Ihda Novia Indrajati
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS BAHAN APRON SINTETIS DENGAN FILLER TIMBAL (II) OKSIDA SESUAI SNI UNTUK PPOTEKSI RADIASI SINAR-X Zaenal Abidin; Degesha Alkrytania; Ihda Novia Indrajati
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 9 No 1 Mei 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.103 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2015.9.1.3562

Abstract

ANALISIS BAHAN APRON SINTESIS DENGAN FILLER TIMBAL (II) OKSIDA SESUAI SNI UNTUK PROTEKSI RADIASI SINAR-X. Telah dilakukan penelitian tentang bahan apron sintetis filler timbal (II) oksida untuk proteksi radiasi sinar-X sesuai dengan peraturan kepala BAPETEN No.8 tahun 2011 yang menyebutkan bahwa apron yang disediakan  di unit radiologi  diagnostik  intervensional  harus setara  dengan  0,35  mm  Pb atau  0,5 mm  Pb. Pembuatan bahan apron sintetis berbahan dasar PVC dengan cara calendering dengan timbal (II) oksida sebagai  filler  dimaksudkan  agar  didapatkan  apron  yang memenuhi  standar  keselamatan,  ringan,  kuat  dan nyaman   digunakan   serta   memenuhi   Standar   Nasional   Indonesia   (SNI   1294-2009).   Hasil   pengujian menggunakan pesawat sinar-X Lorad LPX 200 STTN-BATAN dengan tegangan tabung sebesar 120 kV menunjukan bahwa koefisien atenuasi sampel adalah sebesar 0,25 mm-1 dan melalui perhitungan diketahui tebal bahan apron kulit sintetis filler PbO yang setara dengan pelat timbal murni Pb 0,5 mm adalah sebesar 3,425 mm dengan daya serap sebesar 57,52% dan memenuhi pengujian kuat tarik dan kemuluran bahan sesuai SNI 1294-2009.
Efek ukuran, bentuk dan konsentrasi partikel precipitated calcium carbonate (PCC) yang ditambahkan pada sifat mekanik komposit karet alam Ihda Novia Indrajati; Indiah Ratna Dewi; Ike Setyorini
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v29i1.218

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this research was to study the effect of particle size, shape andconcentration of PCC on mechanical properties of natural rubber composites, i.e. tensilestrength (Ts) and elongation at break (Eb) at original and aging conditions. Two kinds of PCCwere used, PCCL (local, size 12 μm, uncoated) and PCCD (commercial, size 0.03-0.06 μm,stearate coated). PCCL was pre-treated by applying stearic acid. PCCLA was characterized withFTIR, TG/DTA thermal analysis, and morphological test using SEM. The loading of PCC were2.5; 5.0; 7.5; 10.0 and 12.5 phr respectively. Natural rubber composites were compounded usinglaboratory scale two roll mill. The incorporation of PCCLA or PCCD into rubber matrixincreased Ts and Eb. Both Ts and Eb initially increased continued up to the maximum point thendecreased. The maximum point of Ts and Eb of PCCLA were given on 10 phr, while of PCCD wereon 10 phr and 5 phr resepectively. PCCLA with its cubical particle shape gave higher Ts and Ebthan those PCCD with its needle-like shape, eventhough the particle size was larger. Agingincreased tensile and elongation, because of excessive crosslinking. The characeristic of theinterfacial adhesion between rubber matrix and PCC particle was estimated by Ts value, andproved that the Ts of PCCLA higher than those of PCCD.Keywords: PCC, mechanical properties, natural rubber composites, particle size and shapeABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh ukuran partikel, bentuk dan konsentrasiPCC terhadap sifat mekanik komposit karet alam yang meliputi tegangan putus (Ts) danperpanjangan putus (Eb) pada kondisi awal dan pengusangan. PCC yang digunakan yaitu PCCL,(produk lokal, ukuran partikel 12 μm, tanpa pelapis) dan PCCD, (komersial, ukuran partikel0,03-0,06 μm, dilapisi stearat). PCCL diaktivasi menggunakan asam stearat. KarakterisasiPCCLA dilakukan dengan FTIR, analisa termal TG/DTA dan uji morfologi dengan SEM.Konsentrasi PCC yang digunakan berturut-turut 2,5; 5,0; 7,5; 10,0 dan 12,5 phr. Komposit karetalam dibuat menggunakan two roll mill skala laboratorium. Penambahan PCCLA maupun PCCDmeningkatkan tegangan putus dan perpajangan putus komposit. Kenaikan konsentrasi PCCLAmaupun PCCD dalam matriks karet alam menaikkan tegangan putus hingga maksimum dankemudian turun. Nilai maksimum tegangan putus dan perpanjangan putus PCCLA berturut-turutdiberikan pada konsentrasi 10 phr sedangkan PCCD pada 10 phr dan 5 phr. Partikel PCCLAberbentuk kubus memberikan tegangan putus dan perpanjangan putus lebih tinggi daripadaPCCD dengan bentuk partikel jarum, meskipun ukuran partikelnya lebih besar. Pengusangankomposit karet alam telah meningkatkan nilai tegangan putus dan perpanjangan putus yangdisebabkan oleh proses pembentukan ikatan silang lanjutan pada komposit. Karakteristik adhesilapisan antar muka matriks karet dan partikel PCC, diestimasi dengan nilai tegangan putusnya,dan terbukti bahwa tegangan putus PCCLA lebih tinggi daripada PCCD.Kata kunci: PCC, sifat mekanik, komposit karet alam, bentuk dan ukuran partikel
Pengaruh penambahan pati tapioka terhadap sifat mekanis dan struktur komposit high density polyethylene Dwi Wahini Nurhajati; Ihda Novia Indrajati; Hesty Eka Mayasari; Muhammad Sholeh
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 2 (2018): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.533 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v34i2.4138

