Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH LUNAK DI BAWAH PILED - GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT Adhe Noor Patria
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.471 KB) | DOI: 10.53810/jt.v9i2.39

Abstract

Intisari             Tanah lunak banyak dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa kendala sering dijumpai saat konstruksi sedang dibangun di atas tanah ini seperti sukarnya pemadatan tanah dan konsolidasi tanah dalam waktu yang cukup lama. Konsolidasi berkaitan dengan nilai tekanan air pori tanah dan tekanan air pori berlebih di dalam tanah yang timbul saat beban luar bekerja. Perubahan tekanan air pori yang terjadi di dalam tanah diteliti lebih lanjut oleh peneliti agar dapat diketahui lebih lanjut pengaruhnya terhadap konsolidasi.            Analisis yang dilakukan berupa simulasi numeris terhadap trial embankment yang telah dibangun di salah satu sisi ruas jalan Kendal Kaliwungu, Semarang. Pengukuran tekanan air pori riil di lapangan dilakukan pada tanah dasar di bawah trial embankment tanpa perkuatan (normal embankment). Setelah dilakukan validasi kemudian dilakukan simulasi numeris untuk mengukur tekanan air pori pada tanah dasar setelah embankment diberi perkuatan berupa floating pile dan geogrid pada dasar embankment. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Plaxis versi 7.2.            Hasil penelitian menujukan bahwa pada reinforced embankment dengan model rigid embankment, nilai excess pore water pressure terbesar di bawah embankment berada pada area C (kedalaman 13 m) yaitu sebesar -17,895 kPa sedangkan pada area lain cukup kecil yaitu sebesar -0,1512 kPa pada area A (kedalaman 0,5 m) dan sebesar 8,1457 kPa pada area B (kedalaman  9m). Pada model interface embankment, nilai excess pore water pressure terbesar di bawah embankment berada pada area C (kedalaman 13 m) sebesar -15,079 kPa sedangkan pada area lain cukup kecil yaitu sebesar 0,7438 kPa pada area A (kedalaman 0,5 m) dan sebesar 1,085 kPa pada area B (kedalaman 9 m).Kata Kunci :  embankment, konsolidasi, excess pore water pressure
ANALISIS DEFORMASI FLOATING PILES SEBAGAI PERKUATAN TANAH LUNAK DI BAWAH GEOGRID-REINFORCED EMBANKMENT Adhe Noor Patria
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.73 KB) | DOI: 10.53810/jt.v12i2.78

Abstract

Oleh: A. Adhe Noor PSH#1e-mail : adhe_noorpatria@yahoo.co.idStaf Pengajar pada Jurusan Teknik, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto AbstraksiTanah lunak merupakan jenis tanah yang mendominasi sebagian besar wilayah di Indonesia. Jenis tanah ini memiliki perilaku yang khas sehingga sebagian besar kosntruksi yang berdiri pada tanah ini akan menemui beberapa kendala seperti penurunan tanah yang tinggi besar dan laju konsolidasi yang tinggi. Salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan penggunaan geogrid pada dasar kosntruksi atau penggunaan kombinasi geogrid dan floating piles di dasar konstruksi seperti contoh pada konstruksi embankment.Perilaku kosntruksi perkuatan yang berupa kombinasi geogrid – floating piles di dasar embankment dipelajari lanjut dengna menggunakan simulasi numeris berbasis Plaxis Versi 7.2. Pada simulasi ini, konstruksi timbunan dan perkuatan (geogrid dan floating piles) dimodelkan sebagai plane strain. Pelaksanaan konstruksi dilakukan secara bertahap (staged construction) dan laju konsolidasi tanah dasar diamati.Berdasar hasil simulasi, kita dapat mengetahui deformasi floating piles pada area utama seperti pada kaki (toe) dan Pusat (center) embankment). Pada daerah kaki timbunan (toe of embankment), perpindahan horisontal floating piles hanya ditahan oleh kondisi penjepitan (fixed) geogrid di salah satu sisinya saja sehingga dimungkinkan terjadinya penyaluran beban embankment dalam bentuk perpindahan horisontal yang lebih besar dari pada di area center line of embankment. Pada area center line of embankment sedangkan pada area di tengah embankment, floating piles berada di antara dua buah kondisi penjepitan geogrid, kondisi ini menyebabkan beban yang diterima oleh floating piles berasal dari geogrid dan tanah timbunan. Beban yang berasal dari geogrid; yang merupakan gaya tarik terhadap pile caps; cenderung menyebabkan perpindahan horisontal sedangkan beban tanah timbunan di atas pile caps cenderung menyebabkan perpindahan vertikal. Nilai perpindahan vertikal floating piles cenderung lebih besar dari pada perpindahan horisontal karena perpindahan horisontal floating piles ditahan oleh perkuatan geogrid. Kata Kunci : floating piles, goegrid, pile caps, perpindahan horisontal