Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBANDINGAN PENGARUH EKSTRAK PISANG-PISANGA (HELICONIAROSTRATA) DENGAN TETRASIKLIN TERHADAP BAKTERI PENYEBAB PERIODONTITIS Praptiwi Hanafi; Ratna Sulistyorini
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: PROSIDING KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM SUSTAINABLE DEVE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.796 KB)

Abstract

Periodontitis merupakan kelainan terbanyak di dalam rongga mulut disamping karies gigi. Peradangan dan infeksi gusi tersebut akan menyebar melalui peredaran darah ke organ tubuh lain. Bakteri Porphyromonas (P.) gingivalis merupakan yang terganas menimbulkan periodontitis. Untuk mengobatiperiodontitis, biasa digunakan tetrasiklin. Ekstrak bunga Pisang-pisangan (Heliconia rostrata = Hr) telah dipakai oleh masyarakat di kota Semarang dan sekitarnya untuk mengobati beberapa kelainan rongga mulut. Penelitian bertujuan membandingkan potensi antibakteri ekstrak bunga Hr dengan tetrasiklin terhadap P. gingivalis, juga mempelajari pengaruh zat aktif dalam Hr dibanding tetrasiklin terhadap proses penyembuhan periodontitis. Studi eksperimental laboratorik ini dilakukan pada tahun 2015. Sampel adalah ekstrak bunga Hr, dengan kontrol tetrasiklin dosis terapi periodontitis untuk pasien dewasa sebesar 250 mg. Indikator potensi aktibakteri adalah ukuran lebar zona hambatan oleh sampel maupun kontrol pada agar diinkubasi 24 jam dengan P.gingivalis. Metode difusi agar mengukur rerata zona hambatan yang ditimbulkan oleh potensi antibakteri ekstrak bunga Hr maupun tetrasiklin terhadapP. gingivalis. Metode ekstraksi yang menghasilkan zona hambatan adalah perebusan dengan akuades. Untuk membandingkan potensi antibakteri, digunakan konsentrasi sampel Hr 50,505m g dalam 200 ml akuabides, tetrasiklin 250 mg, dan P. gingivalis 50 l. Kromatografi Lapis Tipis mengidentifikasi zat-zat aktif dalam sampel. Didapatkan rerata lebar zona hambatan sampel 1,80 (SB 0,095) dan kontrol1,81 (SB 0,086), tidak ada beda bermakna di antara keduanya (p=0,724, p value > 0,005). Potensi antibakteri ekstrak bunga Hr tidak berbeda dengan tetrasiklin terhadap P.gingivalis. Zat-zat aktif dalam ekstrak bunga Hr adalah polifenol, tanin, dan flavonoid. Salah satu keunggulan ekstrak bunga Hr adalahpotensi antioksidannya, pelindung jaringan dari kerusakan akibat radikal bebas dari sel yang rusak. Disarankan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat klinik lengkap ekstrak bunga Hr, dosis efektif , prosedur ekstraksi dan kemasannya yang tepat, untuk mendapatkan obat periodontitis yang praktis bagi manusia.Kata kunci: Periodontitis, Bakteri P. gingivalis, Tetrasiklin, Ekstrak Bunga Pisang-pisangan, Zona hambatan
PERBEDAAN PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK PADA TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN EFFERVESCENT DAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH KOLONI JAMUR CANDIDA ALBICANS Roza Restu Pambudi; Ratna Sulistyorini; Lisa Oktaviana Mayasari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.947 KB)

Abstract

Background: Denture  plaque  is  an  important  factor that  can  caus e palatal mucos a inflammation and denture s tomatitis . Acrylic res in denture and oral cavity hygiene can be maintained from Candida albicans contamination  by  immers ing  denture  in  denture  cleans er at  night.  Denture cleans er can  be  made  from chemical  material,  s uch  as  denture  cleans er  tablet  effervescent and traditional  material  s uch  as  betel leafboiled  water. Objective  : The aim of this  s tudy is to inves tigate the difference between acrylic res in plate immers ion in denture cleaner tablet effervescent and betel leaf boiled water concerning   the    decreas e ofCandidaalbican samount. Methodes  : This is an experimental laboratory  res earch. 24 acrylic res in plates  are divided into 3 groups : group  1, acrylic  res in  immers ed  in  aquades  for 6 hours , group  2, acrylic res in is immers ed in betel leaf boiled water for 6 hours , and grou p 3, acrylicres in is immers ed in denture cleans er tableteffervescent in 15 minutes. Result:  Statis tical  analys is  with  ANOVA  tes t  which  is  then  continued with  post -hoc  test s hows  the s ignificant  difference  between  betel leaf boiled  water and  denture cleans er tablet  effervescent  (p<0.05). Conclus ion : It can be concluded  from this s tudy that there is a lot betel leaf boiled water concerning the decrease of Candida albicans fungal colony of the denturecleanser tablet effervescent. Keywords: Candida albicans, betel leaf boiled water, denture cleanser tablet effervescent.
Pencegahan Karies dengan Obat Kumur Air Seduh Teh Hijau (Camellia sinensis) dalam Penghambatan Streptococcus mutans melalui Literature Review Mega Dwi Setyaningrum; Mudyawati Kamaruddin; Ratna Sulistyorini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Streptococcus mutans merupakan organisme yang paling banyak berada dalam rongga mulut sebagai penyebab  karies gigi dan penyakit gigi lainnya. Pencegahan karies dapat menggunakan bahan pembersih seperti klorheksidin. Akan tetapi klorheksidin dapat  menyebabkan warna gigi coklat, rasa kurang enak, ulkus pada mukosa mulut, pembesaran pada satu atau dua sisi kelenjar parotis, dan peningkatan pembentukan kalkulus supragingiva. Teh hijau (Camellia sinensis) adalah tanaman yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri karena adanya kandungan zat kimia didalamnya, yaitu senyawa flavonoid dan tanin yang merupakan golongansenyawa fenol dan alkohol. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah literature review dengan menggunakan database Pubmed, google scholar, EBSCO dan Science Direct. Didapatkan 25 artikel yang sesuai dengan topik penelitian. Hasil : Hasil penelusuran literature review didapatkan bahwapenghambatan minimal teh hijau terhadap Streptococcus mutans yaitu pada konsetrasi 2,5 %, walaupun pada konsentrasi 0,5 % sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan klorheksidin dengan konsentrasi 0,2 % mampu menurunkan jumlah bakteri yang ada di dalamrongga mulut. Meskipun pada konsentrasi 0,12 % juga sudah efektif dalam menurunkan jumlah bakteri. Simpulan : Obat kumur air seduhan teh hijau (Camellia sinensis) tidak kalah adekuat dengan klorheksidin dalam menurunkan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.Kata Kunci :  Teh hijau, Klorheksidin, Antibakterial, Streptococcus mutans
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA PLAK GIGI PASIEN RSGM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Ratna Sulistyorini; Mudyawati Kamaruddin; Muhammad Munawir; DaffaPutra Mahardika; Malisa Nisaul Alim; Angle Ananta; Muhammad Raihan Shane Ady Nugroho
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 01 (2025): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v7i01.297

