Fatimah Hidayati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PERSISTENSI INFLASI JAWA TIMUR : SUATU PENDEKATAN SISI PENAWARAN Fatimah Hidayati; Farah Wulandari P
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol 1, No 2: Semester Genap 2012/2013
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.908 KB)

Abstract

Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai  mata uang  secara terus-menerus. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Perilaku dari inflasi dapat dipelajari melalui persistensi inflasi.  Persistensi inflasi merupakan perilaku yang sering ditemukan di banyak negara maupun wilayah tertentu, tidak terkecuali di Indonesia dan provinsi-provinsinya. Persistensi inflasi merupakan cepat lambatnya inflasi untuk kembali ke nilai alamiahnya ketika terjadi guncangan (shock) yang menyebabkan inflasi menjauh dari nilai alamiahnya tersebut. Derajat persistensi yang tinggi menunjukkan lambatnya tingkat inflasi ke tingkat alamiahnya. Sebaliknya derajat persistensi yang rendah menunjukkan cepatnya tingkat inflasi untuk kembali ke tingkat alamiahnya. Shock dimaksud antara lain dapat berupa kebijakan pemerintah, gangguan distribusi, bencana alam dan perubahan cuaca.  Penelitian ini bertujuan untuk mengukur derajat persistensi inflasi di Jawa Timur dan juga untuk mengetahui sumber-sumber dari persistensi inflasi tersebut terutama dari sisi penawaran. Pada penelitian ini juga akan membahas tentang pengendalian inflasi dari sisi penawaran yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).  Penelitian ini menggunakan model  univariate yaitu model autoregressive (AR) time series untuk mengestimasi derajat persistensi inflasi.  Dengan menggunakan data bulanan dalam masa pengamatan 2006-2012, penelitian menemukan derajad persistensi inflasi di Jawa Timur masih tinggi. Sumber utama penyebab munculnya persistensi inflasi terkait shock yang terjadi pada komponen administered price yang diwakili oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan juga pada kelompok volatile foods yang diwakili oleh kelompok bahan makanan. Penelitian ini juga menemukan bahwa jangka waktu yang dibutuhkan oleh kelompok pengeluaran untuk kembali kenilai alamiahnya selama 8 hingga 16 bulan. Sedangkan untuk adanya pembentukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah memberikan pengaruh yang baik bagi persistensi inflasi Jawa Timur. Setelah dibentuknya TPID, persistensi inflasi Jawa Timur cenderung mengalami penurunan.  Implikasi dari temuan di atas yaitu dapat menjadi acuan dalam menentukan timing dalam menentukan kebijakan oleh pemerintah. Disamping itu untuk mengendalikan inflasi yang disebabkan oleh anomaly cuaca, TPID dapat menjalin kerjasama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memantau cuaca  serta melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam  rangka pemanfaatan teknologi untuk mengurangi dampak dari perubahan cuaca.   Kata Kunci:  Persistensi Inflasi, Administered Price, Volatile Foods, Tim Pengendali Inflasi Daerah, Autoregressive.
ANALISIS PERSISTENSI INFLASI JAWA TIMUR : SUATU PENDEKATAN SISI PENAWARAN Hidayati, Fatimah; P, Farah Wulandari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol. 1 No. 2
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai  mata uang  secara terus-menerus. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Perilaku dari inflasi dapat dipelajari melalui persistensi inflasi.  Persistensi inflasi merupakan perilaku yang sering ditemukan di banyak negara maupun wilayah tertentu, tidak terkecuali di Indonesia dan provinsi-provinsinya. Persistensi inflasi merupakan cepat lambatnya inflasi untuk kembali ke nilai alamiahnya ketika terjadi guncangan (shock) yang menyebabkan inflasi menjauh dari nilai alamiahnya tersebut. Derajat persistensi yang tinggi menunjukkan lambatnya tingkat inflasi ke tingkat alamiahnya. Sebaliknya derajat persistensi yang rendah menunjukkan cepatnya tingkat inflasi untuk kembali ke tingkat alamiahnya. Shock dimaksud antara lain dapat berupa kebijakan pemerintah, gangguan distribusi, bencana alam dan perubahan cuaca.  Penelitian ini bertujuan untuk mengukur derajat persistensi inflasi di Jawa Timur dan juga untuk mengetahui sumber-sumber dari persistensi inflasi tersebut terutama dari sisi penawaran. Pada penelitian ini juga akan membahas tentang pengendalian inflasi dari sisi penawaran yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).  Penelitian ini menggunakan model  univariate yaitu model autoregressive (AR) time series untuk mengestimasi derajat persistensi inflasi.  Dengan menggunakan data bulanan dalam masa pengamatan 2006-2012, penelitian menemukan derajad persistensi inflasi di Jawa Timur masih tinggi. Sumber utama penyebab munculnya persistensi inflasi terkait shock yang terjadi pada komponen administered price yang diwakili oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan juga pada kelompok volatile foods yang diwakili oleh kelompok bahan makanan. Penelitian ini juga menemukan bahwa jangka waktu yang dibutuhkan oleh kelompok pengeluaran untuk kembali kenilai alamiahnya selama 8 hingga 16 bulan. Sedangkan untuk adanya pembentukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah memberikan pengaruh yang baik bagi persistensi inflasi Jawa Timur. Setelah dibentuknya TPID, persistensi inflasi Jawa Timur cenderung mengalami penurunan.  Implikasi dari temuan di atas yaitu dapat menjadi acuan dalam menentukan timing dalam menentukan kebijakan oleh pemerintah. Disamping itu untuk mengendalikan inflasi yang disebabkan oleh anomaly cuaca, TPID dapat menjalin kerjasama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memantau cuaca  serta melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam  rangka pemanfaatan teknologi untuk mengurangi dampak dari perubahan cuaca.   Kata Kunci:  Persistensi Inflasi, Administered Price, Volatile Foods, Tim Pengendali Inflasi Daerah, Autoregressive.
PENGARUH AUDIT FEE, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA MASA PANDEMI COVID-19 Hidayati, Fatimah; Sasongko, Noer
Jurnal Akuntansi dan Pajak Vol. 25 No. 1 (2024): JAP : Vol. 25, No. 1, Februari 2024 - Juli 2024
Publisher : ITB AAS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Audit report lag refers to the duration, measured in days, it takes for an auditor to finish their audit tasks, starting from the closing date of the financial year and ending on the date when the audited financial statements are issued. The objective of this study is to examine the impact of audit fees, solvency, liquidity, profitability, company size, and company age on the delay in audit reports during the Covid-19 epidemic for companies listed in the IDX80 Index from 2020 to 2022. The sample approach employed in this investigation was purposive sampling. There are 114 companies that meet the criteria to be considered as observation units. The employed analytical technique is multiple linear regression analysis. The findings offer factual proof that the solvency, liquidity, profitability, and size of a corporation have an impact on the delay in issuing audit reports. However, the audit costs and the age of the company have no impact on the delay in the issuance of the audit report.