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan pati tapioka terhadap sifat mekanis dan struktur komposit plastik high density polyethylene (HDPE). Komposit HDPE berisi pati tapioka dibuat menggunakan internal mixer Haake Rheomix pada suhu 130°C dan kecepatan rotor 40 rpm selama 15 menit. Pati tapioka sebelum dibuat komposit dicampur lebih dulu dengan gliserol, air dan asam asetat. Jumlah pati di dalam komposit HDPE divariasi 30, 40, 50, 60, dan 70%. Penambahan pati tapioka menurunkan sifat kuat tarik namun meningkatkan nilai perpanjangan putus dan densitas komposit HDPE. Perlakuan aging terhadap komposit HDPE yang berisi pati tapioka ≥ 50% menaikkan sifat kuat tarik namun menurunkan sifat perpanjangan putusnya. Difraktogram XRD komposit HDPE memperlihatkan bahwa penambahan pati tapioka menyebabkan terjadinya pergeseran nilai 2-theta dan penurunan intensitasnya. Spektra FTIR komposit HDPE yang berisi pati tapioka memperlihatkan pergeseran panjang gelombang yang diduga terjadinya transisi amorf-kristal.
Kinetic studies on thermal degradation of natural rubber/butyl rubber Muhammad Sholeh; ihda Novia Indrajati; Arum Yuniari
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 1 (2018): Majalah Kulit, Karet dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.209 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v34i1.3460

Abstract

The knowledge of how rubber breakdown on heating in oxidative environment is important in processing and using the material. In the present work, we performed thermogravimetric analysis and utilized three iso-conversional kinetic models to get apparent activation energies of thermal degradation of natural rubber/butyl rubber. Blending of RSS/butyl and additives was done using a laboratory two-roll mill. Cure time of the blended compound was determined by a moving die rheometer. The compound was compression moulded at 160°C with a pressure of 150 kg/cm2 using a laboratory hot press. Thermogravimetric analysis was carried out from 30°C to 800°C in air flow of 200 ml/min with heating rates of 5, 10, 15, and 20°C/min. The kinetic parameters were determined by three isoconversional models (Kissinger, Doyle, and Flynn–Wall–Ozawa model).  The result revealed that the thermal decomposition of the blend occurs in two stages, DTG peaks tends to shift to a higher temperature and the values of DTG peaks increase with the increase of heating rate, and the three isoconversional models gave similar apparent activation energies. The activation energy obtained can be used to predict thermal lifetime of the material.