Nurkolis Program Pascasarjana MP IKIP PGRI Semarang
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFISIENKAH BELANJA PENDIDIKAN KABUPATEN? IKIP PGRI Semarang, Sunandar Program Pascasarjana MP; IKIP PGRI Semarang, Nurkolis Program Pascasarjana MP
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 1, No 1 (2012): April
Publisher : Jurnal Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. The focus of this research is the efficiency of education expenditure, education inputs, educataions outputs, and education outcomes on basic education. Data collection use documents as a major source, data analisys tecknique use combination of quantitative and descriptive qualitative. This reasearch located in Wonosobo District,2011. Research finding shows that for four years recently education expenditure above 20 %. For 95 % allocated to indirect expenditure as of employee salary. The inputs of basic education especially provision of schools and classrooms are exceeded the need, but the availability of good classrooms and urinoir are less than enough. Inputs of class-teacher and subject matter teacher are exceeded the need but compolsary hours of teaching low. Teacher qualification are under the standard.Outputs of education are good according to the repetition rate, drop out rate, and school completion. Outcomes of education are good according to gross participation rate, net participation rate, and score of national exam. It’s concluded that education efficiency has not happen yet since there is inefficiency in salary. It’s recomended to reorganize teachers and administrators. Abstrak: Fokus penelitian ini adalah efisiensi belanja pendidikan, input pendidikan, output pendidikan dan outcome pendidikan dasar. Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi sementara, teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif-kualitatif. Penelitian berlokasi di Kabupaten Wonosobo tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir belanja pendidikan termasuk gaji telah melebihi 20 % dari APBD. Sebesar 95 % belanja pendidikan untuk belanja tidak langsung berupa gaji. Input pendidikan dasar dilihat dari jumlah sekolah dan ruang kelas terdapat kelebihan. Tetapi dilihat dari jumlah ruang kelas yang layak pakai dan jumlah WC masih ada kekurangan. Input tenaga kependidikan baik guru kelas dan guru mata pelajaran juga mengalami kelebihan, namun beban mengajar dan kualifikasi akademik pendidik masih banyak yang belum memenuhi standar. Output pendidikan dasar sudah baik dilihat dari angka tinggal kelas, angka putus sekolah, dan angka ketidaklulusan. Outcome pendidikan dasar juga sudah baik dilihat dari APK, APM, dan Nilai UN yang ketiganya menunjukkan kecenderungan meningkat.  Dapat disimpulkan bahwa belanja pendidikan tidak efisiensi. Dengan demikian direkomendasikan untuk melakukan penataan  ulang pendidik dan tenaga kependidikan. Keywords: efficiency of education expenditure, education inputs, outputs, outcomes.  
Belanja Pendidikan Tersedot Untuk Gaji Pegawai IKIP PGRI Semarang, Nurkolis Program Pascasarjana MP
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 1, No 1 (2012): April
Publisher : Jurnal Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The objectives of this research are to find out real education expenditure: from district budget, direct and indirect expenditure, expenditure of personnel, investment, and operation, and annual student expenditure according to level of education. This research located in Wonosobo and Purworejo districts-Central Java Province in October-December 2011. Findings of this research are: education expenditure including salary is more than 20 % but only less than 10 % if excluded salary, education expenditure allocated higher to indirect than direct expenditure, education expenditure allocated higher to salary than investment and operation, and direct expenditure to state preschool higher than other level of education. Research recommendations are: to manage education budget efficiently and effectively, to do mapping on education personnel, to increase investment and operation expenditure, and finally to allocate education budget proportionally. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realisasi belanja pendidikan: dari belanja APBD, belanja langsung dan tidak langsung, belanja pegawai, modal, dan barang & jasa, serta belanja langsung persiswa pertahun menurut jenjang pendidikan. Penelitian ini bertempat di Kabupaten Purworejo dan Wonosobo Provinsi Jawa Tengah pada bulan Oktober-Desember 2011. Temuan penelitian ini adalah belanja pendidikan: secara keseluruhan melebihi 20 % dari belanja APBD namun jika tidak termasuk gaji di bawah 10%, lebih banyak untuk belanja tidak langsung, lebih banyak untuk belanja pegawai, belanja langsung persiswa pertahun untuk TKN lebih tinggi dari pada belanja untuk SDN, SMPN, SMAN, atau SMKN. Saran-saran yang diberikan adalah: perlunya pengelolaan anggaran pendidikan secara efisien dan efektif, perlu dilakukan penataan pendidik dan tenaga kependidikan, perlu peningkatan belanja modal dan barang & jasa, serta perlunya penganggaran pendidikan yang proporsional. Key words: education expenditure, direct and indirect expenditure, personnel expenditure, investment expenditure, and operation expenditure.  
URGENSI REFORMASI MANAJEMEN GURU DI ERA OTONOMI DAERAH Nurkolis Program Pascasarjana MP IKIP PGRI Semarang
Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP) Vol 1, No 2 (2012): Agustus
Publisher : Magister Manajemen Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jmp.v1i2.266

