Nurwatik Nurwatik
Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Estimasi Jumlah Penduduk Menggunakan Data LiDAR dan Foto Udara (Studi Kasus : Kelurahan Menanggal, Surabaya) Yahya Faikar Hanif; Hepi Hapsari Handayani; Nurwatik Nurwatik
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54486

Abstract

Data Kependudukan memiliki peran penting yang menunjang berbagai aspek, seperti perencanaan tata kota dan mitigasi bencana. Data kependudukan yang dinilai memiliki akurasi paling tinggi adalah data sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun. Selain rentang waktu yang lama, data sensus penduduk yang dapat diakases publik masih dalam lingkup kelurahan atau desa. Munculnya teknologi penginderaan jauh dan SIG dapat dimanfaatkan untuk melakukan estimasi penduduk. Ditambah lagi, dengan tersedianya data citra resolusi tinggi, foto udara, maupun LiDAR yang dapat meninjau tempat tinggal penduduk dengan lebih detail. Dalam penelitian ini dilakukan estimasi populasi dengan menggunakan metode klasifikasi berbasis objek (OBIA) rule-based untuk mendapatkan luasan area pemukiman. Klasifikasi OBIA akan memanfaatkan data foto udara dan DSM & DTM LiDAR. Kemudian dilakukan estimasi dengan metode perhitungan matematis demografi serta regresi linear. Berdasarkan hasil OBIA, didapatkan ketelitian yang tinggi dari uji akurasi dengan menggunakan matriks konfusi sebesar 0,929 pada koefisien kappa dan 95,24% pada overall accuracy. Sedangkan pada hasil estimasi populasi penduduk, metode regresi linear memiliki kesalahan yang lebih kecil dibandingkan metode matematis demogrfi. Selain nilai error yang kecil, nilai MAE, MAPE, RMSE, dan RRMSE menunjukkan bahwa estimasi yang dihasilkan model regrsi linear lebih optimal. Nilai-nilai MAE, MAPE, RMSE, dan RRMSE metode regresi linear pada Wisma Menanggal yaitu 40, 21%, 45, dan 0,25 sedangkan Gayungsari Timur yaitu 23, 18%, 34, dan 0,278
Reducing the Risk of Flood Disasters in Lamongan Regency Using the Geographic Information System (GIS) Salwa Nabilah; Nur Azizah Affandy; N. Anwar; M. A. Maulana; N. Nurwatik
U Karst Vol 5, No 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3688.203 KB) | DOI: 10.30737/ukarst.v5i2.2079

Abstract

Flood disasters cause negative impacts, such as damage to facilities to the onset of fatalities. Reducing the risk of flooding needs to be done to reduce the impact caused by this disaster. Lamongan Regency is one of the regencies in East Java affected by floods every year in most of its areas. This study aims to reduce the risk caused by flooding by using GIS (Geographic Information System). Mitigation is done by determining areas with a high potential risk of being affected by flooding. The study used spatial analysis functions in ArcGIS. Supporting variables used rainfall, land cover, slope, soil texture, and watershed area, and it becomes important in determining flood-prone areas. From the results, the largest soil classification is the Kpl soil type. Litosol Gray Grumosol, The wide distribution of rainfall from 1500-1750 mm has the widest distribution is 66,67 ha. The slope of 0-8% has the widest distribution of 92,257 ha, making Lamongan a very vulnerable high flood area. Laren District is the District with the greatest flood potential, and Irrigated Field is the dominant land cover type affected by the flood. With the flood disaster map generated from this research, local governments can seek prevention in areas with high flood potential. They can carry out socialization based on disaster mitigation, especially for districts with potential flooding.
Penentuan Lokasi Flood Shelter Menggunakan Analisis Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) (Studi Kasus : Kota Batu, Provinsi Jawa Timur) Muhammad Hafizh Muzaky; Agung Budi Cahyono; Nurwatik Nurwatik
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.98442

