Ainur Rosyida
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bottom ash Limbah Batubara sebagai Media Filter yang Efektif pada Pengolahan Limbah Cair Tekstil Ainur Rosyida
Jurnal Rekayasa Proses Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.024 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.1901

Abstract

Limbah cair tekstil mempunyai beban pencemaran yang tinggi sehingga dalam penanganannya perlu dipilih cara pengolahan dan media yang tepat agar hasil olahan memenuhi baku-mutu limbah. Salah satu tahap yang menentukan lamanya waktu pengolahan limbah adalah proses filtrasi. Kandungan zat organik, partikel padatan, dan logam berat dalam limbah dapat dikurangi dalam jumlah yang cukup besar dengan cara filtrasi, yang dapat mengurangi waktu dan beban pada proses selanjutnya (pengolahan biologi dengan lumpur aktif). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu bahan yang paling efektif untuk media filter pada pengolahan limbah cair industri tekstil. Pada penelitian ini dilakukan pembandingan kemampuan tiga jenis media filter yaitu karbon aktif, zeolit aktif dan limbah batubara (bottom ash). Sebelum dilakukan filtrasi, mula-mula limbah cair dilakukan stabilisasi, flotasi, koagulasi-sedimentasi agar partikel berukuran besar yang terkandung didalamnya terpisahkan. Limbah cair tersebut kemudian dialirkan dengan laju alir tertentu melalui kolom filtrasi yang terisi oleh media filter. Untuk mengetahui efektivitas media filter, diuji kandungan TSS, BOD, COD dan Cr limbah sebelum dan sesudah proses filtrasi. Hasil percobaan filtrasi dengan ketiga media filter menunjukkan bahwa filtrasi dengan menggunakan media bottom ash limbah batubara lebih baik dibanding dengan filtrasi dengan zeolit aktif dan karbon aktif. Filtrasi dengan bottom ash dapat menurunkan beban pencemaran dalam jumlah yang lebih besar, khususnya pada nilai TSS sebesar 32,5%, COD 54,1%, BOD 58,9% serta kandungan logam berat Cr 80,8%. Oleh sebab itu, bottom ash limbah batubara dapat digunakan sebagai media filter yang efektif dalam proses filtrasi limbah cair tekstil. Kata kunci: limbah cair, industri tekstil, filtrasi, bottom ash, karbon aktif, zeolit aktif Wastewater from textile industry contains very high contaminants. Therefore, a suitable treatment method is highly required to fulfill wastewater quality standard. Filtration is a step in wastewater treatment which affects duration of the whole process. By filtration, organic materials, solid particles and heavy metals can be significantly reduced. As a result, the load for biological process (activated sludge) decreases very much. The objective of this research is to obtain the most effective filtration medium for wastewater treatment from textile industry. Performance of three filter media (activated carbon, activated zeolite and coal bottom ash) were compared. The experiment was started by doing a preliminary process (stabilization, flotation, coagulation- sedimentation) to separate big size particles from wastewater before filtration. Then, the filtration medium was placed in a filtration column and a stream of wastewater was flown through the column at a certain flow rate. In order to better understand the effectiveness of medium, a sample of wastewater before and after filtration was measured for TSS, BOD, COD values and heavy metal (Cr) content. The experimental result showed that filtration using coal bottom ash was more effective than that using activated zeolite and activated carbon. The filtration was able to reduce TSS by 32,5%, COD by 54,1%, BOD by 58,9% and heavy metal (Cr) content 80,8%. Thus, coal bottom ash could be utilized as an effective filtration medium in the treatment of textile industry wastewater. Keywords: wastewater, textile industry, filtration, bottom ash, activated carbon, activated zeolite
Pewarnaan Bahan Tekstil dengan Menggunakan Ekstrak Kayu Nangka dan Teknik Pewarnaannya untuk Mendapatkan Hasil yang Optimal Ainur Rosyida; Anik Zulfiya
Jurnal Rekayasa Proses Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.927 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.4952

