widyah setiyowati
akademi kebidanan abdi husada semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor-Faktor Minat Berhubungan Seksual pada Wanita Pasangan Lansia Usia 60-70 Tahun di RW IV Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Widyah Setiyowati; Dewi Elliana
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 2 No. 1: March 2019
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.838 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v2i1.147

Abstract

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun, Pada masa lansia akan mengalami kemunduran fisik dan mental yang dapat menyebabkan penurunan gairah seksual. Dalam  melakukan hubungan seksual tersebut ada yang memiliki dorongan seksual tinggi, ada yang memiliki dorongan seksual rendah, semuanya tergantung dari minat untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Berdasarkan studi awal tehadap 10 pasangan lansia yang bertempat tinggal di RW IV Kelurahan Sekaran, 2 pasangan lansia menyatakan sudah tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, 8 pasangan masih melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Pada 8 pasangan lansia yang masih melakukan hubungan seksual cenderung mengalami masalah saat melakukan hubungan seksual.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor minat berhubungan seksual pada wanita pasangan lansia usia 60-70 tahun di RW IV kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang. Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang. Pada usia lanjut telah terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh tertentu. Namun, mereka tidak perlu berkecil hati harus selalu optimist, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut, sedangkan Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan–lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat  bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Jenis penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan survei. Adapun variabel yang di nilai yaitu umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan sikap wanita lansia terhadap berhubungan seksual di  masa lansia.populasi dalam penelitian ini adalah wanita lansia yang berusia 60-70 tahun sebanyak 237 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 wanita lansia yang masih mempunyai pasangan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 66 tahun sebanyak 6 (18,2 %) responden, tingkat pendidikan dasar (SD/SMP) sebanyak 26(78,8 %), dan masuk ke dalam kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 (45,5 %) responden, sebagian besar responden tidak mendukung adanya hubungan seksual di masa lansia sebanyak 21 (63, 6%) responden. Saran diberikan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan informasi yang benar melalui pemyuluhan, institusi pendidikan lebih memperbanyak referensi di perpustakaan kampus Abdi Husada Semarang, masyarakat diharapkan dapat aktif menambah pengetahuan dan wawasan mengenai seks di masa lansia serta peneliti diharapkan termotivasi untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor-faktor minat berhubungan seksual pada wanita pasangan lansia usia 60-70 tahun di RW IV kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG widyah setiyowati
Jurnal Kebidanan Vol 8, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.527 KB) | DOI: 10.26714/jk.8.1.2019.1-7

Abstract

AbstracReproductive health education is part of health education which is essentially a form of intervention to create behaviors that are conducive to health. This will work well if done in an organized environment such as the school environment. Schools are a place to learn most teenagers are ideal places to provide health education, especially adolescent reproductive health. School-based reproductive health education is one of the most important and broad ways to help adolescents recognize and avoid risks related to reproductive health and increase knowledge about reproductive health. This study aims to determine the relationship of attitudes, perceptions and support of principals to the behavior of teachers in the provision of reproductive health education materials for elementary school students in the East Semarang sub-district of Semarang City. This research was included in an explanatory research study that explained the relationship between independent variables and dependent variables through hypothesis testing that had been formulated. The method used in this study is a survey method using cross sectional approach, where the independent variables and dependent variables are examined simultaneously. The number of samples is 34 respondents, data analysis uses chi square. The results of this study indicate there is a relationship between perceptions, attitudes and support of school principals with the behavior of giving reproductive health education materials to elementary school students in East Semarang Subdistrict, Semarang City based on the results of Sig ≤0,05 so Ho is rejected. Suggestions in this study are for teachers, educational institutions, health workers and the community to support the provision of reproductive health education in accordance with the age of children. Keywords: Factors, Reproductive Health Education