Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Synthesis Of Nanoparticle Barium Hex Aferrite By Sol Gel Auto Combutio W Widyastuti; Felly Yulian FF; Rochman Rochiem; Hariyati Purwaningsih
Jurnal Teknik Industri Vol. 12 No. 2 (2011): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3424.509 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol12.No2.156-161

Abstract

Nanocrystalline of Barium Hexaferrite (BaFe12O19) powders have been synthesized using the sol gel auto combustion method. The ferrite precursors were obtained from aqueous mixtures of Barium nitrate and Ferric nitrate by auto combustion reaction from gel point. These precursors were sintered at different temperatures ranging from 700 to 1000oC for constant calcinations time 2,5 h in a static air atmosphere. Effects of Fe3+/Ba2+ mol ratios and sintering temperatures on the microstructure and magnetic properties were systematically studied. The powders formed were investigated using X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope (SEM) and VSM. The results obtained showed that the phase BaFe12O19 powders were achieved by the Fe3+/Ba2+ mole ratio from the stoichiometric value 11, 11.5 and 12 at temperature 950OC. With increasing of temperature sintering, coercivity and magnetization value tends to rising. The maximum saturation magnetization (66.16 emu/g) was achieved at the Fe3+/Ba2+ mole ratio to 11.5 and the sintering temperature 950OC. The maximum coercivity value 3542 Oe achieved at mole ratio sample 12 with sintering temperature 950OC. Maximum saturation 6616 emu/g achieved at mole ratio sample 115 with the same temperature.
PENGARUH JARAK NOZZLE PADA PROSES COATING FeCrBMnSi DENGAN METODE WIRE ARC SPRAY TERHADAP KETAHANAN THERMAL Suswanto Suswanto; Muhammad Suchaimi; Hariyati Purwaningsih; Rochman Rochiem; Budi Agung Kurniawan
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.671 KB)

Abstract

Turbin uap adalah alat yang sering digunakan di bidang industri maupun sebagai pembangkit listrik. Turbin uap bekerja pada temperature tinggi sehingga kerusakan yang terjadi biasanya disebabkan oleh korosi temperatur tinggi (KTT) atau hot corrossion. LTHC (Low temperature Hot Corrosion) adalah salah satu jenis KTT yang terjadi pada temperatur 700-800OC. Korosi jenis ini terjadi pada sudu-sudu turbin uap yang menyebabkan material pada turbin mengalami kerusakan dan penurunan fungsi. Salah satu metode yang digunakan untuk melindungi material pada sudu-sudu turbin adalah proses coating dengan metode wire arc spray. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak nozzle pada proses coating FeCrBMnSi dengan metode wire arc spray terhadap ketahanan thermal. Penelitian ini diawali dengan proses preparasi spesimen yang kemudian dilakukan proses pengujian yaitu SEM, XRD, dan thermal cycle. Dari hasil penelitian ini, didapatkan hasil terbaik yaitu pada jarak 400 mm dan yang mempunyai kekuatan lekat sebesar 22,58 MPa. Dari pengujian thermal cycle didapatkan senyawa precipitate boride (Fe9B)0,2 yang mengakibatkan peningkatan nilai kekerasan permukaan. Selain itu pada permukaan coating terbentuk senyawa oksida berupa Fe3O4 yang mengakibatkan perambatan retak.Kata kunci: coating, FeCrBMnSi, jarak nozzle, ketahanan thermal, wire arc spray  
Pengaruh Penambahan SiO2 Hasil Ekstraksi Sekam Padi Pada Sintesis Natrium Superionik Konduktor (NASICON) dan Sifat Konduktivitas Ionik Baterai Elektrolit Padat Hariyati Purwaningsih; Syifa' Errahmah; Yohan Ervianto; Haniffudin Nurdiansyah; Yenni Rahmawati; Diah Susanti
Jurnal Fisika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v8i2.16979

