Rini Gusya Liza
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gangguan Psikotik Akibat Stroke Iskemik Rini Gusya Liza; Bahagia Loebis
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.308

Abstract

AbstrakStroke atau yang disebut juga dengan penyakit serebrovaskuler berkontribusi terhadap timbulnya delusi dan halusinasi di kemudian hari.Pengobatan yang diberikan pada kondisi medis sering menghasilkan remisi dari psikosistetapi hal tersebut tidaklah selalu terjadi. Gejala psikosis dapat bertahan lama setelah kondisi medis yangmenyebabkannya sembuh. Dilaporkan seorang pasien yang mengalami gangguan psikotik setelah mengalami strokeiskemik. Gangguan psikotik akibat stroke iskemik merupakan suatu kasus dalam Consultation Liaison Psychiatry.Kata kunci: gangguan psikotik, stroke iskemik, delusi dan halusinasiAbstract Stroke or also called cerebrovascular disease contributed to the emergence of delusions and hallucinations inthe future. Treatment given to medical conditions often produce remission of psychosis but it is not always happen.Psychotic symptoms can persist longer after recovery.  Reported a patient who suffered a psychotic disorder afterischemic stroke. Psychotic disorders due to ischemic stroke is a case in Consultation Liaison PsychiatryKeywords: psychotic disorder, ischemic stroke, delusions and hallucinations
PERBEDAAN TINGKAT SIMTOM ANSIETAS DAN DEPRESI ANTARA PEKERJA SEKS KOMERSIAL YANG MENDERITA HIV/ AIDS DENGAN YANG TIDAK MENDERITA HIV/ AIDS Rini Gusya Liza; Elmeida Effendy; Freddy Subastian
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37, No 3 (2014): Published in December 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.034 KB) | DOI: 10.22338/mka.v37.i3.p198-204.2014

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat simtom ansietas dan depresi antara pekerja seks komersial (PSK) yang menderita HIV/ AIDS dengan yang tidak menderita HIV/ AIDS. Penelitian potong lintang, dengan nonprobability sampling, jenis cluster sampling. Tempat penelitian adalah di lokalisasi Kabupaten Bengkalis dan di klinik VCT RSUD Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Subjek penelitian adalah wanita yang bekerja sebagai PSK di lokalisasi PSK, kooperatif, bersedia diwawancara. Subjek berjumlah 96 orang PSK; 48 orang menderita HIV/ AIDS dan 48 tidak menderita HIV/ AIDS. Data tentang status HIV/ AIDS diambil dari laporan klinik VCT RSUD Kecamatan Mandau. Alat ukur yang digunakan adalah Hospital Anxiety and Depression Scale. Analisis data yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Didapatkan proporsi ansietas pada seluruh PSK adalah 22.9%, pada PSK yang menderita HIV/ AIDS 31.2% dan PSK tidak menderita HIV/ AIDS 14.6%, sedangkan proporsi depresi pada seluruh PSK adalah 25%, pada PSK yang menderita HIV/ AIDS 27.1% dan PSK yang tidak menderita HIV/ AIDS 22.9%. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna tingkat simtom ansietas dan depresi antara pekerja seks komersial yang menderita HIV/ AIDS dengan yang tidak menderita HIV/ AIDS. Simpulan, didapatkan tingginya ansietas dan depresi pada keseluruhan PSK itu sendiri. Disamping menjadi seorang PSK ditambah lagi dengan menderita HIV/ AIDS akan menambah beratnya simtom ansietas dan depresinya.AbstractThe aims of this study is to determine the differences of anxiety and depression symptoms level between commercial sex workers who suffer HIV/AIDS with not suffer HIV/AIDS.Cross sectional study, using nonprobability sampling technique, the type is cluster sampling. Location is in red light district of commercial sex workers in Kabupaten Bengkalis and in VCT clinic of general hospital of Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Subjects were women who worked as prostitutes in red light district, cooperative, willing to be interviewed. Sample size were 96 women, 48 suffer HIV/ AIDS and 48 not suffer HIV/AIDS. Data on HIV/ AIDS status are collected from the report of VCT clinic of general hospital of Kecamatan Mandau. Measuring instruments is the Hospital Anxiety and Depression Scale. Data analysis by using the Kolmogorov-Smirnov test. It was found the proportion of anxiety in all sex workers is 22.9%, in sex workers who suffer HIV/ AIDS is 31.2% and in sex workers who not suffer HIV/ AIDS is 14.6%. While the proportion of depression in all sex workers is 25%, in sex workers who suffer HIV/ AIDS is 27.1% and in sex workers who not suffer HIV/ AIDS is 22.9%. There was no significant differences the level of anxiety and depression symptoms between commercial sex workers who suffer HIV/ AIDS with not suffer HIV/ AIDS. In conclusion, we get the high proportion of anxiety and depression symptoms among commercial sex workers themselves. Beside to being a prostitute in addition to having HIV / AIDS will increase the severity of symptoms of anxiety and depression.
Prevalensi dan Faktor Risiko Self-Injury pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2021 dan 2022 Luthfi, Muhammad; Yaunin, Yaslinda; Rustam, Erlina; Rini Gusya Liza; Cimi Ilmiawati; Yulistini
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 48 No. 4 (2025): MKA October 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v48.i4.p400-411.2025

Abstract

Latar Belakang: Self-injury merupakan gangguan kesehatan mental yang banyak dialami oleh remaja dan dewasa muda. Faktor risiko yang dapat mendorong terjadinya perilaku self-injury yaitu jenis kelamin, usia, gangguan perilaku, gangguan mental, perundungan, dan permasalahan interpersonal. Objektif: Mengetahui prevalensi dan faktor risiko self-injury pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2021 dan 2022. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan pertanyaan kuesioner. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 288 orang mahasiswa. Hasil: Mahasiswa kedokteran yang pernah melakukan self-injury sebanyak 49 orang (17%). Responden yang pernah melakukan self-injury cenderung memiliki karakteristik berikut, yaitu berjenis kelamin perempuan (77,5%), riwayat gangguan tidur (79,6%), riwayat gangguan makan (69,3%), permasalahan dengan teman (49%), riwayat mengalami perundungan (40,8%), riwayat mengalami pelecehan seksual (26,5%), riwayat gangguan mntal (26,5%), memiliki permasalahan dengan dosen (22,4%), merokok (10,2%), konsumsi alkohol (2%). Kesimpulan: Seperlima mahasiswa pernah melakukan tindakan self-injury. Terdapat berbagai faktor risiko perilaku self-injury pada mahasiswa yang perlu diperhatikan.