Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kesesuaian Uji Antigen Capture Enzyme Linked Immunosorbant Assay dan Nested Multiplex Polymerase Chain Reaction untuk Diagnosis Rutin Bovine Viral Diarrhea Irianingsih, Sri Handayani; Waluyati, Dessie Eri; Sari, Desi Puspita; Wuryastuty, Hastari
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.162

Abstract

Abstract Bovine Viral Diarrhea (BVD) is one of the main causes of impaired productivity and reproduction of cows. Antigen capture Elisa (ACE) is one of the serological technique that is sensitive, reliable and used regularly for detecting persistent BVD infection individually which simpler than multiplex nested PCR. The aim of this study was to determine the agreement between ACE and multiplex nested PCR as a routine laboratory diagnostic technique to detect the presence of BVD infection. A total of 128 cow serum samples consisting of 63 positive and 65 negative samples based on ACE were used in this study. The samples were collected from active and passive surveillance in dairy and beef cattle conducted by Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. The serum samples were then tested molecularly using multiplex nested PCR against BVD. The result showed 48 out of 63 BVDV-1 positive samples were found positive BVD antigen whereas 57 of 65 BVDV-1 negative samples were negative using multiplex nested PCR, . The agreement value between the two different assays based on statistic analysis using Kappa method was 0.64 and classified a good one. The result concluded that the ACE BVD assay was equally suitable as routine diagnosis to determine BVD infected cattle in the farm. Keywords: Antigen capture ELISA; Bovine viral diarrhea; Kappa; Multiplex nested PCR. Abstrak Bovine Viral Diarrhea (BVD) merupakan salah satu penyebab gangguan produktivitas dan reproduksi sapi. Antigen capture ELISA (ACE) merupakan salah satu teknik serologis yang sensitif, dapat diandalkan dan digunakan secara teratur untuk mendeteksi infeksi BVD persisten secara individual yang lebih sederhana daripada multiplex nested PCR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara uji ACE dan multiplex nested PCR sebagai teknik diagnostik laboratorium rutin untuk mendeteksi adanya infeksi BVD. Sebanyak 128 sampel serum sapi yang terdiri dari 63 sampel positif dan 65 negatif berdasarkan ACE BVDV Antigen Test Kit/Serum Plus (Idexx®) digunakan dalam kajian ini. Sampel serum sapi merupakan koleksi dari surveilans aktif dan pasif pada sapi perah dan potong yang dilakukan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. Sampel serum kemudian diuji secara molekuler menggunakan multiplex nested PCR terhadap BVD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknik multiplex nested PCR, 48 dari 63 sampel positif BVDV-1 ditemukan positif untuk antigen BVD sedangkan 57 dari 65 sampel negatif BVDV-1 negatif untuk antigen BVD. Analisis statitik berdasarkan perhitungan metoda Kappa menunjukkan nilai kesesuaian antara dua uji sebesar 0,64 dan tergolong bagus. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa uji ACE BVD sesuai sebagai diagnosis rutin untuk menentukan ternak yang terinfeksi BVD di peternakan. Kata kunci: Antigen capture ELISA; Bovine viral diarrhea; Kappa; Multiplex nested PCR.
DIAGNOSIS CEPAT VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE A SUBTIPE H5 DARI SPESIMEN LAPANGAN DENGAN METODE ONESTEP SIMPLEX RT-PCR Haryanto, Aris; Andinita, Duhita; Irianingsih, Sri Handayani; Yudianingtyas, Dini Wahyu
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 1 (2012): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i1.346

Abstract

Virus avian influenza (AI) merupakan virus dengan materi genetik RNA single-stranded sense negatif, beramplop yang termasuk dalamfamili Orthomyxoviridae. Onestep simplex reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) merupakan salah satu metode diagnosis yang dapat diandalkan untuk mendeteksi virus AI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode diagnosis cepat virus AI pada spesimen lapangan secara langsung dari pasar unggas berdasarkan amplifikasi RT-PCR gen M dan H5 dengan metode yang berbasis onestep simplex RT-PCR tanpa melalui proses inokulasi dan propagasi virus AI dalam telur ayam berembrio (TAB). Sebanyak 35 sampel spesimen lapangan dari swab trakea unggas yang berasal dari pasar unggas di Terban, Kotamadya Yogyakarta digunakan dalam penelitian ini. Amplifikasi DNA secara onestep simplex RT-PCR pada gen matriks (M) dilakukan terhadap seluruh sampel. Pada sampel-sampel yang menunjukkan hasilpositif pada amplifikasi gen M kemudian dilakukan amplifikasi RT-PCR secara lebih lanjut untuk gen H5 virus AI. Produk hasil amplifikasi RT-PCR gen M dan H5 divisualisasikan menggunakan elektroforesis gel agarose konsentrasi 1% dengan pewarnaan SYBRSafe DNA Gel Staining. Hasil amplifikasi RT-PCR gen M menunjukkan bahwa dari 35 sampel diperoleh 8 sampel positif terinfeksi virus AI tipe A yang ditunjukkan dengan adanya fragmen DNA sebesar 200 bp, sedangkan hasil amplifikasi gen H5 sebanyak 5 dari 8 sampel-sampel tersebut merupakan virus AI tipe A subtipe H5 yang ditunjukkan dengan adanya fragmen DNA sebesar 545 bp. Diagnosis cepat virus AI tipe A subtipe H5 secara langsung dari spesimen lapangan di pasar unggas dapat dilakukan dengan metode onestep simplex RT-PCR, namun metode diagnosis tersebut tidak dapat mendeteksi keberadaan virus AI dalam sampel yang virusnya terlalu sedikit.
Detection of Non-Structural Protein and Structural Protein Antibodies in Dairy Cattle Infected with Foot and Mouth Disease (FMD) in Boyolali, Central Java Sari, Desi Puspita; Irianingsih, Sri Handayani; Wibowo, Michael Haryadi
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 2 (2025): Agustus
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.99740

Abstract

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdampak buruk pada kesejahteraan hewan, kerugian ekonomi, dan pembatasan ekspor ternak dan produk ternak. Hewan yang terinfeksi virus PMK akan menghasilkan antibodi protein non-struktural (NSP) dan protein struktural (SP). Kekebalan terhadap antibodi SP memberikan perlindungan pada hewan setelah infeksi PMK. Adanya antibodi setelah infeksi PMK merupakan indikator penting dalam pelaksanaan program vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan antibodi NSP dan SP serotipe O pada sapi perah. Dua puluh tujuh sapi perah yang terinfeksi PMK dan tidak divaksinasi di Dusun Bendosari, Desa Karangkendal, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali digunakan dalam penelitian ini. Deteksi sapi yang terinfeksi PMK menggunakan sampel usap mulut, susu dan serum satu bulan setelah infeksi PMK. Deteksi antibodi NSP dan SP serotipe O menggunakan teknik ELISA dari sampel serum. Serum dikumpulkan setiap bulan sampai enam bulan setelah infeksi PMK. Penelitian ini menunjukkan bahwa antibodi NSP dan SP serotipe O masih terdeteksi pada sapi perah hingga enam bulan setelah infeksi PMK.