Hudaya, Tedi
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Synthesis of Biokerosene through Electrochemical Hydrogenation of Terpene Hydrocarbons from Turpentine Oil Hudaya, Tedi; Widjaja, Ongky; Rionardi, Antonius; Soerawidjaja, Tatang Hernas
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 48, No 6 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.766 KB) | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2016.48.6.2

Abstract

Indonesia possesses great potential for developing renewable resources as alternative fuels. For example, turpentine oil obtained from Pinus merkusii, which contains mostly monoterpene hydrocarbons (C10H16). The oil is highly suitable to be processed for biokerosene or even jet biofuel. It consists of hydrocarbons within the range of C10 to C15. However, it contains insufficient H and thus needs to be upgraded. In the present work, electrochemical hydrogenation was used for upgrading. In the electrochemical cell, stainless steel, silver, and carbon were used alternately for the anode, while copper and silver Raschig rings were used for the cathode. An electrolyte solution of cuprous ammonium formate was utilized not only as a source of H but also to draw the unsaturated hydrocarbons into the aqueous phase. The electrolyte : oil ratio (up to 2:1), electrolyte concentration (between 0.4 and 2 M) and reaction time were varied throughout the experiments. The bromine number (unsaturation level) of the turpentine oil, which was initially 1,86 (mole Br2/mole), was lowered significantly to 0.69-0.90. Promising increase of smoke point values were observed from 11 mm to 16-24 mm, indicating a higher H content of the processed oil, thus making it suitable as a substitute for petroleum kerosene.
Studi Hidrogenasi Minyak Biji Kapok dengan Katalis Pd/C untuk Bahan Baku Biodiesel Tedi Hudaya; Tatang Hernas Soerawidjaja; Liana Liana
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3142.55 KB)

Abstract

Bahan bakar yang saat ini sangat banyak digunakan sebagai sumber energi adalahbahan bakar minyak (BBM). BBM merupakan sumber daya tak terbaharui karena prosespembentukannya yang memakan waktu yang sangat lama. Untuk mengantisipasi terjadinyakrisis bahan bakar, perlu dikembangkan bahan bakar berbasis sumber daya yang dapatdiperbaharui, salah satunya adalah biodiesel. Bahan baku biodiesel yang potensial untukdikembangkan di Indonesia adalah minyak biji kapok (Ceiba pentandra). Namun biodieselyang berasal dari biji kapok ternyata bereaksi positif pada Uji Halphen, karena masihmengandung gugus siklopropenoid. Gugus siklopropenoid bersifat reaktif sehingga membuatbiodiesel menjadi kental (viscous) dan menimbulkan deposit yang menyebabkanpenyumbatan pada nozzle mesin/motor diesel.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi proses hidrogenasi yang cocokuntuk mengkonversi gugus siklopropenoid dalam minyak biji kapok. Penelitian dilakukandengan proses hidrogenasi perpindahan minyak biji kapok menggunakan larutan kaliumformat sebagai pendonor hidrogen. Katalis 5% palladium dengan penyangga karbon dibuatdan digunakan untuk mempercepat dan mendukung terjadinya proses hidrogenasi.Temperatur hidrogenasi dilakukan pada temperatur rendah agar reaksi polimerisasi gugussiklopropenoid tidak terjadi. Jumlah katalis Pd/C ditentukan agar proses hidrogenasi terjadidengan efisien, mengingat harga Palladium yang tinggi. Metode titrasi menggunakan reagenDurbetaki dilakukan untuk mengetahui konsentrasi gugus siklopropenoid sebelum dansetelah proses hidrogenasi.Proses hidrogenasi perpindahan dengan menggunakan larutan kalium format(KCOOH) 10M sebagai sumber hidrogen dapat mengkonversi gugus siklopropenoid yangterkandung dalam minyak kapok. Semakin lama proses hidrogenasi dilakukan, maka semakinbanyak gugus siklopropenoid yang terkonversi. Namun, minyak kapok memiliki suatubatasan dimana minyak tersebut akan berubah strukturnya akibat terjadinya reaksipolimerisasi. Dalam rentang percobaan yang telah dilakukan, proses hidrogenasi lebih baikdilakukan pada temperatur 55oC.
Hidrogenasi Elektrokimia Hidrokarbon Terpen Tedi Hudaya; Tatang Hernas Soerawidjaja; Antonius Rionardi
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1277.113 KB)

