This Author published in this journals
All Journal Rekayasa Sipil
Ari Wibowo
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Effect Of Fibrous Concrete Batches At The Age Of 730-Days Through Analytical And Experimental Tests Indradi Widjatmiko; Ari Wibowo; Devi Nuralinah; D. Mulyaningrum
Rekayasa Sipil Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.786 KB)

Abstract

This research is a continuous study to investigate the effect of fibrous concrete batches at the age of 730-days and hence makes a comparison with experimental results conducted by Bryceson (2003). Modelling the finite element is carried out in linear static solver and non-linear static solver to verify the experimental results of column specimens recorded by Bryceson (2003). Polypropylene fibres were used in this study with the high strength concrete of recorded compressive strength of 72 MPa (Bryceson, 2003). Two fibre contents (0.1 %, and 0.3 %) with different fibre location were proposed by Bryceson (2003) for the column specimens. For each batch of fibre content, three columns were cast by Bryceson (2003). One consisted of fibrous concrete for the entire section, while the second column consisted of fibrous concrete at the cover and the region through the steel reinforcement only and the third column consisted of fibrous concrete at the cover only. A control references column was cast with non-fibrous concrete at the entire cross-section for comparison purpose (Bryceson, 2003). Therefore, in this study, similar modelling of columns was done in finite element analysis to conduct the analytical results. All column models were tested in finite element analyses in both linear static solver and non-linear static solver under concentric axial compression. Linear static solver used the ultimate load which was recorded by Bryceson (2003) to determine the displacement, while the non-linear static solver used ultimate load with increment (0%, 20%, 40%, 60%, 80%, and 100%). The analytical results are then graphed and compared with the experimental results which were conducted by Bryceson (2003). This study found that the analytical results obtained from non-linear static solver provides a better comparison for the experimental results conducted by Bryceson (2003) as compared to analytical results obtained from linear static solver. This study found that the column of 0.1% fibre content at the cover produced the least displacement of 11.19 mm in non-linear static solver compared to others. In conclusion, 0.1 % fibre content exhibited a better performance in terms of lower displacement. 
Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Dan Rasio Tulangan Longitudinal Terhadap Mekanisme Dan Pola Retak Kolom Bertulangan Ringan Akibat Beban Siklik Ari Wibowo; Sugeng P. Budio; Siti Nurlina; Eva Arifi; Dufanti Ayu W
Rekayasa Sipil Vol 10, No 3 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.172 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2016.010.02.01

Abstract

Kolom merupakan struktur batang tekan vertikal yang memiliki fungsi utama sebagai penyalur beban-beban bangunan dari atas hingga ke pondasi. Di Indonesia, masih sering dijumpai bangunan tua dan rumah tinggal yang memiliki rasio tulangan longitudinal kurang dari 1% atau biasa dikenal dengan kolom bertulangan ringan. Kolom bertulangan ringan dipercaya memiliki performa yang buruk dalam menahan gempa, padahal di beberapa kasus yang ditemui di banyak negara, kolom bertulangan ringan cukup mampu bertahan terhadap gempa. Di sisi lain jarak sengkang merupakan salah satu aspek konstruksi yang penting pada kolom. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang jarak sengakang dan rasio tulangan longitudinal. Penelitian ini membahas tentang pengaruh jarak sengkang dan rasio tulangan longitudinal terhadap kolom bertulangan ringan akibat beban siklik.Dalam penelitian ini kolom beton bertulang digunakan sebagai benda uji dengan banyak benda uji sebanyak 4 buah kolom dengan variasi rasio tulangan longitudinal (0,8% dan 1,1%) dan variasi jarak sengkang (15 cm dan 25 cm). Pengujian dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan sebesar 0.1 Pu dan beban siklik hingga kolom melewati keruntuhan beban lateral dengan metode displacement control. Data berupa beban dan perpindahan setiap siklusnya dicatat untuk analisis mekanisme retak. Sedangkan gambar diambil sebagai acuan pola retak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mekanisme yang terjadi pada keempat spesimen kolom adalah sama, dimana terjadi retak lentur pada pembeban awal. Keruntuhan lateral terjadi pada drift yang hampir sama pada spesimen dengan rasio tulangan yang sama. Sehingga variasi jarak sengkang tidak begitu berpengaruh pada mekanisme retak kolom tersebut. Adapun besarnya beban saat retak untuk masing-masing spesimen L15C, L25C, M15C, dan M25C berurutan adalah sebesar 1127 kg, 1062 kg, 1008,5, dan 937 kg. Pola retak yang terjadi pada keempat spesimen adalah sama, yang diawali dengan retak lentur dan kemudian dilanjutkan dengan retak geser. Jarak sengkang yang lebih rapat (15 cm) akan menghasilkan jarak retak yang lebih rapat daripada sengkang dengan jarak yang lebih renggang (25 cm). 
Pengaruh Posisi Beban Terhadap Tegangan Dan Rotasi Batang Tepi Bawah Jembatan “Boomerang Bridge” Ari Wibowo; Devi Nuralinah; Wisnumurti Wisnumurti; Erwin Widya A.
Rekayasa Sipil Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.822 KB)

