Iteu Margaret Hidayat
Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Keragaman Genetik dan Heritabilitas Beberapa Karakter Utama pada Kedelai Sayur dan Implikasinya untuk Seleksi Perbaikan Produksi Handayani, Tri; Hidayat, Iteu Margaret
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 4 (2012): Desember
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tujuan seleksi pada kegiatan pemuliaan kedelai sayur ialah produksi polong tinggi. Kegiatan seleksi dalam program pemuliaan membutuhkan keragaman genetik dan heritabilitas yang tinggi dari karakter-karakter produksi.  Penelitian bertujuan mengetahui keragaman genetik dan fenotip, serta menduga nilai heritabilitas beberapa karakter produksi kedelai sayur. Penelitian dilaksanakan di Tawangmangu, Jawa Tengah, dari Bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012.  Materi tanaman berupa 12 genotip kedelai sayur yang ditanam di lapangan dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat per polong, berat polong per plot, dan produksi polong segar memiliki keragaman genetik maupun fenotip yang tinggi.  Nilai duga heritabilitas tinggi dijumpai pada semua karakter kecuali persentase biji keras. Kombinasi keragaman genetik dan nilai duga heritabilitas tinggi dijumpai pada karakter  tinggi tanaman (pada fase R1 dan R5), jumlah cabang per tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat per polong, berat polong per plot, dan produksi polong.  Seleksi pada karakter-karakter tersebut dapat dilakukan secara langsung berdasarkan penampilan fenotipiknya di lapangan. High pod yield is one of the goals in the breeding program of vegetable soybean. Selection activities in the breeding process requires the availability of high genetic variability and heritability of production characters.The experiment was conducted at Tawangmangu, Central Java from October 2011 to January 2012. Twelve vegetable soybean genotypes were grown in a randomized complete block design with three replications to examine the genetic and phenotype variability and to estimate broad sense heritability of some production characters. The results showed that the characters namely plant height, number of branches per plant, number of pods per plant, weight of pods per plant, weight per pod, pod weight per plot, and pod yield were high both in genetic and phenotype variability. High heritability was found in all characters except percentage of hard seed. Combination of high genetic variability and heritability ​​was found in plant height, number of branches per plant, number of pods per plant, pod weight per plant, weight per pod, pod weight per plot, and pod yield. Consequently, direct selection can be done based on the appearance of phenotypic in the field for all these characters.
Produksi Benih Sumber (G0) Beberapa Varietas Kentang dari Umbi Mikro Hidayat, Iteu Margaret
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 3 (2011): SEPTEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan kawasan dan industri benih kentang yang terus meningkat dan tersebar di seluruh wilayah kepulauan di Indonesia harus didukung oleh sistem distribusi dan produksi benih yang efisien. Penggunaan umbi mikro merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan distribusi dan produksi benih sumber. Penelitian tentang penggunaan umbi mikro dalam produksi benih sumber (Go) kentang telah dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Rumah Kasa bebas serangga Balai Penelitian Tanaman Sayuran dari bulan Juni 2010 sampai dengan April 2011. Tujuan penelitian ialah untuk mendapatkan informasi nisbah perbanyakan umbi mikro varietas Amudra, Atlantik M, Cipanas, Granola L, Manohara, Merbabu, dan Ping dalam menghasilkan umbi yang memenuhi kriteria sebagai benih sumber. Umbi mikro yang diperoleh dari kultur in vitro planlet bebas patogen tujuh varietas kentang, yaitu Amudra, Atlantik M, Cipanas, Granola L, Manohara, Merbabu, dan Ping yang telah melampaui masa dormansi ditanam pada media yang terdiri atas campuran pupuk kandang dan arang sekam (1:1. v/v) yang telah disterilkan dengan pengukusan selama 4 jam. Jarak tanam 10 x 10 cm dengan jeluk penanaman 1 cm. Setiap ulangan terdiri atas 20 umbi. Penanaman umbi mikro mengikuti rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Pemupukan dilakukan dengan memberikan NPK 16:16:16 dosis 5g/l, 3 l pupuk/bak beroda diberikan pada interval 1 minggu sampai tanaman mencapai 10 minggu setelah tanam (MST). Penambahan media tanam dilakukan pada 4 dan 8 MST, dan panen dilakukan pada 12 MST. Hasil panen menunjukkan bobot umbi/tan, jumlah umbi/tan, proporsi umbi dengan diameter 0,7-1, 1,1-2, dan 2,1-3 cm berbeda sangat nyata di antara varietas yang diuji. Umbi mikro var. Amudra dan Merbabu menunjukkan bobot umbi/tanaman tertinggi masing masing 35 dan 34 g/tanaman, dengan proporsi umbi diameter 0,7-1, 1,1-2, dan 2,1-3 cm masing-masing 34,80, 50,52, 15,55%, dan 50,15, 33,93, dan 18,12%. Varietas yang menghasilkan jumlah umbi/ tanaman >10 ialah Granola L, Manohara, Merbabu, dan Ping. The increasing and developing of potato production area as well as potato seed industry which is spread through out the country must be supported by an efficient seed production and distribution system. The use of microtuber is one alternative to overcome seed production and distribution problems in Indonesia. Study on the use of microtuber in potato basic seed (Go) production was conducted in the Tissue Culture Laboratory and aphid proof Screenhouse, the Indonesian Vegetable Research Institute from June 2010 to April 2011. The study aimed to obtain information on multiplication rate of microtubers var. Amudra, Atlantik M, Cipanas, Granola L, Manohara, Merbabu, and Ping to produce tuber that meets basic seed criteria. Microtubers derived from in vitro culture of virus free plantlet of seven potato varieties viz Amudra, Atlantik M, Cipanas, Granola L, Manohara, Merbabu, and Ping with which their dormancy had broken were planted in the media composed of stable manure and burnt rice husk (1:1 v/v) sterilized by steaming for 4 hours. Planting distance was 10 x 10 cm, 1 cm depth. Each replication consisted of 20 tuber seed. Completely randomized design with three replications was used in the study.  NPK 16:16:16 at 5g/l, 3 l/roller bench was applied at 1 week interval up to weeks after planting (WAP). Medium was added for hilling up at 4 and 8 WAP, and tuber was harvested at 12 WAP. The results indicated that tuber weight/plant, tuber number/plant, tuber proportion with diameter 0.7-1, 1.1-2, and 2.1-3 cm were highly significant different among tested varieties. Plants derived from microtubers var. Amudra and Merbabu performed the highest tuber weight/plant at each 35 and 34 g/plant, with tuber diameter proportion 0.7-1, 1.1-2, and 2.1-3 cm were 34.80, 50.52, 15.55%, and 50.15, 33.93, and 18.12% respectively. Varieties that gave number of tuber/plant >10 were Granola L, Manohara, Merbabu, and Ping.