Abstract

Kota Batu memiliki potensi terjadinya bencana yang cukup besar. Pada bulan November 2021 terjadi banjir bandang di Kota Batu dan memakan 7 korban jiwa . Banjir bandang di Kota Batu diketahui telah berdampak di 5 desa di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Salah satu upaya mitigasi bencana yang dapat dilakukan adalah membangun flood shelter. Flood shelter merupakan bangunan tempat tinggal sementara bagi korban banjir ketika bencana banjir tiba. Diperlukan analisis spasial untuk menentukan kesesuaian lokasi flood shelter di Kota Batu. Dalam Penelitian ini digunakan Metode Spatial Multi Critera Evaluation (SMCE) dalam menentukan kesesuaian lokasi flood shelter di Kota Batu. SMCE merupakan jenis metode pendukung yang menggabungkan SIG dan AHP untuk mengidentifikasi dan memberi peringkat berbagai parameter yang mengindikasikan wilayah pemilihan lokasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh bobot parameter jarak sungai yaitu 0,296, parameter jarak jalan yaitu 0,187, parameter kemiringan lereng yaitu 0,174, parameter curah hujan yaitu 0,151, parameter jarak yaitu permukiman 0,107 dan parameter guna lahan yaitu 0,085. Berdasarkan hasil analisis spatial multi criteria evaluation dan setelah dilakukan perhitungan luas pada setiap kelas kesesuaian, Kota Batu memiliki area dengan kesesuaian sangat tinggi seluas 1505.58 ha, area dengan kesesuaian menengah seluas 8433.5 ha, dan area dengan kesesuaian rendah seluas 432.4 ha. Kota Batu lebih di dominasi oleh wilayah dengan kesesuaian tinggi yaitu seluas 9545.18 ha. Berdasarkan hasil analisis location allocation yang dilakukan dalam menentukan kesesuaian lokasi flood shelter di Kota Batu, didapatkan 5 rencana flood shelter yang terpilih yaitu antara lain rencana shelter Sumberbrantas 1, rencana shelter Punten 1, rencana shelter Sisir 3, rencana shelter Junrejo 1, dan rencana shelter Pendem 1. Rencana flood shelter Punten 1 merupakan lokasi yang paling strategis dan dapat diakses dari 17 titik rawan banjir yang ada di Kota Batu.
Reducing the Risk of Flood Disasters in Lamongan Regency Using the Geographic Information System (GIS) Salwa Nabilah; Nur Azizah Affandy; N. Anwar; M. A. Maulana; N. Nurwatik
U Karst Vol. 5 No. 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/ukarst.v5i2.2079

Abstract

Flood disasters cause negative impacts, such as damage to facilities to the onset of fatalities. Reducing the risk of flooding needs to be done to reduce the impact caused by this disaster. Lamongan Regency is one of the regencies in East Java affected by floods every year in most of its areas. This study aims to reduce the risk caused by flooding by using GIS (Geographic Information System). Mitigation is done by determining areas with a high potential risk of being affected by flooding. The study used spatial analysis functions in ArcGIS. Supporting variables used rainfall, land cover, slope, soil texture, and watershed area, and it becomes important in determining flood-prone areas. From the results, the largest soil classification is the Kpl soil type. Litosol Gray Grumosol, The wide distribution of rainfall from 1500-1750 mm has the widest distribution is 66,67 ha. The slope of 0-8% has the widest distribution of 92,257 ha, making Lamongan a very vulnerable high flood area. Laren District is the District with the greatest flood potential, and Irrigated Field is the dominant land cover type affected by the flood. With the flood disaster map generated from this research, local governments can seek prevention in areas with high flood potential. They can carry out socialization based on disaster mitigation, especially for districts with potential flooding.
Analisis Daerah Rawan Banjir Menggunakan Metode Skoring dan Pembobotan Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kabupaten Sidoarjo) Vera Ramandany; Teguh Hariyanto; Nurwatik Nurwatik
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.105728

