Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan LKPD Menulis Cerita Fantasi Dengan Project Based Learning Untuk Siswa SMP Erika Pratiwi; Iing Sunarti; Muhammad Fuad
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 2 Sep (2019): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.153 KB)

Abstract

The problem of this research deals with the development of LKPD writing fantasy story through Project Based Learning. The objectives of the research are to produce LKPD, describe the properness, and examine the effectiveness of “LKPD writing fantasy story through Project Based Learning”. The researcher applied seven of the ten steps in the research according to Borg and Gall. The data collections technique were observations, interview, and questionnaire conducted in three schools. This study shows 3 points the result 1) LKPD in the form of Writing Fantasy Story through PBL was successful”, 2) the properness of the entire LKPD was declared “very good” by the material experts, media experts, and practitioners with a percentage rating 91.25, 90, and 96.75, 3) LKPD effectively improved the ability to write fantasy story with value N-gain of (0,74) in high category, and (0,55), (0,65) in medium category.Permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan pengembangan LKPD menulis cerita fantasi dengan Project Based Learning. Tujuan penelitian yakni menghasilkan produk LKPD, mendeskripsikan kelayakan, dan menguji efektivitas “LKPD Menulis Cerita Fantasi dengan Project Based Learning”. Metode penelitian menggunakan tujuh dari sepuluh langkah dalam prosedur penelitian pengembangan menurut Borg and Gall. Teknis pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan penyebaran angket di tiga sekolah. Hasil penelitian menunjukkan 1) berhasil dikembangkan “LKPD Menulis Cerita Fantasi dengan Project Based Learning”,  2) kelayakan LKPD secara keseluruhan dinyatakan “sangat baik” oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi dengan persentase penilaian 91.25, 90, dan 96.75, 3) LKPD efektif meningkatkan kemampuan menulis cerita fantasi nilai N-gain sebesar (0,74) termasuk kategori tinggi, nilai N-gain (0,55), dan (0,65) termasuk kategori sedang. Kata kunci: cerita fantasi, LKPD,  project based learning
MAJAS DALAM BERITA REDAKSIANA DI TRANS 7 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN Erika Pratiwi; Siti Samhati
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 4, No 3 Jul (2016)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.757 KB)

Abstract

The problem in this research was the use of figurative language, the function of the figurative language in Redaksiana news in Trans 7, and its implication to learn the Indonesian language at high school. The purposes of this research were to describe the figurative language, the function of the figurative language in Redaksiana news in Trans 7, and to verify the implication of the figurative language in learning Indonesian language at high school. This research used qualitative descriptive method. Based on the analysis result the researcher concluded the figurative language used covered alliteration, assonance, erotecis, hyperbole, paradox, equation, a metaphor, personification, and eponym. Figurative language which is the most dominant used was assonance. The function of the figurative language were to excite the atmosphere, excite the impress on deep, affirmation, and increase the aesthetic effect on it. The implication of the figurative language in the learning in school was in analyzing short story text (the adiction, the language use, and conjuction) carefully.Masalah penelitian ini adalah penggunaan majas, fungsi majas yang terdapat dalam berita Redaksiana di Trans 7, dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan majas, fungsi majas dalam berita Redaksiana di Trans 7, dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan adanya penggunaan majas meliputi aliterasi, asonansi, erotesis, hiperbol, paradoks, persamaan, metafora, personifikasi, dan eponim. Majas yang paling dominan digunakan adalah asonansi. Fungsi majas meliputi membangkitkan suasana, membangkitkan kesan mendalam, penegasan, dan menambah efek estetis. Implikasi majas terhadap pembelajaran di sekolah berupa menganalisis teks cerita pendek (pilihan kata, gaya bahasa, dan konjungsi) dengan cermat.Kata kunci : berita, majas, pembelajaran.