Abstract

Abstract: Teacher is one important factors that influent education quality in general and especially student achievement. The quality of education can be realized if the teachers are qualified. To make qualified teacher, we need effective teacher management starting from recruitment, deployment, induction, good remuneration, and career development of the teacher.The method of analysis by comparing teacher management which has been implemented so far with the ideal one. By doing that comparison, we found the differences and the recommendation of solution.In fact teacher management in Indonesia was not effective from time to time. Teacher management was influenced by local politics and frequently politiced by local government. Teacher management was not managed participatively, transparently, and accountable. Its need to make fundamental reform in teacher management which is started from constitution and government regulation reform. Abstrak: Guru adalah salah satu faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan secara umum dan secara khusus prestasi peserta didik. Pendidikan yang berkualitas hanya akan dapat diwujudkan jika tersedia guru yang berkualitas. Untuk mewujudkan guru yang berkualitas diperlukan manajemen guru yang efektif mulai dari pengangkatan, penempatan, induksi, kesejahteraan, dan pengembangan profesi guru.Metode analisis dilakukan dengan membandingkan manajemen guru yang telah dilakukan selama ini dengan manajemen guru yang ideal. Dengan demikian dapat diketahui perbedaannya yang selanjutnya diberikan saran-saran pemecahannya.Kenyataannya manajemen guru di Indonesia dari waktu-kewaktu semakin tidak efektif. Manajemen guru banyak dipengaruhi oleh politik lokal dan sering dipolitisasi oleh penguasa. Manajemen guru belum dilaksanakan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel. Oleh karena itu diperlukan perubahan yang mendasar dalam manajemen guru yang dimulai dari perubahan undang-undang dan peraturan pemerintah.Key words: manajemen guru, rekrutmen, induksi, kesejahteraan, dan pengembangan profesi.
Belanja Pendidikan Tersedot Untuk Gaji Pegawai Nurkolis Program Pascasarjana MP IKIP PGRI Semarang
Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP) Vol 1, No 1 (2012): April
Publisher : Magister Manajemen Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jmp.v1i1.210

