Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DAUR FINANSIAL HUTAN RAKYAT JABON DI KECAMATAN PAKENJENG, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Indrajaya, Yonky; Siarudin, Mohamad
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DINAMIKA KARBON HUTAN ALAM DIPTEROKARPA DATARAN RENDAH DALAM SISTEM SILVIKULTUR TPTI BARU DI KALIMANTAN TENGAH Indrajaya, Yonky
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laju degradasi hutan alam berkontribusi cukup besar terhadap tingginya emisi karbon yang terjadi di Indonesia. Perubahan sistem silvikultur TPTI dengan penurunan daur tebangan dan diameter yang dapat ditebang berpotensi untuk meningkatkan degradasi hutan alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika cadangan karbon yang terjadi pada hutan alam produksi apabila dilakukan kegiatan pembalakan dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) 2009. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks transisi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) karbon tersimpan dalam biomassa hutan yang dikelola dengan sistem TPTI baru dengan daur 30 tahun lebih rendah dibandingkan karbon tersimpan dalam biomassa hutan yang dikelola dengan sistem TPTI lama dengan daur 36 tahun, dan (2) peningkatan intensitas tebangan menyebabkan perbedaan karbon tersimpan dalam biomassa yang semakin tinggi antara sistem TPTI lama dan baru.
PERBANDINGAN MODEL KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM DIPTEROCARP UNTUK MENDUKUNG MEKANISME REDD PLUS Indrajaya, Yonky
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan model kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pembalakan hutan alam dilakukan untuk mengetahui pengaruh pohon ditebang terhadap kerusakan yang terjadi. Beberapa model kerusakan tegakan tinggal antara lain: (1) kerusakan tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah pohon ditebang, (2) kerusakan tegakan tinggal dipengaruhi oleh jumlah pohon yang ditebang dengan proporsi kerusakan sama untuk semua kelas diameter, dan (3) matriks kerusakan, dimana proporsi kerusakan tegakan tinggal dipengaruhi oleh jumlah pohon ditebang dan berbeda tingkat kerusakannya untuk tiap kelas diameter. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis model-model kerusakan tegakan tinggal dan pengaruhnya terhadap pengelolaan hutan khususnya cadangan karbon hutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembangunan model matriks kerusakan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) model 1 memberikan hasil yang overestimate terhadap kerusakan yang terjadi pada teknik pembalakan CL, (2) model 2 memberikan hasil yang underestimate terhadap kerusakan tegakan tinggal pada teknik pembalakan konvensional (CL), dan (3) model 3 memberikan gambaran yang lebih nyata akan proporsi kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pembalakan.
ANALISIS HUBUNGAN CURAH HUJAN DAN DEBIT SUB SUB DAS NGATABARU, SULAWESI TENGAH Handayani, Wuri; Indrajaya, Yonky Indrajaya
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.481 KB)

Abstract

ABSTRAKHutan mempunyai peran yang penting dalam proses hidrologi karena kemampuannya sebagai pengatur tata air. Hutan dapat menyerap dan menyimpan air pada musim penghujan dan melepaskannya pada musim kemarau. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui proses hidrologi dalam DAS dengan  berbagai tipe penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan curah hujan dan debit (limpasan dan debit sedimen) di sub sub DAS Ngatabaru, Sulawesi Tengah dengan vegetasi hutan sebagai penutup lahan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan dapat menyerap banyak air hujan pada musim hujan dan melepaskannya secara  perlahan pada musim kemarau. Koefisien rejim sungai (rasio debit maksimum dan minimum) dalam penelitian ini adalah 2,5, menunjukkan bahwa air mengalir sepanjang tahun. Namun demikian, koefisien aliran (rasio debit dan hujan) sebesar 0,15, menunjukkan bahwa sebagian besar hujan hilang karena tingginya evapotranspirasi hutan. Pada kejadian hujan yang sangat tinggi, kecenderungan debit sedimen lebih dipengaruhi oleh curah hujan daripada debit sungai.
Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa Somagede, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah S. Andy Cahyono; Nunung Puji Nugroho; Yonky Indrajaya
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.45 KB) | DOI: 10.22146/jik.1538

Abstract

Expenditure Allocation of Resin Tapper`Households in Somagede Village, Kebumen Regency, Central JavaPine forest has contributed to local people economy, especially the resin tappers. Increasing income will raise the household expenditure both of consumptive and productive needs. This research was aimed to assess the expenditure allocations of resin tappers’ household and to identify the factors affecting them.Survey method was adopted in this research to collect the primary data of 30 respondents. The collected data was analyzed both quantitatively and qualitatively. Multiple linear regression model was applied to figure out the factors affecting the expenditure allocations of resin tappers’ household.The results of the study indicated that the expenditure of resin tappers’ household reached to Rp 2,366,459 per annum and 58,08% of it was food and beverage expenditure. The expenditure allocations were affected significantly by tappers’ age, food and beverage expenditure, and farm land size. The tappers’ age, food and beverage expenditure had a positive effect whereas farm land size had a negative effect on the household expenditure.