Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT VISIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Yoh. Wahyu Dwi Yudono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v13i2.89

Abstract

AbstraksiPemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadap properti yang ada di dalam setingnya.  Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerima masukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia.  Selanjutnya melalui keberadaan properti yang ada di dalam seting yang berlaku sebagai stimulus, akan dikirimkan dari mata ke otak untuk di pahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman masing-masing pengguna.Fenomena yang terjadi pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, mengindikasikan adanya kecenderungan fungsi tangga yang bermakna ganda, dimana fungsi tangga yang keperuntukannya sebagai elemen akses vertikal, pada periode waktu tertentu berubah fungsi sebagai ruang berkumpul informal oleh mahasiswa.  Perubahan fungsi tangga yang demikian, disebabkan oleh adanya persepsi mahasiswa terhadap seting tangga dalam hall sebagai ruang untuk berkumpul. Adapun perbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (mahasiswa) yang berupa motiv, harapan, dan minat mahasiswa.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi mahasiswa terhadap atribut visibilitas ruang berkumpul pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi universitas wijayakusuma-Purwokerto. Sedang hasil penelitian menunjukan: pada seting tangga dalam hall yang mengandung properti seperti terlihat pada gambar: I-1, terhadap atribut visibilitas dipersepsikan oleh mahasiswa layak untuk dijadikan ruang berkumpul dengan memberi efek dapat dengan mudah untuk melihat (secara visual) lingkungan sekitar yang diperlihatkan oleh mahasiswa dengan motiv menyesuaikan (73%) serta dengan harapan adjustment (73%).  Hal ini menunjukan bahwa, dengan seting tangga tersebut oleh mahasiswa dapat dijadikan sebagai media untuk melihat dosen ataupun teman yang lewat dari arah pintu utama dengan melakukan minat membaca, diskusi, dan ngobrol dengan sesama mahasiswaKata Kunci: Persepsi, atribut, visibiltas.
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Yoh. Wahyu Dwi Yudono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v13i1.85

Abstract

AbstraksiPemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadap properti yang ada di dalam setingnya.  Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerima masukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia.  Selanjutnya melalui keberadaan properti yang ada di dalam seting yang berlaku sebagai stimulus, akan dikirimkan dari mata ke otak untuk di pahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman masing-masing pengguna.Fenomena yang terjadi pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, mengindikasikan adanya kecenderungan fungsi tangga yang bermakna ganda, dimana fungsi tangga yang keperuntukannya sebagai elemen akses vertikal, pada periode waktu tertentu berubah fungsi sebagai ruang berkumpul informal oleh mahasiswa.  Perubahan fungsi tangga yang demikian, disebabkan oleh adanya persepsi mahasiswa terhadap seting tangga dalam hall sebagai ruang untuk berkumpul. Adapun perbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (mahasiswa) yang berupa motiv, harapan, dan minat mahasiswa.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi mahasiswa terhadap atribut sosialibilitas ruang berkumpul pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi universitas wijayakusuma-Purwokerto. Sedang hasil penelitian menunjukan: pada seting tangga dalam hall yang mengandung properti seperti terlihat pada gambar: I-1, perlu adanya zona khusus untuk menampung mahasiswa dalam melakukan interaksi dengan sesamanya, yang diperlengkapi dengan tempat duduk.  Mahasiswa pada dasarnya tidak menyetujui anak tangga dijadikan tempat untuk duduk, yaitu dengan melihat banyaknya pendapat mahasiswa yang mengharapkan adanya penataan tempat duduk pada seting tangga sebesar (76%).Kata Kunci: Persepsi, atribut, sosialibilitas.
INKULTURASI SOSIO-KULTURAL SEBAGAI PONDASI GEREJA POHSARANG DI KEDIRI Yoh. Wahyu Dwi Yudono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.667 KB) | DOI: 10.53810/jt.v11i2.63