Abstract

disebabkan oleh beberapa faktor alam. Faktor alam yang dimaksud adalah curah hujan yang tinggi, kelerengan tanah yang lebih rendah dari permukaan air laut maupun dikarenakan tanggul ataupun aliran sungai yang tidak dapat menahan debit air hujan yang terlalu tinggi. Rendahnya akan kesadaran manusia dalam menjaga lingkungan juga dapat dijadikan salah satu pemicu terjadinya banjir. Banjir juga terjadi di Kabupaten Sidoarjo tepatnya pada Minggu, 17 Januari 2021 membuat dua kecamatan terendam yakni Kecamatan Tanggulangin dan Kecamatan Porong. Dengan adanya bencana banjir tersebut maka diperlukan analisis lebih lanjut terkait penyebab terjadinya banjir. Pada penelitian ini dilakukan analisis terkait daerah rawan banjir di Kabupaten Sidoarjo menggunakan metode skoring dan pembobotan berbasis sistem informasi geografis. Pembuatan peta rawan banjir di Kabupaten Sidoarjo menggunakan enam parameter yaitu, ketinggian lahan, kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, kerapatan aliran sungai dan tutupan lahan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah peta rawan banjir di Kabupaten Sidoarjo yang terbagi menjadi tiga kelas kerawanan, yaitu kelas kerawanan dengan potensi rendah, sedang dan tinggi. Untuk wilayah kerawanan yang berpotensi rendah terhadap banjir memiliki luas 1100,84 Ha (1,71%), kerawanan banjir dengan potensi sedang dengan luas 58143,33 Ha (90,52%), dan kearawanan banjir dengan potensi tinggi memiliki luas 4987,06 Ha (7,76%) dari total luas wilayah Kabupaten Sidoarjo. Dari 18 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Jabon memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi dengan luas area sebesar 4000,168 Ha. Sedangkan untuk daerah yang memiliki tingkat kerawanan rendah berada pada Kecamatan Tanggulangin dengan luas area sebesar 2,147 Ha.
Pemodelan dan Visualisasi Genangan Banjir Menggunakan Data DTM LiDAR (Studi Kasus: Kota Batu, Jawa Timur) Ghozy Shalahuddin Kholiq; Husnul Hidayat; Nurwatik Nurwatik
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.105847

Abstract

Pemanfaatan DTM LiDAR telah banyak digunakan terkait berbagai penerapan dalam simulasi genangan banjir dari luapan air sungai. Simulasi genangan banjir ini perlu dilakukan sebagai langkah alternatif dalam sistem pengendalian banjir dan persiapan mitigasi bencana banjir untuk mengetahui perkiraan area yang kemungkinan dapat terkena dampak banjir. Banjir yang disimulasikan merupakan salah satu bentuk aliran unsteady flow yang dapat disimulasikan dengan program HEC-RAS, serta melakukan visualisasi daerah genangan banjir serta area terdampak banjir menggunakan pendekan sistem informasi geografis (SIG). SIG juga digunakan untuk mempersiapkan beberapa data spasial yang digunakan untuk pemodelan banjir, seperti data geometri sungai, deliniasi daerah aliran sungai tutupan lahan serta jenis tanah selain itu untuk keperluan analisis spasial lainnya. Data hidrologis didapat dari pengolahan curah hujan harian pada stasiun hujan. Analisis hidfrograf dilakukan dengan menggunakan model SCS CN pada perangkat lunak HEC-HMS untuk memperkirakan debit aliran dan debit puncak yang terjadi disepanjang sungai. Luas DAS, curve number, nilai Impervious, Initial Abstraction, dan time lag merupakan parameter yang berpengaruh terhadap analisis hidrograf. Dari hasil analisa hidrograf tersebut menghasilkan debit puncak dari model adalah 119,992 m2/s. Sedangkan dari analisa hidraulika menggunakan HEC-RAS menghasilkan luasan genangan 364.288 m2 yang menggenangi tiga desa yaitu Desa Bulukerto, Bumiaji dan Sidomulyo. Untuk kedalaman dari area tergenang berkisar antara 0,0009-15,189 m dengan rata-rata kedalaman tersebut adalah 4,534 m.