Abstract

Energi merupakan kebutuhan pokok setiap manusia dan selama ini berasal dari minyak bumi yang tak terbarukan. Penggunaan minyak bumi yang berlebihan dan terus meningkat dapat menyebabkan meningkatnya suhu bumi atau pemanasan global. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber energi terbarukan yang berasal dari tumbuhan untuk mengurangi penggunaan minyak bumi. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya hayati oleh karena itu diperlukan pengembangan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. Salah satu sumber bahan baku yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak terpentin. Minyak tersebut dapat diolah agar kualitasnya menyerupai kerosin ataupun avtur. Proses pengolahan ini perlu dilakukan agar minyak terpentin dapat memenuhi syarat mutu titik asap dan titik beku sesuai ketentuan (standar) bagi kerosin dan avtur.Penelitian ini memiliki tujuan meningkatkan kadar hidrogen yang terdapat dalam minyak tepentin agar dapat meningkatkan titik asapnya. Kadar hidrogen dapat ditingkatkan dengan proses hidrogenasi. Pada penelitian ini dilakukan hidrogenasi secara elektrokimia (elektrokatalitik). Proses hidrogenasi elektrokimia (secara elektrokatalitik) dipilih karena proses ini dapat dilakukan pada kondisi temperatur dan tekanan rendah. Selain itu, resiko pelepasan gas hidrogen dapat dihindari karena dalam proses tersebut tidak digunakan gas hidrogen. Sumber listrik bagi sel elektrokimia pun dapat dibangkitkan dari sumber –sumber yang terbarukan misalnya dari kincir angin, turbin air mini (microhidro) dan lain-lain.Proses hidrogenasi elektrokimia dilakukan di dalam suatu sel elektrokimia. Percobaan – percobaan yang dilakukan terdiri dari percobaan pendahuluan dan percobaan utama. Pada percobaan pendahuluan dilakukan pengujian untuk menentukan kondisi tegangan kerja optimum bagi proses hidrogenasi elektrokimia. Pada percobaan utama dilakukan proses hidrogenasi elektrokimia terhadap minyak terpentin dengan memvariasikan konsentrasi larutan elektrolit serta waktu proses hidrogenasi yang dilakukan. Setelah proses hidrogenasi selesai dilakukan analisis tingkat kejenuhan dari minyak terpentin dengan cara uji brom (titrasi bromida-bromat) dan uji nyala api menggunakan lampu cempor lalu dibandingkan dengan kerosin maupun avtur
EKSTRAKSI, ISOLASI, DAN UJI KEAKTIFAN SENYAWA AKTIF BUAH MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA) SEBAGAI PENGAWET MAKANAN ALAMI Tedi Hudaya; Susiana Prasetyo; Anastasia Prima Kristijarti
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2279.882 KB)