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis tumbuhan baru yang dapat digunakan sebagai zat pewarna tekstil beserta warna yang dihasilkan. Selain itu untuk mendapatkan teknik/cara pewarnaan bahan tekstil dari serat alam dengan zat pewarna dari ekstrak kayu nangka untuk mendapatkan hasil yang optimal. Larutan pewarna diperoleh dengan mengekstraksi kayu nangka. Sistim pewarnaan yang digunakan adalah secara perendaman, menggunakan mesin jigger, dengan tahapan proses sebagai berikut : Kain kapas (siap celup) direndam pada larutan ekstrak kayu nangka pada suhu kamar selama 30 menit, setelah itu dilakukan penambahan elektrolit dan pewarnaan diteruskan selama 45 menit. Berikutnya penambahan asam/basa diberikan untuk memperoleh pH yang sesuai dan pewarnaan dilanjutkan selama 30 menit pada suhu kamar. Selanjutnya kain diperas dan difiksasi selama 15 menit pada suhu kamar, setelah proses pewarnaan berakhir kain dilakukan pencucian. Dari hasil penelitian diketahui, ekstrak kayu nangka dapat digunakan untuk mewarnai bahan tekstil dari serat alam (kain kapas) dengan warna kuning dan coklat. Warna yang dihasilkan sangat tergantung dari jenis fiksator yang digunakan sedangkan ketuaan warna ditentukan oleh pH (suasana larutan) yang digunakan dalam pewarnaan. Cara/teknik pewarnaan yang digunakan terbukti memperoleh hasil yang optimal karena menghasilkan pewarnaan yang merata, permanen dengan warna tua. Hasil uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan diperoleh nilai yang baik, yaitu antara 4-5. Ini menunjukkan larutan ekstrak nangka dapat digunakan sebagai zat warna pada bahan tekstil. Kata kunci: Ekstrak, kayu nangka, pewarnaan, serat kapas, zat warna alam This research aims to find a new plant that can be used as textile natural dye substance and the colour it produced. It also purposes to find coloration method of natural fabric by natural dye substance from jackfruit wood exstract to gain the optimum result. Dye solvent obtained by extracting jackfruit wood. Coloration system used exhaustion by jigger machine which included some steps namely : cotton fabric was impregnated into jackfruit wood extract in room temperature during 30 minutes, then electrolyte and coloration addition during 45 minutes. The next step was acid/base addition to get appropriate pH and coloration continued about 30 minutes in room temperature. Futhermore fabric was squeezed and fixated during 15 minutes in room temperature, the last step was fabric washing. Based on the research result, jackfruit wood extract can be used for coloring natural fibers (cotton fabric) of textile material into yellow and brown. Final result of coloring depends on fixator used but the color direction depends on pH used in coloration. The coloration method used shows that it gives optimum result because it produces smooth, permanent and dark colour as well. The result of faded tenacity caused by washing and incitement shows good value, it is 4-5. It proves that jackfruit wood extract can be used as fabric dye substance. Keywords: extraction, jackfruit wood, dyeing, cotton fiber, natural dye substances
Bottom ash Limbah Batubara sebagai Media Filter yang Efektif pada Pengolahan Limbah Cair Tekstil Ainur Rosyida
Jurnal Rekayasa Proses Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.1901

Abstract

Limbah cair tekstil mempunyai beban pencemaran yang tinggi sehingga dalam penanganannya perlu dipilih cara pengolahan dan media yang tepat agar hasil olahan memenuhi baku-mutu limbah. Salah satu tahap yang menentukan lamanya waktu pengolahan limbah adalah proses filtrasi. Kandungan zat organik, partikel padatan, dan logam berat dalam limbah dapat dikurangi dalam jumlah yang cukup besar dengan cara filtrasi, yang dapat mengurangi waktu dan beban pada proses selanjutnya (pengolahan biologi dengan lumpur aktif). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu bahan yang paling efektif untuk media filter pada pengolahan limbah cair industri tekstil. Pada penelitian ini dilakukan pembandingan kemampuan tiga jenis media filter yaitu karbon aktif, zeolit aktif dan limbah batubara (bottom ash). Sebelum dilakukan filtrasi, mula-mula limbah cair dilakukan stabilisasi, flotasi, koagulasi-sedimentasi agar partikel berukuran besar yang terkandung didalamnya terpisahkan. Limbah cair tersebut kemudian dialirkan dengan laju alir tertentu melalui kolom filtrasi yang terisi oleh media filter. Untuk mengetahui efektivitas media filter, diuji kandungan TSS, BOD, COD dan Cr limbah sebelum dan sesudah proses filtrasi. Hasil percobaan filtrasi dengan ketiga media filter menunjukkan bahwa filtrasi dengan menggunakan media bottom ash limbah batubara lebih baik dibanding dengan filtrasi dengan zeolit aktif dan karbon aktif. Filtrasi dengan bottom ash dapat menurunkan beban pencemaran dalam jumlah yang lebih besar, khususnya pada nilai TSS sebesar 32,5%, COD 54,1%, BOD 58,9% serta kandungan logam berat Cr 80,8%. Oleh sebab itu, bottom ash limbah batubara dapat digunakan sebagai media filter yang efektif dalam proses filtrasi limbah cair tekstil. Kata kunci: limbah cair, industri tekstil, filtrasi, bottom ash, karbon aktif, zeolit aktif Wastewater from textile industry contains very high contaminants. Therefore, a suitable treatment method is highly required to fulfill wastewater quality standard. Filtration is a step in wastewater treatment which affects duration of the whole process. By filtration, organic materials, solid particles and heavy metals can be significantly reduced. As a result, the load for biological process (activated sludge) decreases very much. The objective of this research is to obtain the most effective filtration medium for wastewater treatment from textile industry. Performance of three filter media (activated carbon, activated zeolite and coal bottom ash) were compared. The experiment was started by doing a preliminary process (stabilization, flotation, coagulation- sedimentation) to separate big size particles from wastewater before filtration. Then, the filtration medium was placed in a filtration column and a stream of wastewater was flown through the column at a certain flow rate. In order to better understand the effectiveness of medium, a sample of wastewater before and after filtration was measured for TSS, BOD, COD values and heavy metal (Cr) content. The experimental result showed that filtration using coal bottom ash was more effective than that using activated zeolite and activated carbon. The filtration was able to reduce TSS by 32,5%, COD by 54,1%, BOD by 58,9% and heavy metal (Cr) content 80,8%. Thus, coal bottom ash could be utilized as an effective filtration medium in the treatment of textile industry wastewater. Keywords: wastewater, textile industry, filtration, bottom ash, activated carbon, activated zeolite
Pewarnaan Bahan Tekstil dengan Menggunakan Ekstrak Kayu Nangka dan Teknik Pewarnaannya untuk Mendapatkan Hasil yang Optimal Ainur Rosyida; Anik Zulfiya
Jurnal Rekayasa Proses Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.4952