Abstract

Jembatan “Boomerang Bridge” merupakan Jembatan model rangka baja yang memperoleh penghargaan Juara I dalam Kompetisi Jembatan Indonesia ke-9 Tahun 2013. Terdapat perbedaan nilai lendutan antara perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga dilakukan penelitian juga pada variabel lain yaitu tegangan batang dan rotasi batang tepi bawah. Tahap pertama yaitu uji elastisitas baja dengan bahan yang sejenis dengan profil rangka. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 183.102,5 MPa. Tahap selanjutnya adalah perhitungan teoritis dan hasil pengujian untuk mendapatkan nilai regangan, gaya batang, tegangan, dan rotasi batang. Perbedaan antara perhitungan teoritis dengan pengujian dinyatakan dalam persentase perbandingan. Perbandingan nilai tegangan dari hasil perhitungan teoritis dan pengujian yaitu seperempat bentang dekat tumpuan sendi sebesar 8,922%, di tengah bentang sebesar 5,476%, dan seperempat bentang dekat tumpuan rol sebesar 7,522%. Perbandingan rotasi teoritis dengan pengujian didapatkan nilai persentase sebesar 22,365% dan sama di berbagai posisi pembebanan. 
Pengaruh Campuran Kadar Bottom Ash Dan Lama Perendaman Air Laut Terhadap Kuat Tekan, Lendutan, Kapasitas Lentur, Kuat Geser Dan Pola Retak Balok Ristinah Syamsuddin; Taufik Hidayat; Ari Wibowo; Devi Nuralinah
Rekayasa Sipil Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.828 KB)

Abstract

Bottom ash merupakan salah satu limbah PLTU karena jumlahnya yang sangat banyak dan tidak dapat dibuang di sembarang tempat, maka bottom ash seringkali direkayasa sebagai bahan campuran untuk membuat beberapa jenis bahan material dalam proyek pembangunan. Contohnya adalah batu bata dan genting. Kali ini kami mencoba untuk menggunakan bottom ash sebagai campuran semen dalam pembuatan beton. Karena seperti yang kita ketahui jumlah limbah ini akan terus bertambah seiring berjalannya PLTU. Maka dari itu tujuan penelitian kami adalah untuk memanfaatkan limbah bottom ash sebagai campuran semen untuk pembuatan beton dengan bentuk cube maupun tetrapod yang biasa digunakan sebagai pemecah ombak (breakwater) di sekitar pelabuhan. Berikutnya, metode penelitian yang akan diterapkan adalah dengan membuat beton normal (tanpa campuran) dan tiga kadar variasi beton dengan campuran 10% , 20% dan 25% bottom ash terhadap semen. Setelah mengalami pengikatan selama 1-2 hari beton yang kami buat akan di curing (direndam) dalam air laut dengan rentang waktu mulai 7, 14 hingga 28 hari. Setelah proses perendaman dalam berbagai kurun waktu tersebut kemudian keseluruhan beton akan di uji kuat tekan. Hasil dari berbagai variabel tersebut akan dibandingkan hingga akhirnya dapat dapat disimpulkan apakah limbah bottom ash dapat digunakan sebagai campuran semen dalam pembuatan cube maupun tetrapod. 
Evaluasi Kinerja Waktu Tempuh Kereta Api Segmen Bojonegoro - Kandangan Ari Wibowo; Achmad Wicaksono; Ludfi Djakfar
Rekayasa Sipil Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.111 KB)