Abstract

Indonesia yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati merupakan sumber dan penghasil tanaman rempah-rempah terbesar di dunia, yang berpotensi untuk diolah lalu dimanfaatkan sebagai bahan pangan, kosmetika, dan obat-obatan. Salah satu tanaman asli Indonesia yang memiliki banyak potensi adalah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), karena dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami (merah keunguan), pengawet makanan alami karena memiliki kemampuan antioksidan dan antimikroba (Hendra et al., 2011; Winarni et al., 2012), suplemen makanan karena kandungan antioksidan yang tinggi (Hendra et al., 2011), obat-obatan karena menunjukkan efek anti kanker [Hendig & Ermin, 2009; Maurya et al., 2011], dan bahan kosmetika karena kandungan antioksidan dan efek antimikroba yang dimiliki.Tujuan penelitian untuk mengkaji secara mendalam komponen bioaktif serta potensi mahkota dewa sebagai pengawet makanan alami, disertai dengan kajian-kajian teknis dan optimasi dari mekanisme ekstraksi (khususnya terkait dengan kombinasi perlakuan pelarut dan perlakuan awal bahan), serta penentuan prosedur operasi baku (standard operating procedure) dalam pengeringan, pengecilan ukuran dan perlakuan mekanik bahan baku untuk dapat diaplikasikan dalam industri kecil-menengah. Metode penelitian dengan menggunakan teknik ekstraksi batch dengan variasi temperatur operasi dan variasi rasio umpan terhadap pelarut metanol. Analisis fitokimia dilakukan terhadap ekstrak dan dilengkapi dengan uji antioksidan dengan metode inhibisi radikal bebas DPPH (1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).Kesimpulan metode tray drier dan kering angin menghasilkan ekstrak dengan komponen bioaktif terlengkap. Metode pengeringan dengan matahari kehilangan senyawa alkaloid selama pengeringan sedangkan bahan beli selain kehilangan senyawa alkaloid, juga kehilangan senyawa saponin. Proses pengeringan buah mahkota dewa dengan tray drier mampu memberikan aktivitas antioksidan ekstrak tertinggi dengan nilai DPPH ekuivalen sebessar 0,200 μmol DPPH/mg padatan kering. Metode pengeringan lain seperti pengeringan dengan matahari dan kering angin serta pembanding bahan beli dari pasar tradisional menghasilkan nilai DPPH ekuivalen secara berurutan sebesar 0,037, 0,117 dan 0,117 μmol DPPH/mg padatan kering. Tititk maksimum dari penelitian ini tercapai pada T=50 ºC dan rasio F:S= 1:50 (g/mL) dengan perolehan oleoresin maksimum sebesar adalah 0,3034 g oleoresin/g padatan kering dan aktivitas antioksidan maksimum sebesar 0,2925 μmol DPPH/g padatan kering.
KAJIAN HIDRODEOKSIGENASI MINYAK BIJI KAPOK (CEIBA PENTANDRA) DENGAN KATALIS Ni-Mo/γ-Al2O3 UNTUK SINTESA BIOHIDROKARBON Tedi Hudaya; I Gede Pandega Wiratama
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1298.132 KB)

Abstract

Energi merupakan salah satu kebutuhan vital bagi masyarakat terutama di sektor transportasi, yaitu bahan bakar minyak. Dalam proses produksi bahan bakar minyak, masih digunakan minyak bumi sebagai bahan baku, tetapi minyak bumi merupakan bahan bakar yang tak terbaharui, serta jumlahnya dalam lapisan kulit bumi pun terbatas sehingga menyebabkan harga bahan bakar minyak semakin melonjak. Meninjau dari permasalahan ini, banyak dilakukan penelitian untuk memproduksi hidrokarbon dari bahan substitusi yang dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar hayati (biofuel).Minyak biji kapok merupakan salah satu jenis minyak nabati yang berpotensi sebagai bahan substitusi produksi hidrokarbon yang terbaharukan di Indonesia. Minyak non pangan ini mengandung asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh, dan asam lemak bergugus siklopropenoid yang dapat diolah menjadi biohidrokarbon. Ikatan rangkap dalam asam lemak minyak biji kapok ini dijenuhkan dan kandungan oksigen di dalamnya dihilangkan hingga membentuk hidrokarbon jenuh rantai panjang dengan produks samping berupa air, propana, CO, dan CO2 melalui proses hydrotreating dengan reaksi hidrogenasi dan hidrodeoksigenasi, dengan reaksi samping dekarboksilasi secara simultan.Percobaan dalam penelitian akan diawali dengan proses persiapan dan pembuatan katalis untuk reaksi hidrodeoksigenasi serta proses sulfidasi katalis. Katalis yang disintesa adalah katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan variasi massa H3PO4 dan K2CO3, serta rasio Ni/Mo dalam katalis percobaan. Tahap selanjutnya adalah proses hidrodeoksigenasi minyak biji kapok menjadi hidrokarbon rantai panjang. Proses hidrodeoksigenasi ini akan dilangsungkan dalam reaktor batch pada tekanan 6 MPa dan temperatur 360oC dengan waktu operasi 6 jam untuk mengetahui performa katalis untuk hydrotreating minyak biji kapok. Beberapa analisa terhadap produk pengolahan yang dilakukan adalah analisa FTIR, GC, XPS, uji besson, titrasi dengan reagen Durbetaki, pengukuran densitas, penentuan bilangan iodium, dan perhitungan konversi.  
Kajian Kinerja Katalis Ni-Mo-S/γ-Al2O3 Proses Hidrotreating Minyak Biji Kapok (Ceiba pentandra) untuk Sintesa Biohidrokarbon Tedi Hudaya; I Gede Pandega Wiratama
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2259.958 KB)