Abstract

AbstraksiGereja Pohsarang menurut istilah sekarang merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses terminologi dari adaptasi, akomodasi, inkarnasi maupun kontekstualisasi. Istilah adaptasi dan akomodasi, pada masa lampau digunakan untuk mengungkap pertemuan warga kristen dengan pelbagai kebudayaan suku-suku bangsa. Istilah inkarnasi lebih menunjuk pada misteri penjelmaan Tuhan menjadi manusia (Daeng Hans. J, 1989). Sedang istilah kontekstual, sering digunakan orang Protestan guna merangkum semua hal yang terkandung dalam istilah indigenisasi dengan tidak terjerat pada masa lampau dengan sikap dinamis, menerima perubahan, dan berorientasi ke masa depan dengan menghayati situasi lokal.Menurut Muda Hubertus (1992: 34), inkulturasi adalah istilah yang mengungkapkan keharusan untuk mengkontekstualisasikan warta dan hidup kristiani dalam pelbagai kebudayaan manusia, dan dalam seminar di Yogyakarta dijelaskan bahwa:Inkulturasi adalah proses yang didalamnya komunitas gerejani menghayati iman dan pengalamannya dalam konteks budaya sedemikian rupa sehingga hal-hal itu tidak hanya terungkap dalam unsur budaya lokal tetapi menjadi kekuatan pencipta pola-pola persatuan komunitas baru serta menjadi kekuatan yang menyemangati, membentuk dan dengan jelas memperbaharui kebudayaan itu seokah-olah menjadi suatu ciptaan baru.Dalam proses inkulturasi, tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan “arsitek” yang ada dibelakangnya. Yang pertama dapat dikatakan sebagai arsiteknya adalah para misionaris atau pewarta perdana. Mereka mewartakan Injil ke dalam situasi sosio-kultural dimana mereka diutus. Kedua, yaitu gereja lokal yang merupakan kumpulan umat yang lahir dari pewartaan Injil. Gereja harus menampilkan wajah dan bentuknya sendiri untuk mengakarkan Injil dalam kebudayaannya sendiri.Seperti yang diungkap oleh Sugijopranoto. A (1997: 331), “seorang arsitek suatu gereja harus mengenal budaya dan simbol-simbol yang dipakai untuk mengekspresikan rasa masyarakat sekitar”. Dengan demikian perlu untuk mengetahui siapa, bagaimana, dan dengan cara apa para “arsitek” terlibat dalam proses inkulturasi tersebut.
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT PRIVASI PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Yoh. Wahyu Dwi Yudono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.711 KB) | DOI: 10.53810/jt.v13i2.87

Abstract

Abstraksi Pemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadap properti yang ada di dalam setingnya.  Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerima masukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia.  Selanjutnya melalui keberadaan properti yang ada di dalam seting yang berlaku sebagai stimulus, akan dikirimkan dari mata ke otak untuk di pahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman masing-masing pengguna.Fenomena yang terjadi pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, mengindikasikan adanya kecenderungan fungsi tangga yang bermakna ganda, dimana fungsi tangga yang keperuntukannya sebagai elemen akses vertikal, pada periode waktu tertentu berubah fungsi sebagai ruang berkumpul informal oleh mahasiswa.  Perubahan fungsi tangga yang demikian, disebabkan oleh adanya persepsi mahasiswa terhadap seting tangga dalam hall sebagai ruang untuk berkumpul. Adapun perbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (mahasiswa) yang berupa motiv, harapan, dan minat mahasiswa.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi mahasiswa terhadap atribut privasi ruang berkumpul pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi universitas wijayakusuma-Purwokerto. Sedang hasil penelitian menunjukan: pada seting tangga dalam hall yang mengandung properti seperti terlihat pada gambar: I-1, terhadap atribut privasi dipersepsikan oleh mahasiswa layak untuk dijadikan ruang berkumpul yang dapat memberi kesan terbuka dan diperlihatkan oleh mahasiswa dengan sikap motiv menyesuaikan (64%) serta dengan harapan adjustment (65%).  Hal ini menunjukan bahwa dengan seting tangga tersebut mahasiswa menyukai ruang terbuka untuk melakukan kegiatan interaksi dengan sesama mahasiswa, baik untuk menunggu dosen, menunggu teman, sambil melakukan kegiatan minat membaca, diskusi, atupun ngobrol dengan teman.Kata Kunci: Persepsi, atribut, privasi.
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Yoh. Wahyu Dwi Yudono
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v13i1.83

Abstract

AbstraksiPemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadap properti yang ada di dalam setingnya.  Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerima masukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia.  Selanjutnya melalui keberadaan properti yang ada di dalam seting yang berlaku sebagai stimulus, akan dikirimkan dari mata ke otak untuk di pahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman masing-masing pengguna.Fenomena yang terjadi pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, mengindikasikan adanya kecenderungan fungsi tangga yang bermakna ganda, dimana fungsi tangga yang keperuntukannya sebagai elemen akses vertikal, pada periode waktu tertentu berubah fungsi sebagai ruang berkumpul informal oleh mahasiswa.  Perubahan fungsi tangga yang demikian, disebabkan oleh adanya persepsi mahasiswa terhadap seting tangga dalam hall sebagai ruang untuk berkumpul. Adapun perbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (mahasiswa) yang berupa motiv, harapan, dan minat mahasiswa.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi mahasiswa terhadap atribut kenyamanan ruang berkumpul pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi universitas wijayakusuma-Purwokerto. Sedang hasil penelitian menunjukan:Seting tangga memberi rasa nyaman untuk melakukan aktifitas membaca/diskusi (90%), dengan penerangan yang memenuhi persyaratan untuk melakukan aktifitas membaca (43%). Seting tangga memberi rasa nyaman untuk melakukan aktifitas ngobrol (38%), dengan seting tangga yang dinilai tidak sesak / “crowded” (47%).Kata Kunci: Persepsi, atribut, kanyamanan.