Budi Raharjo
Departemen Biologi, Fakultas Sains Dan Matematika, Universitas Diponegoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemurnian Parsial dan Karakterisasi Enzim Xilanase dari Bakteri Laut Bacillus safencis strain LBF P20 Asal Pulau Pari Jakarta Fitria Fitria; Nanik Rahmani; Sri Pujiyanto; Budi Raharjo; Yopi Yopi
agriTECH Vol 37, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.397 KB) | DOI: 10.22146/agritech.17004

Abstract

Enzyme xylanase (EC 3.2.1.8) is widely used in various industrial  fields for the hydrolysis of xylan (hemicellulose) into xylooligosaccharide and xylose. The aims of this study were to  conduct partial purification and characterization of xylanase from marine Bacillus safencis strain LBF P20 and to obtain the  xylooligosaccharide types from xylan hydrolysis by this enzyme.  Based on this research, the optimum time for enzyme production  occurred at 96 hours with the enzyme activity of 6.275 U/mL and  enzyme specific activity of 5.093 U/mg. The specific activities were  obtained from precipitation by amicon® ultra-15 centrifugal filter devices, gel filtration chromatography and anion exchange chromatography that were increased by 15.07, 34.7, and 96.0  U/mg. The results showed that the highest activity at pH 7, temperature of 60 °C, and stable at 4 °C. Type of  xylooligosaccharide produced by this study were xylohexoses, xylotriose, and xylobiose. SDS-PAGE analysis and zimogram  showed that the molecular weight of xylanase protein were about  25 kDa. ABSTRAKEnzim xilanase (EC 3.2.1.8) digunakan dalam hidrolisis xilan  (hemiselulosa) menjadi xilooligosakarida dan xilosa. Penelitian  ini bertujuan untuk melakukan purifikasi parsial dan karakterisasi xilanase dari bakteri laut Bacillus safencis strain LBF P20 serta uji  hidrolisis untuk mengetahui jenis xilooligosakarida yang  dihasilkan oleh enzim tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, waktu optimum untuk produksi enzim terjadi pada jam ke 96  dengan aktivitas enzim sebesar 6,275 U/mL dan aktivitas spesifik enzim sebesar 5,093 (U/mg). Aktivitas spesifik enzim hasil  pemekatan dengan amicon® ultra-15 centrifugal filter devices,  kromatografi filtrasi gel dan kromatografi penukar anion  mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 15,1; 34,7 dan96,0 U/mg. Hasil karakterisasi menunjukkan aktivitas  tertinggi pada pH 7, suhu 60 °C dan stabil pada suhu 4 °C. Analisis SDS-PAGE dan zimogram menunjukkan berat molekul protein xilanase berkisar 25 kDa. Jenis gula reduksi yang  dihasilkan yaitu xiloheksosa, xilotriosa, dan xilobiosa.
Uji Antagonisme Jamur Patogen Fusarium solani Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Cabai dengan Menggunakan Beauveria bassiana Secara In Vitro Nurul Halwiyah; Rejeki Siti fe; Budi Raharjo; Susiana Purwantisari
Jurnal Akademika Biologi Vol. 8 No. 2 Juli 2019
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.061 KB)

Abstract

Beauveria bassiana merupakan jamur patogen serangga yang bersifat menguntungkan karena mempunyai sifat antagonis terhadap jamur patogen Fusarium solani penyebab penyakit layu pada tanaman. Mekanisme pengendalian dengan penggunaan jamur B. bassiana berpotensi mampu menghambat pertumbuhan patogen tanaman, hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi jamur Beauveria bassiana sebagai agen pengendali hayati. Pemanfaatan Beauveria bassiana sebagai agen pengendali hayati terhadap jamur patogen Fusarium solani merupakan salah satu alternatif penting untuk mengendalikan jamur patogen tersebut tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya hambat dan mekanisme jamur B. bassiana terhadap jamur F. solani secara in vitro dengan uji antagonisme. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang dilakukan dengan 3 perlakuan. Perlakuan I yaitu kontrol positif (nistatin), perlakuan II yaitu B. bassiana, dan perlakuan III adalah kontrol negatif (akuades steril). Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan. Pengukuran daya hambat (%) dan laju pertumbuhan koloni jamur (cm) dilakukan selama tujuh hari. Data pengukuran tersebut dianalisis melalui uji ANOVA. Uji antagonisme secara in vitro menunjukkan bahwa B. bassiana mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen F. solani dengan nilai persentase daya hambat 29,19 % melalui mekanisme antagonisme yaitu antibiosis.