Abstract

Kereta api merupakan moda yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus. Beberapa keunggulan dari kereta api adalah kemampuannya dalam mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, memiliki faktor keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien untuk angkutan jarak jauh. Namun sampai saat ini masih terjadi masalah utama dalam hal kinerja yang tercermin dalam waktu keterlambatan, dan indikator utamanya adalah kecepatan dan waktu tempuh. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan optimasi waktu tempuh dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mungkin menjadi penyebab keterlambatan dari segi sarana dan prasarana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi profil kecepatan dengan menggunakan program atau software yang dikembangkan berdasarkan persamaan pergerakan dinamik Newton dan diaplikasikan di wilayah Daop 8 Surabaya koridor Bojonegoro - Kandangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tempuh kereta Kelas Executif Argo lebih cepat 2,11 menit, untuk kelas Executive Satwa lebih cepat 12 menit, untuk kelas Bisnis lebih cepat 14 menit, untuk kelas Ekonomi lebih cepat 11 menit. Sedangkan pertambahan stamformasi kereta 1 sampai dengan 5 kereta secara umum menambah 0,008 – 2,076 menit . 
Perilaku Geser Pada Dinding Panel Jaring Kawat Baja Tiga Dimensi Dengan Variasi Rasio Tinggi Dan Lebar (Hw/Lw) Terhadap Beban Lateral Statik Ari Wibowo; Wisnumurti Wisnumurti; Ribut Hermawan
Rekayasa Sipil Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.881 KB)

Abstract

Dinding geser merupakan salah satu konsep penyelesaian masalah gempa dalam bidang Teknik Sipil. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dinding geser bahwa dinding geser tidak boleh runtuh akibat gaya geser. Dinding geser hanya boleh runtuh akibat adanya momen plastis yang menyebabkan timbulnya sendi plastis pada bagian kakinya. Dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi yang didesain sebagai dinding struktural salah satu contohnya pada jenis dinding M-Panel yaitu single panel structures (PSM). Dinding M-Panel jenis PSM ini merupakan dinding struktural yang didesain untuk menahan beban lateral. Dinding ini didesain dengan beberapa ketebalan yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perilaku geser yang terjadi pada dinding panel jaring kawat baja tiga dimensi seperti dinding M-Panel jenis PSM terhadap beban lateral statik yang dalam hal ini berupa pengujian beban statik (Static Load Test) dengan variasi rasio tinggi dan lebar (Hw/Lw) dinding. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perilaku geser (shear behavior) yang dominan terjadi pada dinding dengan rasio tinggi dan lebar dinding (Hw/Lw) = 1. 
Crack Depth Measurement of Reinforced Concrete Beams Using UPV Ari Wibowo; Hendro Suseno; M. Hamzah Hasyim; Roland Martin S.; Christin Remayanti N.; Ardian Prima K.
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.211 KB)

Abstract

Cracks in the concrete should not be ignored because it can cause serious problems. Cracks in concrete usually terms only in wide of rift, so a review of crack depth is needed. Crack depth can be measured by Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). UPV test is one of the Non Destructive Tests on the building. UPV testing is influenced by several factors such as reinforced steel. The aim of this study is to determine the accuracy of crack depth in reinforced concrete beams with a thickness of concrete cover measured by UPV. Four variations of 15 concrete beams and one variation of unreinforced beam with thick concrete cover are used in this study. Three test specimens are used for each variation. The thickness of concrete cover is measured at point of 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm. The concrete beams of 15 x 20 x 50 cm in size were designed with 8 cm crack depth. Artificial crack in the concrete beam is generated in a way to give the sealing of cracks in the aluminum zinc plate formwork before casting occur. Crack protection removed from the formwork with duration of 3-4 hours after casting. Crack depth measured by UPV test is done after 28 days concrete age. The results showed that there is a relative error of crack depth measured with UPV test. The average relative error of concrete with a thickness cover of 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm was respectively 6.80 %, 6.63 %, 5.48 % and 4.91 %. The average relative error of unreinforced concrete was 4.59 %. Statistical analysis with one way F test shows that there is no significant difference between the relative error of crack depth measured with UPV test at each cover depth variation and unreinforced concrete with α = 0.05. 
Variasi Rasio Volume Tulangan Transversal dengan Inti Beton Terhadap Daktilitas Aksial Kolom Beton Bertulang Ari Wibowo; Mohammad Taufik Hidayat; Ainur Rochim
Rekayasa Sipil Vol 3, No 3 (2009)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.484 KB)