Abstract

ABSTRAK Plak gigi merupakan lapisan biofilm yang berasal dari bakteri sehingga dapat melekat kuat di gigi dan permukaan lain di rongga mulut. Plak mempunyai karakteristik yang terbentuk dari lapisan gelatin tipis dan transparan, yang biasanya sulit untuk dilihat, hanya dapat dilihat apabila diamati dengan teliti, dan plak bukan suatu material alba (massa yang menutupi gigi) maupun suatu sordes (bahan putih yang menutupi gusi, terutama saat keadaan sakit). Plak gigi mengandung suatu mikroorganisme dan matriks intermikroba yang apabila terus menerus didiamkan dan tidak dibersihkan maka akan menjadi karies gigi. Penelitian ini menggunakan sampel plak gigi yang diambil dari pasien yang menderita karies gigi di RSGM Unimus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri pada plak gigi dan mengidentifikasinya secara makroskopik, mikroskopik dan pengecatan Gram. Pengambilan sampel menggunakan excavator dengan cara dikerok pada bagian mesial gigi yang ada plaknya. Kemudian hasil kerokan plak diinokulasikan ke dalam media TSB dan ditumbuhkan pada media BAP. Koloni bakteri yang tumbuh pada media BAP setelah diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam diperoleh dua koloni yang berbeda yaitu hijau keabu-abuan (M1H) dan koloni berwarna putih (M1P). Morfologi bakteri sampel M1H berbentuk bulat, berwarna bening, ukuran ± 2 mm, tepi entire, elevasi cembung, dan hemolisa alpha. Morfologi bakteri sampel M1P berbentuk bulat, berwarna putih, ukuran ± 2 mm, tepi entire, elevasi rata, dan hemolisa. Analisa Gram menunjukkan M1H merupakan bakteri Gram positif ditandai dengan pengikatan warna kristal violet, sedangkan M1P adalah bakteri Gram negatif dimana penampakan warna yang ditunjukkan oleh koloni adalah warna merah (warna Safranin) yang diikat oleh dinding sel pada proses uji pengecatan Gram. ABSTRACT Dental plaque is a layer of biofilm derived from bacteria that can adhere to teeth and other surfaces in the oral cavity. Plaque is characterised by the fact that it consists of a thin and transparent gelatinous layer, which is usually difficult to see and can only be seen on close inspection, and it is neither an alba material (mass covering the teeth) nor a sordes (white material covering the gums, especially when painful). Dental plaque contains a microorganism and an intermicrobial matrix that, if left untreated, will lead to dental caries. This study used plaque samples taken from patients suffering from dental caries at the RSGM Unimus. The aim of this study was to isolate bacteria from dental plaque and identify them macroscopically, microscopically and by Gram staining. Samples were taken by scraping the mesial part of the teeth with plaque using a scraper. The scraped plaque was then inoculated into TSB media and grown on BAP media. Bacterial colonies grown on BAP media after incubation at 37oC for 24 hours produced two different colonies, namely greyish green (M1H) and white colonies (M1P). The bacterial morphology of sample M1H is round, clear in colour, ± 2 mm in size, with a complete rim, convex elevation and alpha-haemolysis. The bacterial morphology of sample M1P is round, white in colour, ± 2 mm in size, entire edge, flat elevation and haemolysed. Gram analysis showed that M1H is a Gram-positive bacterium, indicated by the binding of crystal violet colour, while M1P is a Gram-negative bacterium, where the appearance of the colour shown by the colony is red (safranin colour), which is bound by the cell wall in the Gram staining test.