Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Ambivalensi dalam Mencari Sarang Angin Yulitin Sungkowati
Humaniora Vol 22, No 1 (2010)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2631.706 KB) | DOI: 10.22146/jh.986

Abstract

This paper aims at explaining the ambivalences in the novel Mencari Sarang Angin (MSA) written by Suparto Brata. The ambivalences found in MSA are seen not only in the space and time movement, but also in the dialects of European (Dutch) and Javanese culture. The space and time movement points back at a space and time that will be left. Although the European culture is placed in a higher position as compared to Javanese culture, it can't move up Javanese culture easily. In relation to the position between European and Javanese, or between the colonialist and the colony, the ambivalences have occured not only between receiving European logic and keeping Javanese philosophy and between receiving democratic values and feudalism, but also between monogamy and polygamy marriage. The relation is not one that ignores each other, but it the one that creates third space, it is the hybrid of Javanese and European culture.
LATAR CERPEN-CERPEN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT PADA ERA REFORMASI Yulitin Sungkowati
Kandai Vol 9, No 2 (2013): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.738 KB) | DOI: 10.26499/jk.v9i2.302

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan latar cerita pendek berbahasa Jawa di majalah Panjebar Semangat pada era reformasi dengan teori pengkajian fiksi. Sumber data penelitian ini adalah cerpen-cerpen majalah Panjebar Semangat yang terbit pada era reformasi, tahun 2000—2010. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa cerpen pada tahun 2000—2005 masih cukup banyak menghadirkan latar pedesaan, tetapi pada tahun 2006—2010 terjadi pergeseran ke arah latar perkotaan secara seimbang. Latar waktu didominasi oleh waktu sezaman, yaitu tahun 2000—2010. Latar waktu tersebut tidak selalu diungkapkan dengan angka tahun secara jelas, tetapi ditunjukkan dengan adanya keterkaitan dengan waktu secara faktual. Latar sosial budaya tidak lagi didominasi oleh latar sosial masyarakat kelas bawah, tetapi juga kelas menengah atas perkotaan.
BAHASA KIASAN DALAM CERPEN “SURABAYA” KARYA TOTILAWATI TJITRAWASITA Yulitin Sungkowati
Kadera Bahasa Vol 9, No 2 (2017): Kadera Bahasa
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190 KB) | DOI: 10.47541/kaba.v9i2.8

Abstract

This research is aimed to describe the figurative language of short story “Surabaya” of Totilawati Tjitrawasita. Theproblems of research focus are what are the figurative language in short story and how are its effects? The research usedqualitative method by using read and noted techniques. The research has results that figurative language of the shortstory are personification, simile, and methapore All of them dominated narration of the short story and they get effectof imaginative creation of a suffering village and violent city. AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkap bahasa kiasan yang ada dalam cerpen “Surabaya” karya TotilawatiTjitrawasita. Masalah yang menjadi fokus penelitian, yakni bahasa kiasan apa sajakah yang ada dalamcerpen “Surabaya” karya Totilawati Tjitrawasita dan bagaimanakah efeknya. Metode yang digunakanadalah metode kualitatif dengan teknik baca dan catat. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwabahasa kiasan yang banyak digunakan dalam cerpen “Surabaya” adalah personifikasi, simile, dan metafora.Ketiga bahasa kiasan itu mendominasi narasi cerpen dan menimbulkan efek terciptanya gambaranangan tentang sebuah dusun yang merana dan sebuah kota yang kejam.
HUBUNGAN INTERTEKSTUAL DRAMA “ANTARA BUMI DAN LANGIT (KEMUNING DIWAKTU DAHULU)” DENGAN NOVEL BELENGGU Yulitin Sungkowati
Salingka Vol 11, No 01 (2014): SALINGKA, EDISI JUNI 2014
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.058 KB) | DOI: 10.26499/salingka.v11i01.3

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan hubungan intertekstual drama “Antara Bumi dan Langit (Kemuning diwaktu Dahulu)” dengan novel Belenggu karya Armin Pane. Untuk menjawab masalah hubungan intertekstual ini, penulis menggunakan teori intertekstual. Temuan penelitian ini adalah drama “Antara Bumi dan Langit (Kemuning diwaktu Dahulu)” berhubungan intertekstual dengan novel Belenggu sebagai hipogramnya dalam hal alur dan tokoh. Drama “Antara Bumi dan Langit (Kemuning diwaktu Dahulu)” tampaknya ditulis untuk menjawab kritik yang dilontarkan oleh para kritikus sastra terhadap novel Belenggu
PEREMPUAN JAWA, DAYAK, TIONGHOA, DAN JEPANG DALAM NOVEL-NOVEL LAN FANG (JAVANESE, DAYAK, CHINESE, AND JAPANESE WOMEN IN LAN FANG NOVELS) Yulitin Sungkowati
Widyaparwa Vol 45, No 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.344 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v45i2.151

