Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakterisasi Morfologi Padi Lokal Merauke Hoeng Nurhaya Jahidin Panga; Rangga Kusumah; Rosmala Widijastuti; Amanda Patappari Firmansyah
AGRICOLA Vol 11 No 2 (2021): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v11i2.3297

Abstract

Karakterisasi morfologi perlu dilakukan sebagai langkah awal untuk memanfaatkan jenis padi lokal, khususnya terkait upaya pemuliaan tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi morfologi Padi Hoeng, yang merupakan padi lokal Kabupaten Merauke. Bahan penelitian adalah aksesi Padi Hoeng yang ditemukan di Distrik Kurik dan Distrik Tanah Miring, jumlah sampel yang digunakan adalah lima tanaman untuk masing-masing aksesi. Karakterisasi dilakukan berdasarkan Panduan Sistem Karakterisasi dan Evaluasi Tanaman Padi. Data yang diambil adalah karakter morfologi vegetatif dan malai padi, data ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan mencolok pada karakter kuantitatif seperti tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, panjang lidah daun, panjang daun bendera, dan jumlah anakan. Untuk karakter tinggi tanaman, jenis padi Hoeng Kurik termasuk kategori pendek (<110 cm), sedangkan padi Hoeng Tanah Miring termasuk kategori tinggi (>130 cm). Pada variable panjang daun, padi Hoeng Kurik termasuk dalam kategori pendek (21-40 cm), sedangkan padi Hoeng Tanah Miring termasuk dalam kategori panjang (61-80 cm). Hasil pengamatan karakter kualitatif, seperti permukaan daun, sudut daun, warna leher dan telinga daun, bentuk ligula dan sudut daun bendera, baik pada padi Hoeng Kurik maupun Hoeng Tanah Miring menunjukkan tidak ada keragaman. Untuk karakter morfologi malai, Padi Hoeng yang ditemukan di Distrik Kurik dan Tanah Miring memiliki tipe malai antara kompak dan sedang, bulu ujung gabah yang panjang dan semuanya berbulu, bulu ujung gabah dan ujung gabah berwarna ungu, serta cabang malai sekunder yang sedikit. Kelebihan Padi Hoeng adalah rasa beras yang pulen, namun dari sisi produksi, hasilnya masih minim. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat sifat-sifat ketahanan padi ini terhadap cekaman biotik dan abiotik.
Peningkatan Produktivitas Tanaman di Lahan Rawa Melalui Aplikasi Teknologi Budidaya Modern dengan Metode Raised Bed Gardening Bagi Masyarakat Asli Papua di Wasur: Pengabdian Nina Maksimiliana Ginting; Paulus Peka Hayon; Nurhaya Jahidin Panga; Febri Nur Pramudya; Abdul Rizal; Maria M.D Widiastuti
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.2926

Abstract

Wasur Village is dominated by indigenous Papuans, most of whom remain underprivileged. The majority work in the informal sector, such as hunting, laboring, carpentering, or fishing, with minimal and uncertain incomes, making it difficult to improve their standard of living. Their low level of education and skills makes it difficult for them to enter the formal sector. Agriculture has the potential to improve welfare by not only reducing poverty but also improving nutrition, health, environmental quality, entrepreneurship, and equality. Therefore, the active role of Musamus University, as the only state university in South Papua, is crucial in improving the knowledge and skills of the Wasur Village community. One approach offered is Raised Bed Gardening, a method of growing crops in raised beds. This method offers the benefits of better soil quality, optimal drainage, and easy maintenance. In the swampy areas of Wasur Village, this method allows for repeated land use, prevents flooding during the rainy season, and facilitates plant care.