Abstract

Dewasa kini, bahan bakar cair merupakan salah satu kebutuhan vital dalam kehidupan manusia, yang digunakan secara intensif baik dalam transportasi dan industri. Namun, sampai saat ini bahan bakar cair, yang terdiri dari campuran hidrokarbon, masih diproduksi hampir seluruhnya dari minyak bumi. Padahal minyak bumi merupakan sumber daya yang tak terbaharui dan cadangannya kian menipis. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mencari bahan bakar cair alternatif termasuk dalam produksi hidrokarbon dari sumber terbarukan seperti minyak nabati (vegetable oil) sangat penting perannya untuk ketahanan energi di masa yang akan datang.Di Indonesia, minyak nabati merupakan bahan baku bahan bakar cair terbarukan (biofuel) yang sangat menjanjikan, mengingat produktivitas tanaman penghasil minyak (seperti sawit, jarak pagar, kapok, nyamplung, dan lain-lain) dan letak Indonesia di daerah katulistiwa dengan curah hujan dan sinar matahari yang melimpah.Minyak biji kapok, merupakan salah satu dari banyak minyak non-pangan di Indonesia, sangat berpotensi untuk diolah menjadi hidrokarbon terbarukan (bio-hidrokarbon). Melalui proses hidrotreating, yaitu hidrogenasi dan dehidrodeoksigenasi, ikatan rangkap dalam asam lemak (termasuk gugus siklopropenoid) dari minyak dapat dijenuhkan dan gugus oksigen dapat dihilangkan hingga dihasilkan propana (hidrokarbon utama dalam LPG) dan campuran hidrokarbon jenuh rantai panjang yang dapat digunakan langsung sebagai biosolar maupun diolah lebih lanjut menjadi aneka bahan bakar cair seperti bensin, kerosene, maupun avtur.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses hidrotreating minyak biji kapok sehingga diperoleh campuran biohidrokarbon, dengan fokus pembuatan, pengujian kinerja, dan pengembangan formula dasar katalis hidrotreating. Penggunaan katalis sangat penting tidak hanya untuk mempercepat laju reaksi, melainkan juga untuk menurunkan temperatur maupun tekanan reaksi sehingga produksi dalam industri dapat jauh lebih ekonomis.Percobaan dalam penelitian akan diawali dengan proses persiapan dan pembuatan katalis untuk reaksi hidrodeoksigenasi serta proses sulfidasi katalis. Katalis yang disintesa adalah katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan variasi rasio massa promotor K2CO3 dalam katalis. Tahap selanjutnya adalah proses hydrotreating minyak biji kapok menjadi hidrokarbon rantai panjang. Proses ini akan dilangsungkan dalam reaktor batch pada tekanan 6 MPa dan variasi temperatur (300oC dan 360oC) dengan variasi waktu operasi (3 dan 6 jam) untuk mengetahui performa katalis untuk hydrotreating minyak biji kapok. Beberapa analisa terhadap produk pengolahan yang dilakukan adalah analisa FTIR, Gas Chromatography, uji besson, titrasi dengan reagen Durbetaki, pengukuran densitas, penentuan bilangan iodium, titrasi, perhitungan konversi (berdasarkan bilangan sabun) dan analisa EDS.Hasil percobaan menunjukkan bahwa katalis yang memberikan konversi tertinggi, kadar gugus siklopropenoid terendah, bilangan iodium terendah, dan bilangan sabun terendah adalah katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan kandungan promotor K sebesar 2,32%. Proses hydrotreating diawali dengan hidrogenasi untuk penjenuhan ikatan-ikatan rangkap selama 2 jam, dilanjutkan dengan dehidrodeoksigenasi pada temperature 360oC selama 6 jam. Katalis ini juga menunjukan performa terbaik dalam mengeleminasi gugus siklopropenoid yang diamati melalui analisa FTIR, uji besson, dan titrasi dengan reagen Durbetaki. Selain itu, berdasarkan hasil analisa EDS, katalis ini juga memiliki kadar deposit karbon terkecil dibandingkan katalis percobaan lain.
Kajian Awal Sintesis Senyawa Bio-hidrokarbon Dari Sorbitol Dengan Menggunakan Asam Format Sebagai Reduktor Michael Gunawan; Tedi Hudaya; Tatang Hernas Soerawidjaja
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2018: PROSIDING SNTKK 2018
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preliminary Study of the Cyclization of Conjugated Unsaturated Fatty Acid Chain in Kemiri Sunan Oil Felicia Elsa; Tedi Hudaya; Tatang Hernas Soerawidjaja
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2016: Prosiding SNTKK 2016
