Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS RETRACKING WAVEFORM DATA SATELIT ALTIMETER PADA TELUK, PERAIRAN PULAU-PULAU KECIL, DAN LAUT DALAM DI LAUT HALMAHERA Maya Eria Br Sinurat; Bisman Nababan; Jonson Lumban Gaol
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 3 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.544 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v11i3.27101

Abstract

Akurasi estimasi tinggi muka laut (SSH) dari satelit altimeter sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan dan daratan disekitar perairan tersebut. Estimasi SSH di laut lepas umumnya sudah akurat. Namun, pada daerah pantai, estimasi SSH kurang akurat karena gangguan pantulan sinyal dari daratan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis retracking waveform satelit altimeter pada perairan yang kompleks di Laut Halmahera. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data waveform dari Sensor Geophysical Data Record type D (SGDR-D) Jason-2 dan Jason-3 tahun 2017. Algoritma retracking yang digunakan yaitu Offset Centre of Gravity (OCOG), Iced, Threshold, dan Improved Threshold. Hasil retracking waveform menunjukkan semua retracker memberikan perbaikan data SSH yang signifikan kecuali OCOG. Retracker yang paling cocok diaplikasikan di Laut Halmahera pada teluk dangkal dan sempit yaitu Threshold 10%, pada teluk dalam dan lebar yaitu Threshold 50%, serta pada perairan dekat pulau pulau kecil yaitu Threshold 10% dan Threshold 20%. Secara umum, Non-Brown waveform lebih banyak ditemukan di perairan teluk dangkal dan sempit (rata-rata=63,49%) dibandingkan dengan teluk dalam dan lebar (rata-rata=11,51%) dan perairan pulau-pulau kecil (rata-rata=9,57%). Namun demikian, tingkat perbaikan data SSH di perairan teluk dangkal dan sempit lebih tinggi dibandingkan dengan teluk dalam dan lebar serta perairan pulau-pulau kecil dan laut dalam. Persentase peningkatan perbaikan data (IMP) tertinggi yaitu 96,71% dengan algoritma Improved Threshold 10% pada Jason-2 pass 164.