Abstract

Pengekangan pada kolom beton dipengaruhi beberapa parameter. Parameter-parameter tersebutantara lain adalah rasio volume tulangan transversal, spasi, kekuatan leleh, susunan tulangan transversal, kuattekan beton, dimensi penampang, kandungan dan susunan tulangan longitudinal, dan cover beton. Dalamstudi kali ini dibahas tentang pengaruh rasio tulangan transversal ( ρs ) terhadap nilai kekakuan aksial dandaktilitas aksial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi volume tulangan transversal ( ρs) terhadap nilai kekakuan aksial dan daktilitas aksial dengan mengambil variasi sebesar 0,37%; 0,68%; dan1,05% dengan menggunakan benda uji kolom beton bertulang ukuran 15 x 15 cm dan panjang kolom 70 cm.Benda uji dibebani dengan beban tekan aksial sentris.Berdasarkan data hasil penelitian maka dilakukan analisis statistik dari pengujian hipotesis denganmengambil resiko kesalahan 5 % di dapat nilai fhitung = 138,503 > f tabel = 3,040 sehingga dapatdisimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variasi rasio volume tulangan transversal terhadapnilai kekakuan aksial.Untuk perhitungan pengaruh variasi rasio volume tulangan transversal terhadap nilaidaktilitas aksial, tidak dapat dilakukan analisis statistik sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan. Hal inidisebabkan besarnya kuat tekan beton yang didapatkan dari hasil eksperimen dibandingkan dengan kuattekan beton dari prediksi awal sehingga alat uji tekan kolom tidak mampu membebani sampai dengan bebanruntuh. 
Analisis dan Desain Kolom Biaxial Berdasarkan SNI 03-2847-2002 dengan Menggunakan Software Borland Delphi Saifoe El Unas; Ari Wibowo; Ratna Kartikasari
Rekayasa Sipil Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.451 KB)

Abstract

Kompleksnya perhitungan kapasitas kolom biaksial dikarenakan adanya letak sumbu netral penampang yang miring dan membentuk sudut θ akibat adanya interaksi antara momen lentur dua arah dan gaya aksial, menyebabkan perencanaan kolom menjadi lebih rumit dan lama jika dilakukan secara manual, sehingga harus digunakan prosedur coba-coba dan penyesuaian untuk mendapatkan hasil yang paling efisien. Perencanaan kolom biaksial memerlukan suatu alternatif perhitungan yang tepat, cepat, akurat dan efisien, sehingga proses disain pada kolom biaksial menjadi lebih mudah. Salah satu cara untuk mempemudah proses desain kolom biaksial adalah dengan menggunakan program komputer.Perhitungan kekuatan kolom dalam menahan kombinasi lentur dan beban aksial didasarkan pada metode kekuatan batas sebagaimana tercantum dalam SNI 03-2847-2002, langkah awal pembuatan program adalah pembuatan algoritma dan diagram alir yang perhitungannya didasarkan persamaan-persamaan matematis yang diturunkan secara eksak, sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 7. Supaya keakuratannya terjamin akan dilakukan kontrol validitas program dengan rumus-rumus pendekatan yang sudah ada.Hasil perhitungan program tidak banyak memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan metode-metode yang ada. Namun perhitungan program cenderung lebih efisien, dari segi pemilihan jumlah tulangan paling mendekati luasan yang dibutuhkan oleh penampang. Program komputer ini menghasilkan pemilihan jumlah tulangan yang paling optimum berdasarkan rata-rata beban luar yang bekerja. Untuk mengetahui kecukupan dari hasil desain ini adalah dengan cara memasukkan data-data yang ada pada submenu analisis untuk kolom biaksial sehingga kapasitas kolom dalam menahan beban luar yang bekerja dapat diketahui dari laporan yang ada, dimana laporan ini didasarkan pada nilai r yang dicari dan terpenuhi atau tidaknya jarak spasi antar tulangan sesuai dengan yang disyaratkan dalam SNI 03-2847-2002. 
Analisa Hubungan Tegangan-Regangan Pada Kolom Beton Bertulang Mutu Tinggi Ari Wibowo
Rekayasa Sipil Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.673 KB)

Abstract

Perilaku beton terkekang dipengaruhi oleh beberapa parameter. Parameter-parameter tersebut antara lain : a) rasio volume tulangan transversal, b) spasi ,c) kekuatan leleh, d) susunan tulangan transversal, e) kuat tekan beton, f) dimensi penampang, g) kandungan dan susunan tulangan longitudinal, h) cover beton. Dalam studi kali ini dibahas tentang perbandingan analisa hubungan tegangan-regangan dengan mengacu ke parameterparameter diatas, dan diperbandingkan dengan hasil eksperimental untuk melihat yang paling mendekati eksak.