Hafni Bachtiar
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unand

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Pelaksanaan Family Development Session Bidang Sanitasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Lengayang Dona Idola; Hafni Bachtiar; Abdiana Abdiana
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 3 (2019): Online September 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i3.1040

Abstract

Kondisi sanitasi di Pesisir Selatan untuk persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak sebesar 79% dari jumlah penduduk, ini masih dibawah target SPM Nasional yaitu 85%. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan sanitasi adalah dengan Family Development Session (FDS). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan FDS bidang sanitasi di Wilayah Kecamatan Lengayang tahun 2018 dengan melihat aspek input (kebijakan, tenaga, biaya, sarana prasarana), proses (perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi) dan output dari pelaksanaan FDS. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, FGD, observasi dan telaah dokumen. Waktu penelitian bulan April sampai Desember 2018 di Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang dan peserta FGD berjumlah 8 orang untuk setiap nagari. Validasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian didapatkan jika kebijakan FDS khusus wilayah Pesisir Selatan sanitasi belum ada, anggaran, sarana dan prasarana tidak mencukupi, tenaga pendamping direkrut dan dilatih langsung oleh Kementrian Sosial, monitoring dan evaluasi FDS sanitasi belum dilakukan secara maksimal baik dari Kabupaten ataupun dari Provinsi. Pada pelaksanaan tenaga pendamping belum sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Kementrian Sosial, FDS belum melibatkan lintas sektor seperti puskesmas dan pemerintah nagari. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan jika pelaksanaan FDS sanitasi di Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan belum berjalan optimal. Untuk itu perlu peningkatan komitmen dari pendamping untuk benar-benar melaksanakan FDS sesuai petunjuk, dan melakukan advokasi ke pemerintah kabupaten agar bisa mengeluarkan kebijakan khusus FDS Sanitasi.
Hubungan Batu Saluran Kemih Bagian Atas dengan Karsinoma Sel Ginjal dan Karsinoma Sel Transisional Pelvis Renalis Romi Saputra; Alvarino Alvarino; Hafni Bachtiar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 1S (2019): Suplemen 1
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i1S.941

Abstract

Insiden karsinoma sel ginjal dan karsinoma sel transisional pelvis renalis sebagai jenis histopatologis terbanyak pada keganasan ginjal menunjukkan trend peningkatan insiden di seluruh dunia. Batu saluran kemih menunjukkan trend peningkatan insiden yang serupa. Hal ini memungkinkan adanya hubungan. Penelitian sebelumnya mendapatkan hasil yang kontroversial. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan antara batu saluran kemih bagian atas dengan karsinoma sel ginjal dan karsinoma sel transisional pelvis renalis di RSUP Dr. M Djamil padang dan RSAM Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan desain case control study pada rekam medis yang dilakukan pada bulan September hingga Desember 2018. Didapatkan 34 sampel dengan hasil histopatologi karsinoma sel ginjal dengan rasio jenis kelamin 1:1,3. Sampel terbanyak adalah kelompok umur 50-59 tahun (26,47%), mean: 52,8±13,79. Didapatkan 15 sampel karsinoma sel transisional pelvis renalis dengan rasio jenis kelamin 2,75:1. Sampel terbanyak adalah kelompok umur 50-59 tahun (33,33%), mean: 57,5±11,31. Persentase yang ada batu lebih tinggi pada karsinoma sel ginjal dibandingkan dengan yang tidak karsinoma sel ginjal yaitu 62,5% : 23,1%. Secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna (P>0,05). Peluang untuk timbulnya karsinoma sel ginjal sebesar 5,6 kali pada yang ada batu dibandingkan dengan yang tidak ada. Persentase yang ada batu lebih tinggi pada karsinoma sel transisional pelvis renalis dibandingkan dengan yang tidak karsinoma sel transisional pelvis renalis yaitu 71,4% : 25%. Secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna (P>0,05). Peluang unuk timbulnya karsinoma sel transisional pelvis renalis sebesar 7,5 kali pada yang ada batu dibandingkan dengan yang tidak ada.