Maluku memiliki sumberdaya laut yang sangat besar, baik sumberdaya hayati maupun nir-hayati termasuk potensi wisata bahari yang menjadi prioritas pemerintah untuk dikembangkan. Namun pada kenyataannya, perkembangan wisata bahari di Maluku masih menghadapi berbagai kendala, yaitu menentukan lokasi yang layak untuk dijadikan tujuan wisata. Penelitian ini bermaksud untuk melihat tingkat kesesuaian wisata khususnya wisata snorkling dan selam di perairan Pulau Nusalaut. Pengambilan sampel dilakukan pada tahun 2014 dan 2015 di 6 (enam) lokasi yang berbeda. Pengambilan data karang menggunakan metoda LIT (Line Intecept Trancect) dan dianalisis menggunakan "Life Form Program". Pengamatan ikan karang dilakukan dengan Underwater Visual Census (UVC) dan transek. Parameter lingkungan diambil dengan cara pengukuran langsung dilapangan. Terumbu karang dikategorikan dalam kondisi ”Baik” dan ”Sangat Baik” dengan persentase tutupan karang antara 58,54-77%. Sebanyak 217 jenis karang batu yang termasuk ke dalam 52 genera dari 16 famili menempati rataan terumbu. Keanekaragaman ikan karang berada pada kondisi yang cukup baik dengan indeks keanekaragaman berkisar antara 3,05-4,09. Setidaknya terdapat 2.838 individu ikan karang dari 25 famili dan 170 jenis, terbagi dalam kelompok ikan indikator sebanyak 6%, ikan mayor 67% dan ikan target 27%. Kecerahan perairan berkisar antara 8-12 m dengan kecepatan arus antara 1,6-18,5 m/s. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian wisata, seluruh lokasi penelitian dikategorikan “Sangat Sesuai” untuk dijadikan tujuan wisata snorkling maupun selam dengan Indeks Kesesuaian Wisata antara 81,25-95,83%.