Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Larvasida Bakteri Kitinolitik dari Limbah Kulit Udang terhadap Larva Aedes aegypti Dyah Widiastuti; Dewi Marbawati
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 8 No 1 (2016): Jurnal Aspirator Volume 8 Nomer 1 2016
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.108 KB)

Abstract

Aedes aegypti is a major vector for Dengue, a deadly disease causing death of millions of people in developing countries both in urban and rural populations. Ae. aegypti control using chemical insecticide was always carried out and lead to a widespread insecticide resistance. Therefore, mosquito biological control is needed to replace the usage of chemical insecticide. A chitinolytic bacteria, was isolated from shrimp’s waste (head and shell). The isolate showed chitinolytic activity as a transparent zone in colony inside the synthetic media, containing (w/v)- 0,3 % colloidal chitin, 1% pepton, 0,5% yeast extract, 0,1% NaCl, 0,1% K2HPO4, 0,05% MgSO4.7H2O, 0,001% FeSO4.7H2O, 0,001% ZnSO4.7H2O, and each of 0,0001% CuSO4.5H2O, MnSO4.nH2O and CaCl2.2H2O at pH 7 and 300C after 72 h of incubation. The isolate was identified as gram positive group based on gram staining. In the experimental method, four concentrations of chitinolytic bacteria (4%, 8%, 16% and 32%) was exposed to Ae. aegypti larvae. The result showed that chitinolytic bacterium degrades exoskeleton of third instar larvae of Ae. aegypti. Degradation of exoskeleton started on the 2nd days and occurred in thorax region. Probit analysis showed LC50 value was obtaninedat concentration of 2%.
Spot survey leptospirosis dan reservoar yang berpotensi menularkan di kecamatan Kuwarasan kabupaten Kebumen tahun 2017 Dewi Puspita Ningsih; Dyah Widiastuti; Corry Laura JS.
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.306 KB) | DOI: 10.22146/bkm.37625

Abstract

Jawa Tengah merupakan provinsi endemis leptospirosis, bahkan pada tahun 2015 menduduki peringkat pertama kasus terbanyak di Indonesia. Sebanyak 20 kota/kabupaten di Jawa Tengah rutin melaporkan adanya kasus leptospirosis. Kabupaten Kebumen merupakan salah satu daerah baru yang melaporkan kasus leptospirosis pada tahun 2017. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penularan serta keberadaan reservoar yang tertangkap dan berpotensi menularkan leptospirosis. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang. Lokasi penelitian di Kabupaten Kebumen sedangkan penangkapan reservoar dilakukan di Desa Mangli Kecamatan Kuwarasan berdasarkan pada laporan kasus terakhir. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2017 dengan wawancara kasus probable serta penangkapan reservoar menggunakan perangkap hidup (single live trap) sebanyak 150 buah selama 2 malam berturut-turut di lingkungan permukiman dan sekitarnya. Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kasus leptospirosis yang diwawancara sebanyak 9 orang. Sebagian besar kasus leptospirosis (78%) adalah petani/buruh tani dan terkena di sawah pada saat panen. Selain pekerjaan, faktor risiko utama yang berkontribusi yaitu adanya luka terbuka pada kaki, tidak memakai APD pada saat bekerja dan adanya kontak dengan genangan air dalam waktu yang cukup lama. Reservoar yang tertangkap dalam penelitian ini adalah tikus dan cecurut sebanyak 26 ekor dengan species Bandicota indica, Rattus tanezumi, Mus musculus dan Suncus murinus. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan 1 ekor tikus positif bakteri leptosira patogen dan ditemukan pada jarak < 100 meter dengan titik kasus. Hal ini menunjukkan potensi risiko penularan leptospirosis di lokasi tersebut. Perlunya sosialisasi peningkatan kewaspadaan leptospirosis dan tindakan pengendalian reservoar khususnya tikus dan cecurut baik di dalam rumah, sawah maupun lingkungan sekitarnya.