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap dan mendeskripsikan gambaran perempuan Jawa, Dayak, Tionghoa, dan Jepang dalam novel-novel Lan Fang dengan perspektif feminis. Masalah yang menjadi fokus penelitian ialah bagaimanakah perempuan Jawa, Dayak, Tionghoa, dan Jepang digambarkan oleh Lan Fang dalam novel-novelnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan datanya dengan teknik baca (secara berulang-ulang) dan catat pada kartu data. Sumber datanya adalah novel Perempuan Kembang Jepun, Reinkarnasi, Kembang Gunung Purei, Pai Yin, Lelakon, dan Ciuman di Bawah Hujan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perempuan dalam novel-novel Lan Fang tidak digambarkan dengan citra yang sama. Perempuan Jawa digambarkan paling negatif, sedangkan perempuan Tionghoa digambarkan dengan citra yang paling positif. Di antara keduanya ada perempuan Dayak yang gambarannya cenderung negatif dan perempuan Jepang yang citranya cenderung positif. Hal itu menunjukkan keberpihakan Lan Fang yang berasal dari latar belakang Tionghoa pada perempuan kelompok etniknya.kelompok etniknya.The research aims to reveal and describe the images of Javanese, Dayak, Chinese, and Japanese in Lan Fang novels through feminism perspective. The problem formulation of this research is how Javanese, Dayak, Chinese, and Japanese women are described by Lan Fang in her novels. This research was conducted using qualitative-descritive method and the data was collected using reading (repeatedly) and recording on data card. The data are Perempuan Kembang Jepun, Reinkarnasi, Kembang Gunung Purei, Pai Yin, and Ciuman di Bawah Hujan novel. The result shows that the women in Lan Fang novels were not described in same images. Javanese woman are portrayed in the most negative images, whereas Chinese women are portrayed in most positive images. Between them there are Dayak women who tend to be portrayed more negative and Japanese women to be more positive images. It shows that Lan Fang who is originally from Tionghoa background and tends to stand with women of her ethnical group.
PERSOALAN LINGKUNGAN DALAM NOVEL LEMAH TANJUNG KARYA RATNA INDRASWARI IBRAHIM (PROBLEM OF ENVIRONMENT IN LEMAH TANJUNG NOVEL BY RATNA INDRASWARI IBRAHIM) Yulitin Sungkowati
Widyaparwa Vol 44, No 2 (2016)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.17 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v44i2.129

Abstract

Sebagai produk masyarakat, karya sastra juga menghadirkan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat, tidak terkecuali persoalan lingkungan. Ratna Indraswari Ibrahim adalah perempuan pengarang yang memiliki perhatian terhadap persoalan lingkungan seperti dalam novel Lemah Tanjung, tetapi selama ini para peneliti hanya menyoroti persoalan perempuannya saja. Oleh karena itu, masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimanakah persoalan lingkungan dalam novel Lemah Tanjung. Penelitian ini bertujuan mengungkap dan mendeskripsikan persoalan lingkungan yang terepresentasikan dalam novel Lemah Tanjung melalui pendekatan mimetis dengan teori ecocriticsm. Hasil penelitian menunjukan bahwa persoalan lingkungan dalam novel Lemah Tanjung merupakan representasi persoalan lingkungan yang ada di Kota Malang. Indikasi awal persoalan lingkungan adalah sulitnya mencari kunang-kunang yang menunjukkan makin sulitnya mencari sumber air bersih. Persoalan lingkungan lebih besar dihadirkan dengan kasus alih fungsi hutan kota menjadi perumahan mewah yang memicu perlawanan masyarakat terhadap pengusaha dan penguasa yang tidak berpihak pada lingkungan. Novel Lemah Tanjung menunjukkan keberpihakannya pada lingkungan, tetapi dengan nada pesimis. As a product of society, literary presents some problems that exist in society, not mention environment problems. Ratna Indraswari Ibrahim is a woman writer who cares about environment problem, as seen on her novel, Lemah Tanjung. Up to now, the researcher only focused on the woman problem. Because of that, this research focused on how the environment problem that represented in Lemah Tanjungnovel. The aims of this research are to expose and describe the environment problem that represented in Lemah Tanjung novel by using mimetic approach with ecocriticism theory. Result of the research shows that environment problem in Lemah Tanjung novel is a representation of the environment problem in Malang city. The earlier indication is difficulty of finding the firefly that showed the difficulties of finding the water spring. The bigger environmental problem is presented by the case of forest conversion into luxurious residential that triggered societys resistance to the authority and businessman who do not defect to the enironment. Lemah Tanjung novel stands for the environment, but not in optimistic.
JENIS DAN ORIENTASI KRITIK SASTRA INDONESIA PADA SURAT KABAR DI KOTA SURABAVA Yulitin Sungkowati
Widyaparwa Vol 40, No 2 (2012)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3421.114 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v40i2.59

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan orientasi kritik sastra Indonesia pada dua surat kabar di kota Surabaya dengan pendekatan kritik sastra. Sumber data penelitian ini adalah surat kabar Surabaya Post dan larua Pos tahun 2001-2010. Data penelitian berupa data tulis. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode studi pustaka yang bertumpu pada teknik baca dan catat. Analisis data dilakukan secara deduktif-induktif-deduktif. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut. Pertama, berdasarkan jenisnya, kritik sastra di surat kabar Surabaya Post dan Jawa Pos adalah kritik impresionistik atau kritik nonilmiah dan kritik judisial atau kritik ilmiah dengan kecenderungan kritik impresionistik lebih dominan. Kedua, berdasarkan orientasinya, kritik sastra di Surabaya Post dan Jawa Pos dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu kritik mimetik, kritik ekspresif, kritik objektif, dan kritik pragmatik. Kritik yang paling dominan adalah kritik yang berorientasi pada karya sastra atau kritik objektif. This paper aims to describe kind and orientation of Indonesian literary critic in newspapers in Surabaya city using literary critic approach. Written data source were taken from Surabaya Post and Jawa Pos newspapers during 2001-201.0 and were analyzed using library research with reading and recording technique. The data was performed deductive-inductive-deductive analysis. The result shows; first, literary critic in Surabaya Post and Jawa Post newspapers, based on type, is impressionistic or non-scientific and judicial or scientific critics. lt means the impressionistic critics is more dominant. Second, literary critic in Surabaya Post and Jawa Pos newspapers, based on orientation, is classified into four; mimetic, expressive, objective, and pragmatic critics. The most dominant critic is critic that is oriented to literary works or objective critics.