Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RELATIONS OF SEVERAL PHYSICOCHEMICAL PARAMETERS AND PHYTOPLANKTON IN COASTAL KUBU RAYA DISTRICT, WEST KALIMANTAN Sri Endah Purnamaningtyas; Dimas Angga Hedianto; . Riswanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 9 No. 2 (2017): Elektronik Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.715 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v9i2.19305

Abstract

This research was conducted in April, July and October 2013 at 8 (eight) stations: 1. Tj. Intan, 2. Tj. Tempurung, 3. Tj. Bunga Dalam, 4. Tj. Bunga dalam, 5. Tj. Burung, 6. P. Dabung, 7. Tasik Malaya, and 8. Tj. Harapan. This study aims to determine the relationship between several physic-chemical parameters and phytoplankton abundance. The results show the growth of phytoplankton biomass (chlorophyll a) was determined by high concentration of NH4 and NO3, while its growth is limited by turbidity (turbidity). Station that has high fertility in the Coastal District of Kubu Raya is Dabung Island. Keyword: water quality, chlorophyll a, coastal Kubu Raya district
DINAMIKA POPULASI DAN STATUS PEMANFAATAN UDANG WINDU Penaeus monodon (Fabricus, 1789) DI PERAIRAN ACEH TIMUR, PROVINSI ACEH Dimas Angga Hedianto; Astri Suryandari; Didik Wahju Hendro Tjahjo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.335 KB) | DOI: 10.15578/jppi.22.2.2016.71-82

Abstract

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan salah satu komoditas perikanan udang utama di Kabupaten Aceh Timur dengan nilai ekonomi tinggi. Upaya pemanfaatannya masih banyak dilakukan menggunakan alat tangkap yang cenderung destruktif dan tidak selektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika populasi dan laju eksploitasi udang windu di perairan Aceh Timur pada Januari-Desember 2015. Analisis dengan menggunakan perangkat lunak FiSAT II dilakukan terhadap 6.426 ekor udang windu hasil tangkapan nelayan menggunakan trawl, serta pukat layang dan langgih (mini bottom trawl) yang pencatatannya dilakukan enumerator secara bulanan. Hasil analisis didapatkan persamaan pertumbuhan udang windu gabungan (jantan danbetina) adalah CLt = 86,63 [1-e-0,94(t+0,13)]. Laju mortalitas total (Z) tahunan yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 4,09 tahun-1, laju mortalitas alami (M) sebesar 1,31 tahun-1,dan laju mortalitas penangkapan (F) sebesar 2,78 tahun-1. Laju ekploitasi (E) didapatkan sebesar 0,68 tahun-1 yang menunjukkan tingkat eksploitasi yang tinggi. Nilai panjang karapas asimptotik (CL ) udang windu jantan dan betina sebesar 65,63 mm dan 86,63 mm dengan laju pertumbuhan (K) untuk udang windu jantan dan betina sebesar 1,0 tahun-1 dan 1,1 tahun-1. Laju eksploitasi udang windu betina lebih tinggi dari pada udang jantan. Pola rekrutmen terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada April dan Agustus. Status stok udang windu, khususnya udang betina, berada pada kondisi lebih tangkap dan rentan terhadap eksploitasi. Upaya pengelolaan dan pemanfaatan udang windu yang lestari di perairan Aceh Timur perlu dilakukan dengan mengurangi laju eksploitasi sekitar 36% dari tingkat eksploitasi yang ada dan mengendalikan penggunaan alat tangkap yang destruktif khususnya di daerah asuhan udang windu.