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The excessive usage of crude oil as the prime source of energy has caused oil deposit depletion, and therefore forced the discovery of alternative and renewable fuel resources. Through extensive studies recently, vegetable oils are believed as one of the most promising solution.  Indonesia is a country with fertile land providing an ideal location for the plantation of oil-bearing plants. One of this potential is found in kemiri sunan (Reutealis trisperma)  oil, which contains about 50% conjugated eleostearatic acid, which can be cyclized to form aromatic compounds. In this preliminary research, kemiri sunan oil was first saponified using KOH creating K-soap solution. Mg and Cr salts were then added to this solution in order to substitute the ion K yielding a mixture of Mg soap and Cr(OH)3 base. DEA (solvent) was added to the basic Mg soap at a 4:1 (b/b) ratio while the Cr(OH)3 acted as a catalyst for the cyclization reaction. The purpose of this research was to explore the hidden potentials in kemiri sunan to synthesize an intermediate product of an aromatic compound by varying temperature (100, 150, 200 °C) and reaction time (2, 3.5 and 5 hours). The cyclization products were tested using FTIR giving absorbance peaks at 771.53 or 779.24 cm-1 which were identified as ortho-disubsituted benzene.
The Effect of Catalyst Support on the Bimetallic Ni-Ag Hydrogenation Catalyst Activity Tedi Hudaya; Nita Ardelia Jairus; Tatang Hernas Soerawidjaja
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2016: Prosiding SNTKK 2016
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hydrogenation is the addition reaction of hydrogen into double bounds molecules that are very important in chemical industry. Nickel, cheaper but less active than platinum and palladium, is widely used as a hydrogenation catalyst.  Non-fossil source of hydrogen can be derived from formic acid decomposition reaction aided by a silver catalyst. Although the activity of nickel and silver are normally less than noble metals, the combination with   appropriate support are expected to produce catalysts which can compete with the more expensive noble metals. The purpose of this research is to find out which support that gives the best hydrogenation activity in Ni-Ag bimetallic catalyst system. Support used in this research were TiO2, g-Al2O3, and activated C with mole ratio Ni:Ag varied as 2:1, 3:1, and 4:1. Hydrogenation experiments conducted using kemiri sunan (Reutealis trisperma) oil with formic acid as H source, using a supported catalyst for 5 hours. The experimental results showed that all synthesized catalysts had good and comparable activities, capable of lowering the iodine value by about 32%. Catalyst with TiO2 support gave the best activity, followed by activated C, and g-Al2O3.  Meanwhile, the metal loading that yielded the best result was Ni:Ag of 4:1 . Prolonged hydrogenation lasted for 10 hours did not cause further hydrogenation reaction.
Preliminary Study of Formic Acid Synthesis from Biomass Tedi Hudaya; Felicia Kristianti; Tatang Hernas Soerawidjaja
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2016: Prosiding SNTKK 2016
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hydrogen is considered as one of the energy sources can provide emission-free application. However, one of the difficulties of using hydrogen is the coherent characteristic of hydrogen, that obstruct the efficient and safe storage of the hydrogen. Therefore concepts for the liquid phase storage under ambient condition using formic acid have received many attention, so that formic acid synthesis methods that is economically feasible and enviromentally friendly is need to be known. One of them is oxidation sorbitol to form formic acids. This research will begin with synthesis of H5PV2Mo10O40 as catalyst. Preliminary experiments is done by varying reaction time (15,20, 25, 30, 60, 120, 180 minutes) to get the most favorable time. The main experiments will be done by varying pressure, temperature, and the catalyst’s in the exact reaction time. All of the oxidation reaction product then is analyzed using HPLC. The results show that the conversion of sorbitol is usually achieved at almost 100%, and the maximum yield that is achieved (75,40%) at 25 bar, 1400C, and 0,6% w/w. The effects of temperature to conversion of sorbitol and yield of formic acid is significant. The effect pressure to conversion and yield is significant at 1200C, but slightly unsignificant at the other variation. The effects of catalyst concentration is unsignificant to conversion of sorbitol, but is significant to the yield of formic acid