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis tumbuhan baru yang dapat digunakan sebagai zat pewarna tekstil beserta warna yang dihasilkan. Selain itu untuk mendapatkan teknik/cara pewarnaan bahan tekstil dari serat alam dengan zat pewarna dari ekstrak kayu nangka untuk mendapatkan hasil yang optimal. Larutan pewarna diperoleh dengan mengekstraksi kayu nangka. Sistim pewarnaan yang digunakan adalah secara perendaman, menggunakan mesin jigger, dengan tahapan proses sebagai berikut : Kain kapas (siap celup) direndam pada larutan ekstrak kayu nangka pada suhu kamar selama 30 menit, setelah itu dilakukan penambahan elektrolit dan pewarnaan diteruskan selama 45 menit. Berikutnya penambahan asam/basa diberikan untuk memperoleh pH yang sesuai dan pewarnaan dilanjutkan selama 30 menit pada suhu kamar. Selanjutnya kain diperas dan difiksasi selama 15 menit pada suhu kamar, setelah proses pewarnaan berakhir kain dilakukan pencucian. Dari hasil penelitian diketahui, ekstrak kayu nangka dapat digunakan untuk mewarnai bahan tekstil dari serat alam (kain kapas) dengan warna kuning dan coklat. Warna yang dihasilkan sangat tergantung dari jenis fiksator yang digunakan sedangkan ketuaan warna ditentukan oleh pH (suasana larutan) yang digunakan dalam pewarnaan. Cara/teknik pewarnaan yang digunakan terbukti memperoleh hasil yang optimal karena menghasilkan pewarnaan yang merata, permanen dengan warna tua. Hasil uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan diperoleh nilai yang baik, yaitu antara 4-5. Ini menunjukkan larutan ekstrak nangka dapat digunakan sebagai zat warna pada bahan tekstil. Kata kunci: Ekstrak, kayu nangka, pewarnaan, serat kapas, zat warna alam This research aims to find a new plant that can be used as textile natural dye substance and the colour it produced. It also purposes to find coloration method of natural fabric by natural dye substance from jackfruit wood exstract to gain the optimum result. Dye solvent obtained by extracting jackfruit wood. Coloration system used exhaustion by jigger machine which included some steps namely : cotton fabric was impregnated into jackfruit wood extract in room temperature during 30 minutes, then electrolyte and coloration addition during 45 minutes. The next step was acid/base addition to get appropriate pH and coloration continued about 30 minutes in room temperature. Futhermore fabric was squeezed and fixated during 15 minutes in room temperature, the last step was fabric washing. Based on the research result, jackfruit wood extract can be used for coloring natural fibers (cotton fabric) of textile material into yellow and brown. Final result of coloring depends on fixator used but the color direction depends on pH used in coloration. The coloration method used shows that it gives optimum result because it produces smooth, permanent and dark colour as well. The result of faded tenacity caused by washing and incitement shows good value, it is 4-5. It proves that jackfruit wood extract can be used as fabric dye substance. Keywords: extraction, jackfruit wood, dyeing, cotton fiber, natural dye substances