Abstract

Energi merupakan isu hangat yang selalu diperlukan inovasi dari tahun ke tahun. Salah satu inovasi di dalamnya adalah bidang material penyimpan, contohnya baterai. Baterai memiliki tiga komponen utama, yakni anoda, katoda, elektrolit. Elektrolit memiliki sifat sebagai penghantar (konduktor) ion yang baik dikenal dengan dua macam, cair dan padat. Beberapa peneliti memperkenalkan NASICON (Na1+xZr2SixP3-xO12) sebagai struktur konduktor ion yang memungkinkan ion Na+ bergerak secara tiga dimensi. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penambahan SiO2 hasil ekstraksi dari sekam padi pada pembentukan fasa NASICON dan konduktivitasionik pada baterai elektrolit padat. Proses pembentukan NASICON menggunakan metode sol-gel dari NaOH, SiO2, H3PO4 dan ZrOCl2.8H2O. SiO2 untuk pembentukan NASICON diekstrak dari sekam padi dengan metode acid-leaching. Hasil dari XRD menunjukkan bahwa silika hasil ekstraksi berbentuk amorf. Hasil SEM pada silika memperlihatkan bahwa morfologi silika berporoos. Hasil FTIR ekstraksi silika menunjukkan bahwa adanya ikatan Si-O-Si pada sampel. Hasil XRD NASICON menunjukkan bahwa struktur sebelum pemanasan kedua adalah monoklinik, sedangkan setelah melalui proses kompaksi dan pemanasan kembali berstruktur rhombohedral. Hasil LCR menunjukkan bahwa Nyquist Plot dari ketiga komposisi bersifat semikonduktor dengan konduktivitas tertinggi dimiliki oleh NASICON dengan komposisi x=2. Jadi dapat disimpulkan bahwa penambahan fraksi mol SiO2 pada NASICON tidak menghasilkan perubahan struktur kristal, namun sintering ulang hingga 1000oC menghasilkan transformasi struktur kristal monoklinik ke rhombohedral. Selain itu, nilai konduktivitas semakin tinggi pada penambahan nilai fraksi mol (x) namun akan menurun seiring dengan kenaikan fraksi mol ≥ 2Energi merupakan isu hangat yang selalu diperlukan inovasi dari tahun ke tahun. Salah satu inovasi di dalamnya adalah bidang material penyimpan, contohnya baterai. Baterai memiliki tiga komponen utama, yakni anoda, katoda, elektrolit. Elektrolit memiliki sifat sebagai penghantar (konduktor) ion yang baik dikenal dengan dua macam, cair dan padat. Beberapa peneliti memperkenalkan NASICON (Na1+xZr2SixP3-xO12) sebagai struktur konduktor ion yang memungkinkan ion Na+ bergerak secara tiga dimensi. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penambahan SiO2 hasil ekstraksi dari sekam padi pada pembentukan fasa NASICON dan konduktivitasionik pada baterai elektrolit padat. Proses pembentukan NASICON menggunakan metode sol-gel dari NaOH, SiO2, H3PO4 dan ZrOCl2.8H2O. SiO2 untuk pembentukan NASICON diekstrak dari sekam padi dengan metode acid-leaching. Hasil dari XRD menunjukkan bahwa silika hasil ekstraksi berbentuk amorf. Hasil SEM pada silika memperlihatkan bahwa morfologi silika berporoos. Hasil FTIR ekstraksi silika menunjukkan bahwa adanya ikatan Si-O-Si pada sampel. Hasil XRD NASICON menunjukkan bahwa struktur sebelum pemanasan kedua adalah monoklinik, sedangkan setelah melalui proses kompaksi dan pemanasan kembali berstruktur rhombohedral. Hasil LCR menunjukkan bahwa Nyquist Plot dari ketiga komposisi bersifat semikonduktor dengan konduktivitas tertinggi dimiliki oleh NASICON dengan komposisi x=2. Jadi dapat disimpulkan bahwa penambahan fraksi mol SiO2 pada NASICON tidak menghasilkan perubahan struktur kristal, namun sintering ulang hingga 1000oC menghasilkan transformasi struktur kristal monoklinik ke rhombohedral. Selain itu, nilai konduktivitas semakin tinggi pada penambahan nilai fraksi mol (x) namun akan menurun seiring dengan kenaikan fraksi mol ≥ 2