Edi Suryanto
Fak Peternakan UGM

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KUALITAS KARKAS, MARBLING, KOLESTEROL DAGING DAN KOMPONEN NON KARKAS SAPI BALI YANG DIBERI PAKAN KULIT BUAH KAKAO FERMENTASI Edi Suryanto; Bulkaini Bulkaini; Soeparno Soeparno; I Wayan Karda
Buletin Peternakan Vol 41, No 1 (2017): BULETIN PETERNAKAN VOL. 41 (1) FEBRUARI 2017
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i1.12757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas karkas, marbling dan kandungan kolesteroldaging serta komponen non karkas sapi Bali Jantan yang diberi pakan mengandung kulit buah kakao (KBK)fermentasi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 ekor sapi Bali jantan berumur 1,5-2 tahundan berat badan 162,52±13,51 kg. Sapi Bali dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok perlakuan pakan.Kelompok I diberi pakan yang mengandung 30% konsentrat komersial dan 70% jerami jagung, sedangkankelompok II diberi pakan yang mengandung 30% konsentrat (15% KBK fermentasi bioplus dan 15%konsentrat komersial) dan 70% jerami jagung. Sapi digemukkan selama 2 bulan dan dipotong pada akhirperlakuan pakan serta dianalisis kualitas karkas, marbling dan kandungan kolesterol daging dan komponennon karkasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan tidak memberikan perbedaan yangnyata pada kualitas karkas, marbling dan kandungan kolesterol serta komponen non karkas sapi Bali.Persentase karkas, tebal lemak punggung, rib eye area dan indeks perdagingan sapi Bali kelompok Iberturut-turut adalah 54,76%, 2,80 mm, 61,79 cm2, 0,94%, sedangkan kelompok II berturut-turut adalah53,77%, 2,68 mm, 61 ,01 cm2, 0,91 %. Tingkat marbling dan kadar kolesterol sapi Bali kelompok I berturutturut adalah 3,91 % dan 85,00 mg/100g dan kelompok II berturut-turut adalah 3,43% dan 76,75 mg/100g.Kesimpulan hasil penelitian adalah bahwa kulit buah kakao yang difermentasi dengan bioplus dapatdigunakan untuk mensubstitusi penggunaan konsentrat komersial padapakan sapi Bali dan menghasilkankualitas karkas dan marbling daging sapi Bali yang tidak berbeda dengan sapi Bali yang mendapat pakankontrol.
Carcass Quality, Non-Carcass Component and Meat Cholesterol of Kacang Goat Fed with Fermented Cocoa Shell Edi Suryanto; Bulkaini Bulkaini; Soeparno Soeparno; Mastur Mastur
Buletin Peternakan Vol 42, No 1 (2018): BULETIN PETERNAKAN VOL. 42 (1) FEBRUARY 2018
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v42i1.22313

Abstract

The experiment was conducted to investigate carcass quality, non-carcass component and meat cholesterol content of Kacang goat fed with fermented cocoa shell (FCS). Materials used in the experiment consisted of 9 male Kacang goat (6 - 9 months of age and ± 18,67 kg of body weight), corn straw, rice bran and FCS using three types of starters. The goat was divided into 3 groups of FCS fermentation of cocoa shell were carried out using 3 types of starters, i.e. cocoa shell fermentation 1) without additional starter (WAS FCS), 2) with Bioplus (Bioplus FCS, 3) with burger feed sauce (BFS FCS). All goats were fed corn straw and rice bran amounting to 70% and FCS amounting to 30% for 2 months. They were then slaughtered at Majeluk Slaughterhouse, Lombok. The data of carcass quality, non-carcass component, cholesterol content, and marbling were collected. The results showed that the carcass quality and non carcass component of Kacang goat were not significantly different among the feed treatments. However, the cholesterol content of meat was significantly different among the feed treatments (P<0.05). The average of carcass percentage, backfat thickness, rib eye area, fleshing index, cholesterol content and marbling of Kacang goat fed WAS FCS were 47.69%, 1.68 mm, 29.01cm2, 0.85%, 30.13 mg/100g, and 0.16%; fed Bioplus FCS were 48.67%, 1.80 mm, 30.79 cm2, 0.91%, 34.96 mg/100g and 0.05%; fed BFS FCS were 48.02%, 1.74 mm, 29.90 cm2, 0.77%, 31.88 mg/100g, and 0.11%, respectively. Non-carcass component of Kacang goat was not significantly different among the feed treatments, it was 42.41±0.064% in average. Cholesterol content of meat of Kacang goat differed among the feed treatments (P<0.05). Kacang goat fed WAS FCS had the lowest cholesterol content (30.13 mg/100 g). It could be concluded that Kacang goat fed ration containing fermented cocoa shell with several starters produced similar carcass quality and non carcass component. However, FCS without additional starter resulted in lower cholesterol content of meat.