Rudi Hari Murti
Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Giberelin Terhadap Karakter Morfologi dan Hasil Buah Partenokarpi pada Tujuh Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) Agus Budi Setiawan; Rudi Hari Murti; Aziz Purwantoro
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 18, No 2 (2015): August
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.456 KB) | DOI: 10.22146/ipas.6521

Abstract

Giberelin merupakan zat pengatur tumbuh yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan buah tomat. Buah partenokarpi dapat diinduksi dengan menggunakan giberelin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan respon tujuh genotipe tomat terhadap GA3 terkait karakter fruit set, ukuran, dan hasil buah tomat. Penelitian ini dilakukan di Green House UPTD Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta serta Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, UGM mulai bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015. Penelitian menggunakan rancangan faktorial 7 genotipe x 2 konsentrasi GA3 yang disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan 3 blok. Kluster bunga dengan bunga pertama fase 12 yang tidak dikastrasi disemprot GA3 dengan interval 3 hari sekali sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B78 merupakan genotipe yang responsif terhadap GA3dengan ditandai dengan peningkatan jumlah lokul menjadi 6 (lokul/buah) danmengalami penurunan fruit set sebesar 81,96% serta ukuran buah yang menurun secara nyata dibandingkan dengan buah berbiji. Genotipe yang tanggap terhadap aplikasi GA3 untuk menginduksi buah partenokarpi dengan hasil dan ukuran buah yang bagus adalah Gamato 1 ditandai dengan penurunan bobot buah per tandan yang relatif kecil yaitu 28,38% serta buah partenokarpi yang dihasilkan memiliki ukuran panjang dan diameter buah yang masih jauh lebih besar (41,68 mm dan 46,11 mm) dibandingkan genotipe lainnya. Buah partenokarpi A65, Gamato 3, A175, Gamato 5 dan Kaliurang 206 mengalami penurunan ukuran (panjang, diameter, dan ketebalan daging buah) serta penurunan hasil buah tomat dibandingkan dengan buah berbiji.
Yield, Capsaicin Content and Peroxidase Enzyme Activity of Four Chili Cultivars on Three Environments Mahya Nur Rohmah; Suyadi Mitrowihardjo; Rudi Hari Murti
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 1, No 2 (2016): August
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5710.341 KB) | DOI: 10.22146/ipas.11786

Abstract

The experiment aimed to determine the effect of different environment (altitude and drought stress) on the growth, yield per plants, capsaisin levels, and peroxidase activities of four chili cultivars. Capsicum annuum (‘Lado’ and ‘Gada’) and Capsicum frutescens (‘Pelita’ and ‘Sona’) were grown with standard cultivation in medium land (± 700 m asl, Kaliurang) and low land (112 m asl, Bulaksumur) in two environments i.e. standard cultivation and drought treatment. The cultivars were arranged in Complete Randomize Design with four replications in each environment. The data were analyzed using analysis of variance with orthogonal contrast model, while the GGE biplot was applied for identification of stability. The result showed significant interaction between environment and cultivar on plant height, fruit’s weight per plant and the contents of capsaicin. Medium land of Kaliurang had suitable environment for chili cultivation of four cultivars and the high capsaicin content of C. frutescens. ‘Gada’ was significantly higher than other cultivars for fruit weight per plant in all planting conditions, while ‘Sona’ had the highest capsaicin content and was stable in all environments. Drought stress increased capsaicin content in low capsaicin content variety, in contrast to high capsaicin content cultivar. Peroxidase enzyme activity of C. frutescens was significantly higher than C. annuum, while C. annuum cultivars also shown significantly different in peroxidase activity.
Pengaruh Giberelin Terhadap Karakter Morfologi dan Hasil Buah Partenokarpi pada Tujuh Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) Agus Budi Setiawan; Rudi Hari Murti; Aziz Purwantoro
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 18, No 2 (2015): August
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.6521

Abstract

Giberelin merupakan zat pengatur tumbuh yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan buah tomat. Buah partenokarpi dapat diinduksi dengan menggunakan giberelin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan respon tujuh genotipe tomat terhadap GA3 terkait karakter fruit set, ukuran, dan hasil buah tomat. Penelitian ini dilakukan di Green House UPTD Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta serta Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, UGM mulai bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015. Penelitian menggunakan rancangan faktorial 7 genotipe x 2 konsentrasi GA3 yang disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan 3 blok. Kluster bunga dengan bunga pertama fase 12 yang tidak dikastrasi disemprot GA3 dengan interval 3 hari sekali sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B78 merupakan genotipe yang responsif terhadap GA3dengan ditandai dengan peningkatan jumlah lokul menjadi 6 (lokul/buah) danmengalami penurunan fruit set sebesar 81,96% serta ukuran buah yang menurun secara nyata dibandingkan dengan buah berbiji. Genotipe yang tanggap terhadap aplikasi GA3 untuk menginduksi buah partenokarpi dengan hasil dan ukuran buah yang bagus adalah Gamato 1 ditandai dengan penurunan bobot buah per tandan yang relatif kecil yaitu 28,38% serta buah partenokarpi yang dihasilkan memiliki ukuran panjang dan diameter buah yang masih jauh lebih besar (41,68 mm dan 46,11 mm) dibandingkan genotipe lainnya. Buah partenokarpi A65, Gamato 3, A175, Gamato 5 dan Kaliurang 206 mengalami penurunan ukuran (panjang, diameter, dan ketebalan daging buah) serta penurunan hasil buah tomat dibandingkan dengan buah berbiji.
Yield, Capsaicin Content and Peroxidase Enzyme Activity of Four Chili Cultivars on Three Environments Mahya Nur Rohmah; Suyadi Mitrowihardjo; Rudi Hari Murti
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 1, No 2 (2016): August
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.11786

Abstract

The experiment aimed to determine the effect of different environment (altitude and drought stress) on the growth, yield per plants, capsaisin levels, and peroxidase activities of four chili cultivars. Capsicum annuum (‘Lado’ and ‘Gada’) and Capsicum frutescens (‘Pelita’ and ‘Sona’) were grown with standard cultivation in medium land (± 700 m asl, Kaliurang) and low land (112 m asl, Bulaksumur) in two environments i.e. standard cultivation and drought treatment. The cultivars were arranged in Complete Randomize Design with four replications in each environment. The data were analyzed using analysis of variance with orthogonal contrast model, while the GGE biplot was applied for identification of stability. The result showed significant interaction between environment and cultivar on plant height, fruit’s weight per plant and the contents of capsaicin. Medium land of Kaliurang had suitable environment for chili cultivation of four cultivars and the high capsaicin content of C. frutescens. ‘Gada’ was significantly higher than other cultivars for fruit weight per plant in all planting conditions, while ‘Sona’ had the highest capsaicin content and was stable in all environments. Drought stress increased capsaicin content in low capsaicin content variety, in contrast to high capsaicin content cultivar. Peroxidase enzyme activity of C. frutescens was significantly higher than C. annuum, while C. annuum cultivars also shown significantly different in peroxidase activity.