Pengaruh Varietas dan Ukuran Umbi terhadap Produktivitas Bawang Merah Azmi, C; Hidayat, Iteu Margaret; Wiguna, Gugun
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 3 (2011): SEPTEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan areal pertanaman bawang merah mendorong peningkatan pemanfaatan varietas unggul dan ketersediaan umbi berkualitas sebagai sumber benih. Studi varietas dan ukuran umbi bawang merah terhadap produktivitas hasil telah dilakukan di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang dari bulan Agustus sampai November 2009. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh varietas dan ukuran umbi terhadap produktivitas bawang merah. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok pola factorial dengan enam ulangan. Tiga varietas yaitu: Bima, Maja, dan Sumenep dan ukuran umbi, yaitu: kecil (1,04 - 1,29 cm), sedang (1,47-1,67 cm), dan besar (1,93-2,05 cm) diuji dalam penelitian ini. Parameter yang diamati ialah jumlah umbi, diameter umbi, bobot basah, dan bobot kering umbi per rumpun dan per umbi serta per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas bawang merah menggunakan umbi ukuran sedang tidak berbeda nyata dengan umbi ukuran besar. Penggunaan umbi ukuran sedang dalam sistem produksi bawang merah dapat mengurangi biaya produksi sebesar 33-40% tanpa mengurangi tingkat produktivitasnya. Increasing of shallots cultivation area stimulates improving utility of superior varieties and availability of qualified-bulb as seed source. Study on the effect of variety and bulb size on the shallots productivity was conducted at Margahayu Experimental Garden of Indonesian Vegetable Research Institute from August till November 2009. The objective of this study was to determine the effect of variety and bulb size on the shallots productivity. Factorial experiment was arranged in a randomized complete block design with six replications. Three varieties i.e. Allium ascalonicum Bima, Maja, and Sumenep and bulb sizes of small (1.04-1.29 cm), medium (1.47-1.67 cm), and large (1.93-2.05 cm). Parameters observed in the experiment were number of bulb, bulb diameter, fresh and dry bulb weight per bulb, plant, and plot. The research results indicated that shallots productivity derived from medium bulbs was not significantly different compared to the large size of bulbs. Medium bulb size was appropriate applied in shallots cultivation due to reduce the production cost down to 33-40%.
Pengaruh Varietas dan Ukuran Umbi terhadap Produktivitas Bawang Merah Azmi, C; Hidayat, Iteu Margaret; Wiguna, Gugun
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 3 (2011): SEPTEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v21n3.2011.p206-213

Abstract

Peningkatan areal pertanaman bawang merah mendorong peningkatan pemanfaatan varietas unggul dan ketersediaan umbi berkualitas sebagai sumber benih. Studi varietas dan ukuran umbi bawang merah terhadap produktivitas hasil telah dilakukan di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang dari bulan Agustus sampai November 2009. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh varietas dan ukuran umbi terhadap produktivitas bawang merah. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok pola factorial dengan enam ulangan. Tiga varietas yaitu: Bima, Maja, dan Sumenep dan ukuran umbi, yaitu: kecil (1,04 - 1,29 cm), sedang (1,47-1,67 cm), dan besar (1,93-2,05 cm) diuji dalam penelitian ini. Parameter yang diamati ialah jumlah umbi, diameter umbi, bobot basah, dan bobot kering umbi per rumpun dan per umbi serta per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas bawang merah menggunakan umbi ukuran sedang tidak berbeda nyata dengan umbi ukuran besar. Penggunaan umbi ukuran sedang dalam sistem produksi bawang merah dapat mengurangi biaya produksi sebesar 33-40% tanpa mengurangi tingkat produktivitasnya. Increasing of shallots cultivation area stimulates improving utility of superior varieties and availability of qualified-bulb as seed source. Study on the effect of variety and bulb size on the shallots productivity was conducted at Margahayu Experimental Garden of Indonesian Vegetable Research Institute from August till November 2009. The objective of this study was to determine the effect of variety and bulb size on the shallots productivity. Factorial experiment was arranged in a randomized complete block design with six replications. Three varieties i.e. Allium ascalonicum Bima, Maja, and Sumenep and bulb sizes of small (1.04-1.29 cm), medium (1.47-1.67 cm), and large (1.93-2.05 cm). Parameters observed in the experiment were number of bulb, bulb diameter, fresh and dry bulb weight per bulb, plant, and plot. The research results indicated that shallots productivity derived from medium bulbs was not significantly different compared to the large size of bulbs. Medium bulb size was appropriate applied in shallots cultivation due to reduce the production cost down to 33-40%.