Adji P. Setiadi
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tata Laksana Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif Adji P. Setiadi; Yosi I. Wibowo; Steven V. Halim; Cecilia Brata; Bobby Presley; Eko Setiawan
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2020.9.1.70

Abstract

Kasus pneumonia yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang disebut coronavirus diseases 2019 (COVID-19) oleh World Health Organization (WHO) merupakan sebuah tragedi dalam dunia kesehatan secara global. Tata laksana yang tepat dan cepat diharapkan dapat menyelamatkan nyawa pasien. Sampai tulisan ini dibuat, belum terdapat satu jenis obat yang secara resmi diizinkan penggunaannya untuk terapi COVID-19. Kajian literatur ini bertujuan untuk 1) memaparkan tata laksana pengobatan dan 2) mendaftar serta menjelaskan alternatif obat yang dapat digunakan untuk SARS-CoV-2. Proses penelusuran artikel dalam kajian pustaka ini dilakukan pada sebuah database, yakni PubMed dengan kombinasi kata kunci ((“corona virus”) OR (“covid-19”) OR (“SARS-CoV-2”)) AND ((“treatment”) OR (“therapy”)). Hasil kajian ini menunjukkan bahwa tata laksana pasien dengan COVID-19 dapat berbeda antar-setting dan negara dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, khususnya obat. Pedoman terapi WHO dan pedoman di Indonesia saat ini merekomendasikan supportive therapy untuk penanganan COVID-19, antara lain: terapi untuk gejala yang terjadi, pemberian oksigen, penggunaan antibiotik, terapi cairan, penggunaan vasopresor, dan tindakan medis (termasuk pemasangan ventilator) untuk menyelamatkan nyawa pasien. Belum terdapat obat khusus yang direkomendasikan untuk menekan replikasi SARS-CoV-2. Beberapa jenis obat yang potensial bermanfaat untuk SARS-CoV-2 antara lain: klorokuin atau hidroksiklorokuin, arbidol, ribavirin, favipiravir, lopinavir/ritonavir, remdesivir, oseltamivir, dan interferon. Namun sampai dengan tulisan ini dibuat, terdapat keterbatasan bukti penelitian dengan desain yang baik yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan terkait superioritas suatu jenis obat tertentu dibandingkan dengan alternatif yang lain. Dalam kondisi menunggu hasil penelitian dengan desain penelitian yang baik, penggunaan obat yang memiliki bukti efektivitas (walaupun belum baik) atau diduga efektif, perlu dioptimalkan untuk menyelamatkan nyawa pasien, khususnya mereka yang dalam kondisi parah.Kata kunci: COVID-19, tata laksana, terapi Therapeutic Management of Patients with COVID-19: A Narrative ReviewAbstractPneumonia caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)—named coronavirus diseases 2019 (COVID-19) by World Health Organization (WHO)—has been a global public health emergency. Timely and effective therapeutic strategies are of importance in saving patients’ lives. However up to now, there is no specific treatment approved for COVID-19. This review aimed 1) to describe the available therapeutic strategies, and 2) to explore options of medications that can be used to treat COVID-19. A search strategy using keywords ((“corona virus”) OR (“covid-19”) OR (“SARS-CoV-2”)) AND ((“treatment”) OR (“therapy”)) was conducted in PubMed database. The review showed that treatment strategies could be different between settings and/or countries considering the availability of resources, particularly medications. The current WHO as well as the Indonesian guidelines mainly recommended supportive therapy to treat COVID-19, including: symptomatic care, oxygen therapy, antibiotics, fluid therapy, vasopressors, and taking medical interventions (including the use of ventilator). Studies conducted so far indicated the potential benefits of some medications, including chloroquine/hydrochloroquine, arbidol, ribavirin, favipiravir, lopinavir/ritonavir, remdesivir, oseltamivir, and interferon; however, the evidences available have been limited and not strong enough to recommend any specific medication for COVID-19. While waiting for quality evidences, optimising the use of medications—reported to have some levels of effectiveness—could be the current best option to save patients, especially those who are critically ill.Keywords: COVID, medication, therapeutic management
Efek Konseling Apoteker Terhadap Kepatuhan Minum Obat dan Kualitas Hidup Penderita Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Verra Yuliana; Adji P. Setiadi; Josephine P. Ayuningtyas
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.927 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2019.8.3.196

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan psikiatri yang kompleks ditandai dengan gangguan kognitif, emosi, persepsi, berpikir dan berperilaku. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia sebelum dan setelah diberikan konseling oleh apoteker serta untuk mengetahui kualitas hidupnya. Metode penelitian ini adalah one-grup pretest-posttest yang bersifat prospektif. Pengambilan sampel terhadap responden sesuai kriteria inklusi dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Menur pada bulan Mei sampai Juli tahun 2018. Sebelum pengambilan data dilakukan, responden yang sesuai dengan kriteria inklusi diberikan penjelasan tentang tujuan dan gambaran penelitian. Apabila setuju menjadi subjek, pasien atau keluarganya diwajibkan mengisi informed consent. Wawancara sesuai kuesioner Medication Adherence Rating Score (MARS) dan The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF pada responden dilakukan dua kali, yakni pada kedatangan pertama sebelum dilakukan konseling dan satu bulan kemudian saat subjek kontrol kembali. Total responden sebanyak 100 orang. Data dianalisis menggunakan uji beda (uji T). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada kepatuhan minum obat responden antara pre-post konseling oleh apoteker (p=0,033). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hidup subjek memiliki perbedaan bermakna hanya terkait domain lingkungan (p=0,00), sedangkan pada domain fisik, mental dan sosial tidak memiliki perbedaan bermakna (p>0,05).Kata kunci: Kepatuhan, kualitas hidup, MARS, skizofrenia, WHOQOL-BREF Effect of Pharmacist Counseling on Medication Adherence and Quality of Life of Schizophrenic Patients in Menur Mental Hospital, SurabayaAbstractSchizophrenia is a complex psychiatric disorder characterized by cognitive, emotion, perception, thinking, and behavior impairment. This research was conducted to determine the difference in level of compliance with schizophrenic patients before and after counseling by pharmacist, as well as to know their quality of life. The research method was one-group pretest-posttest with perspective design. Sampling of samples who met the inclusion criteria was done in the pharmaceutical installation of Menur Psychiatric Hospital from May to July 2018. Before data retrieval was done, all samples appropriated with the inclusion criteria were given an explanation about the purpose and description of the study, and after agreeing to be the subject, the patients or their family were obliged to fill informed consent. Interviews according to the Medication Adherence Rating Score (MARS) dan The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF questionnaires were done twice; the first was done upon arrival before counseling and the later was one month upon returning for control. Total of subjects was 100 people. The obtained data was analyzed using a different test (t-test). The result showed that there was a meaningful difference in patients’ compliance in taking drugs between pre and post counseling by the pharmacist (p=0.033). In terms of patients’ quality of life, results showed that the meaningful difference were only related to environmental domain (p=0.00), whereas no meaningful differences found on physical, mental and social domains (p>0.05).Keywords: Adherence, MARS, quality of life, schizophrenia, WHOQOL-BREF