Abstract

Abstract: The objectives of this research are to find out real education expenditure: from district budget, direct and indirect expenditure, expenditure of personnel, investment, and operation, and annual student expenditure according to level of education. This research located in Wonosobo and Purworejo districts-Central Java Province in October-December 2011. Findings of this research are: education expenditure including salary is more than 20 % but only less than 10 % if excluded salary, education expenditure allocated higher to indirect than direct expenditure, education expenditure allocated higher to salary than investment and operation, and direct expenditure to state preschool higher than other level of education. Research recommendations are: to manage education budget efficiently and effectively, to do mapping on education personnel, to increase investment and operation expenditure, and finally to allocate education budget proportionally. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realisasi belanja pendidikan: dari belanja APBD, belanja langsung dan tidak langsung, belanja pegawai, modal, dan barang & jasa, serta belanja langsung persiswa pertahun menurut jenjang pendidikan. Penelitian ini bertempat di Kabupaten Purworejo dan Wonosobo Provinsi Jawa Tengah pada bulan Oktober-Desember 2011. Temuan penelitian ini adalah belanja pendidikan: secara keseluruhan melebihi 20 % dari belanja APBD namun jika tidak termasuk gaji di bawah 10%, lebih banyak untuk belanja tidak langsung, lebih banyak untuk belanja pegawai, belanja langsung persiswa pertahun untuk TKN lebih tinggi dari pada belanja untuk SDN, SMPN, SMAN, atau SMKN. Saran-saran yang diberikan adalah: perlunya pengelolaan anggaran pendidikan secara efisien dan efektif, perlu dilakukan penataan pendidik dan tenaga kependidikan, perlu peningkatan belanja modal dan barang & jasa, serta perlunya penganggaran pendidikan yang proporsional. Key words: education expenditure, direct and indirect expenditure, personnel expenditure, investment expenditure, and operation expenditure. ?é?á
EFISIENKAH BELANJA PENDIDIKAN KABUPATEN? Sunandar Program Pascasarjana MP IKIP PGRI Semarang; Nurkolis Program Pascasarjana MP IKIP PGRI Semarang
Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP) Vol 1, No 1 (2012): April
Publisher : Magister Manajemen Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jmp.v1i1.216

Abstract

Abstract. The focus of this research is the efficiency of education expenditure, education inputs, educataions outputs, and education outcomes on basic education. Data collection use documents as a major source, data analisys tecknique use combination of quantitative and descriptive qualitative. This reasearch located in Wonosobo District,2011. Research finding shows that for four years recently education expenditure above 20 %. For 95 % allocated to indirect expenditure as of employee salary. The inputs of basic education especially provision of schools and classrooms are exceeded the need, but the availability of good classrooms and urinoir are less than enough. Inputs of class-teacher and subject matter teacher are exceeded the need but compolsary hours of teaching low. Teacher qualification are under the standard.Outputs of education are good according to the repetition rate, drop out rate, and school completion. Outcomes of education are good according to gross participation rate, net participation rate, and score of national exam. It?óÔé¼Ôäós concluded that education efficiency has not happen yet since there is inefficiency in salary. It?óÔé¼Ôäós recomended to reorganize teachers and administrators. Abstrak: Fokus penelitian ini adalah efisiensi belanja pendidikan, input pendidikan, output pendidikan dan outcome pendidikan dasar. Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi sementara, teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif-kualitatif. Penelitian berlokasi di Kabupaten Wonosobo tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir belanja pendidikan termasuk gaji telah melebihi 20 % dari APBD. Sebesar 95 % belanja pendidikan untuk belanja tidak langsung berupa gaji. Input pendidikan dasar dilihat dari jumlah sekolah dan ruang kelas terdapat kelebihan. Tetapi dilihat dari jumlah ruang kelas yang layak pakai dan jumlah WC masih ada kekurangan. Input tenaga kependidikan baik guru kelas dan guru mata pelajaran juga mengalami kelebihan, namun beban mengajar dan kualifikasi akademik pendidik masih banyak yang belum memenuhi standar. Output pendidikan dasar sudah baik dilihat dari angka tinggal kelas, angka putus sekolah, dan angka ketidaklulusan. Outcome pendidikan dasar juga sudah baik dilihat dari APK, APM, dan Nilai UN yang ketiganya menunjukkan kecenderungan meningkat.?é?á Dapat disimpulkan bahwa belanja pendidikan tidak efisiensi. Dengan demikian direkomendasikan untuk melakukan penataan?é?á ulang pendidik dan tenaga kependidikan. Keywords: efficiency of education expenditure, education inputs, outputs, outcomes. ?é?á