI JARINGAN IRIGASI D.I SENAKIN KOMPLEK KABUPATEN LANDAK Y. Supartono; Nurhayati Nurhayati; Hari Wibowo
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v21i1.59186

Abstract

Kabupaten Landak sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Sebagian besar sawah mendapat air dari jaringan irigasi yang pembiayaan operasi dan pemeliharaannya menggunakan anggaran Pemerintah Kabupaten Landak. Penurunan fungsi pada jaringan daerah irigasi (D.I) Senakin Komplek di Kabupaten Landak tidak dapat diabaikan, mengembalikan fungsi jaringan irigasi memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Sehingga perlu adanya penetapan skala prioritas rehabilitasi jaringan daerah irigasi di D.I Senakin Komplek, dan menentukan ketersediaan dan kebutuhan air irigasi yang tersedia di D.I Senakin Komplek. Untuk menentukan skala prioritas rehabilitasi jaringan daerah irigasi di (D.I) Senakin Komplek, digunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan metode pengambilan keputusan dari masalah multi kriteria yang kompleks dengan menguraikan masalah tersebut menjadi suatu hirarki. Penulis dalam perhitungan AHP menggunakan Microsoft Ecxel. Dalam penelitian ini, untuk menentukan ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi  penulis menganalisis data curah hujan dan data klimatologi dengan rentang waktu 15 tahun. Dari hasil penelitian terhadap 30 responden  yang mengisi kuisioner diperoleh hasil  prioritas pertama adalah perbaikan bagi sadap dengan bobot 0,340, prioritas kedua adalah perbaikan box bagi dengan bobot 0,291, prioritas ketiga adalah perbaikan saluran dengan bobot 0,242, dan prioritas keempat adalah perbaikan bendung dengan bobot 0,127. Dari hasil penelitian juga diperoleh hasil ketersediaan air dengan probabilitas 80% adalah 0,063 m³/detik pada Bulan September dan kebutuhan air sebesar 0,181 m³/detik pada bulan September