This Author published in this journals
All Journal agriTECH
Pramono Hadi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimasi Penggunaan Lahan Berdasarkan Kelas Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Tanaman Perkebunan (Studi Kasus: Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur) Marthen Makaborang; Sunarto Goenadi; Pramono Hadi
agriTECH Vol 29, No 4 (2009)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1146.905 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9696

Abstract

In order to study the suitability of land for development of cashew (Anacardium occidentale L), coffee var. robusta and vanilla crops and also to obtain maximum benefit. This research was conducted in District of Karera East Sumba sub- province. ArcGIS was used to assess land suitability by means overly of some maps such as: elevation, topography, soil type, soil texture, depth of land, clauses of farm for crop cashew, coffee var. robusta and vanilla to get the land suit­ ability class map. After obtaining map of land suitability, optimization was done using linear programming POMwin to obtain maximum benefit by applying optimization of land suitability. Results indicated that for cashew at very suitable class (S1) was 7,234.53 ha (37 %), S2 (suitable enough class) was 7,815.40 ha (40 %), S3 (suitable rather class) was2,918.6 ha (15 %) and N (inappropriate class) was 1,587.44 ha (8 %). Vanilla crop at very suitable class (S1) was2,126.14 ha (11 %), S2 (suitable enough class) was 8,965.10 (46 %), S3 (suitable rather class) was 1,333.86 ha (7%) and N (inappropriate class) was 7,130.88 ha (36 %). And coffee var. robusta crop at very suitable class (S1) was2,368.60 ha (12 %), S2 (suitable enough class) was 8,722.63 ha (45 %), S3 (suitable rather class) was 8,272.92 ha (42%) and N (inappropriate class) was 191 ha (1 %).  From optimization process that was obtained 12 out of 13 land units with the optimum area gave the total benefit (Z max) of Rp. 55.9 billion at the fifth year production. This area consists of 6,749.28 ha (57.7 %) for crop cashew for class suitability of S1, S2, and S3; for coffee var. robusta crop of 4,932.74 ha (42.2 %) for class suitability of S1, S2, and S3, and for vanilla crop of  9.53 ha (0.1 %) for class suitability of S3.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman jambu mete, panili dan kopi robusta serta mengoptimalkannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Pendekatan yang digunakan da­ lam mengkaji kesesuaian lahan adalah menggunakan software ArcGIS dengan mengoverlaikan peta ketinggian, peta kelerengan, peta jenis tanah, peta tekstur tanah, peta kedalaman tanah, peta drainase dan peta temperatur udara serta peta situasi sesuai dengan persyaratan lahan untuk tanaman jambu mete, panili dan kopi robusta guna mendapatkan peta kelas kesesuaian lahannya. Setelah diperoleh peta kesesuaian lahan maka dilakukan optimasi dengan menggu­ nakan software linear programming POMwin untuk mendapatkan peta kelas kesesuaian lahan yang optimum dengan keuntungan yang maksimum. Hasil kesesuaian lahan tanaman perkebunan diperoleh untuk jambu mete pada kelas kesesusaian S1 (sangat sesuai) seluas 7.234,53 ha (37 %), S2 (cukup sesuai) seluas 7.815,40 ha (40 %), S3 (agak se­ suai) seluas 2.918,62 ha (15 %) dan N (tidak sesuai) seluas 1.587,44 ha (8 %). Tanaman panili S1 seluas 2.126,14 ha (11 %), S2 seluas 8.965,10 ha (46 %), S3 seluas 1.333,86 ha (7 %) dan N seluas 7.130,88 ha (36 %). Serta tanaman kopi robusta S1 seluas 2.368,60 ha (12 %), S2 seluas 8.722,63 ha (45 %), S3 seluas 8.272,92 ha (42 %) dan N seluas191 ha (1 %). Dari hasil optimasi diperoleh 12 dari 13 satuan unit lahan yang ada dengan luas optimum 11.691,56 ha (60 %) dapat memberikan keuntungan maksimum (total Z maks) sebesar Rp 55,9 miliyar pada produksi tahun ke- 5 yang terdiri dari 6.749,28 ha (57,7 %) untuk tanaman jambu mete pada kelas kesesuaian S1, S2, dan S3, tanaman kopi robusta sebesar 4.932,74 ha (42,2 %) pada kelas kesesuaian S1, S2 dan S3, dan tanaman panili sebesar 9,53 ha (0,1%) pada kelas kesesuaian lahan S3.
Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Optimasi Penggunaan Lahan untuk Pengembangan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) (Studi Kasus di Kecamatan Batee dan Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Propinsi Aceh) Dewi Sri Jayanti; Sunarto Goenadi; Pramono Hadi
agriTECH Vol 33, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2614.191 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9808

Abstract

The research was conducted to find out the classification of land suitability and the influences of land characterization for cacao; and to optimize the land use based on the classification of land suitability. This classification was derived from physical and chemical properties of land and by overlaying maps which suitable with the requirements of cacao’s growth using ArcGIS. The suitable level for cacao was optimized using QM for windows to obtain the optimal land. The classification of land suitability in Batee District were: S1 (very suitable) was 35,42 % (2.572,662 ha); S2 (suitable) was 20,31 % (1.922,737 ha) and N (not suitable) was 44,27 % (3.572,008 ha), respectively. The classification of land suitability in Padang Tiji District were: S1 (very suitable) was 2,72 % (306,173 ha); S2 (suitable) was 92,50 % (10.429,770 ha) and N (not suitable) was 4,79 % (539,606 ha), respectively. Based on the linear programming, the results showed that the optimal land was 3.475,065 ha with the maximum profit was Rp 29.756.057.638,21. This production begun at the 7th year. The actual land areas in Batee and Padang Tiji Districts were 4.495,359 ha and 10.735,943 ha, respectively. This results implied that there was still the availability of land that could be used to develop cacao.ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan tanaman kakao; mengetahui pengaruh karakteristik lahan untuk pengembangan kakao dan memperoleh tingkat kelayakan usahatani; dan optimalisasi penggunaan lahan berdasarkan kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan didapatkan dengan mencocokkan sifat fisik dan kimia dari lahan usahatani serta mengoverlaikan peta-peta yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman kakao dengan ArcGIS. Selanjutnya dihitung tingkat kelayakan usahatani kakao dan dilakukan optimasi menggunakan QM for Windows untuk mendapatkan lahan optimum dengan keuntungan maksimum. Kelas kesesuaian lahan yang didapatkan di Kecamatan Batee: kelas S1 (sangat sesuai) sebesar 35,42% (2.572,622 ha); S2 (sesuai) sebesar 20,31% (1.922,737 ha) dan N (tidak sesuai) sebesar 44,27% (3.572,008 ha); serta di Kecamatan Padang Tiji: kelas S1 (sangat sesuai) sebesar 2,72% (306,173 ha); S2 (sesuai) sebesar 92,50% (10.429,770 ha); dan N (tidak sesuai) sebesar 4,79% (539,606 ha). Hasil analisis program linier menunjukkan bahwa luas lahan yang optimal digunakan seluas 3.475,065 ha. Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh dengan luas lahan 3.475,065 ha adalah Rp 29.756.057.638,21 dimulai pada tahun produksi ke-7. Luas lahan aktual saat ini di Kec. Batee seluas 4.495,359 ha dan di Kec. Padang Tiji seluas 10.735,943 ha yang merupakan sumberdaya yang dapat ditingkatkan. Hal ini berarti masih besarnya ketersediaan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman kakao.