Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENURUNAN KONSENTRASI Cu2+ OLEH KULIT KACANG KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) DARI LIMBAH PEMBUATAN TEMPE I Nyoman Sukarta
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian bertujuan yang bertujuan untuk 1) mengetahui efisiensi adsorpsi ion Cu2+oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari limbah tempe. 2) mengetahui karakteristik adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari limbah tempe, dan 3) mengetahui daya adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari limbah tempe. Subjek dalam penelitian ini adalah kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) yang diperoleh dari industri pembuatan tempe di daerah Kampung Tinggi Singaraja. Kulit kacang kedelai diperoleh pada saat pencucian kacang kedelai dalam proses pembuatan tempe. Sedangkan objek penelitian ini adalah (1) efisiensi adsorpsi ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang kedelai, (2) karakteristik adsorpsi ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang kedelai, dan (3) daya adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang kedelai. Konsentrasi ion Cu2+ sebelum dan sesudah penjerapan, di ukur konsentrasinya dengan Spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi teradsorpsi terbesar adalah pada konsentrasi awal 8,9524 ppm yaitu teradsorpsi sebanyak 8,2381 ppm (92.02%). Adapun persentase teradsorpsi terkecil ada pada konsentrasi 58,0952 ppm (76,76%). Karakteristik adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai memenuhi pola isoterm adsorpsi Langmuir, namun tidak memenuhi pola isoterm adsorpsi Freundlich. Daya adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai dalam penelitian ini adalah sebesar 2,9 mg/g adsorben.Kata-kata kunci: kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill), ion Cu2+, adsorpsi.Abstract: This study aims to 1) find out the efficiency of Cu2+ ion adsorption by the skin of soya bean (Glycine max (L.) Merrill) from waste of tempeh. 2) know the characteristics of Cu 2+ ion adsorption by the skin of soya bean (Glycine max (L.) Merrill) from waste of tempeh, and 3) know the power of the maximum adsorption of Cu2+ ions by the skin of soya bean (Glycine max (L.) Merrill) from waste of tempeh. Subjects in this study is the skin of soybean (Glycine max (L.) Merrill) obtained from the manufacturing industry in the area of Kampung tinggi Singaraja. Soya bean skin obtained during washing soybeans in the process of making tempeh. While the object of this study were (1) the efficiency of Cu2+ ion adsorption by the skin of soybean powder, (2) adsorption characteristics of Cu2+ ions by the skin of soybean powder, and (3) the maximum adsorption of Cu2+ ions by the skin of soybean powder. Cu2+ ion concentration before and after adsorption, the measured concentration with the Atomic Adsorption Spectrophotometer. The results showed that the greatest efficiency is adsorbed on the initial concentration of 8.9524 ppm is adsorbed as much as 8.2381 ppm (92.02%). The smallest percentage adsorbed on the concentration of 58.0952 ppm (76.76%). Characteristics of Cu2+ ion adsorption by the skin of soybeans to meet the pattern of the Langmuir adsorption isotherm, but did not meet the pattern of Freundlich adsorption isotherms. The maximum adsorption power of Cu2+ ions by the skin of soybeans in this study were of 2.9 mg/g adsorbent.Keywords: skin soybean (Glycine max (L.) Merrill), Cu 2+ ions, adsorption
Degradasi Zat Warna Rhemazol Blue secara Fotokatalitik Menggunakan Komposit TiO2-Batu Apung sebagai Fotokatalis I Nyoman Sukarta; NI Sri Putu Ayuni; I Dewa Ketut Sastrawidana; I Ketut Sudiana; Putu Septian Eka A.P
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.786 KB) | DOI: 10.23887/wms.v13i2.17143

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang fotodegradasi Rhemazol Blue dengan menggunakan komposit TiO2-Batu Apung. Rasio TiO2-Batu Apung yang digunakan adalah 1:1, dan jumlah yang diaplikasikan terhadap larutan zat warna adalah tetap sebanyak 0,5 gram. Eksperimen degradasi didahului dengan penentuan pH, konsentrasi rhemazol blue, dan waktu paparan yang optimum. Dari hasil analisis diperoleh parameter optimum adalah pada pH 9, konsentrasi zat warna 15 mg/L, dan waktu paparan terhadap sinar matahari minimal 150 menit. Hasil analisis regresi juga menunjukkan bahwa hubungan antara waktu paparan terhadap ln (Co/Ct) dalam fotodegradasi Rhemazol Blue. adalah linier.
Equilibrium Isotherm Study Of Cr(VI) Adsorption Using Peanut Shells (Arachis Hypogaea L.) Activated by Ethanol-Toluene Mixture I Nyoman Sukarta; Gede Andika Wijaya
International Journal of Applied Chemistry Research Vol. 3 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijacr.v3i1.43129

Abstract

This study aimed to study the adsorption of Cr(VI) by activated peanut shells using a mixture of ethanol-toluene (1:1). Cr(VI) was measured using a Shimadzu Atomic Adsorption Spectrophotometer (AAS). The results showed that the adsorption power of Cr (VI) by peanut shells was 69.56% at a concentration of 10 ppm. The adsorption characteristics of Cr (VI) by peanut shells were consistent with the Langmuir and Freundlich adsorption isotherm patterns. Meanwhile, the maximum adsorption power of Cr (VI) by activated peanut shells with a mixture of ethanol-toluene (1:1) was 4.0 mg/g.
PENGUJIAN EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) BERDASARKAN PERBEDAAN TINGKAT KEMATANGAN TERHADAP DAYA HAMBAT JAMUR PADA ROTI I Nyoman Sukarta
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 16 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.911 KB) | DOI: 10.23887/wms.v16i2.50637

Abstract

Roti merupakan sebuah produk makanan yang mudah rusak. Kerusakan roti disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kerusakan akibat jamur, yang merupakan penyebab umum. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai bahan-bahan yang bisa digunakan untuk menghambat jamur pada roti. Bahan yang bisa digunakan yaitu limbah kulit jeruk bali (Citrus maxima). Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan ekstrak kulit jeruk bali (Citrus maxima) berdasarkan perbedaan tingkat kematangan terhadap daya hambat jamur pada roti. Rancangan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan desain penelitian Posttest Only Control Group Design dengan tahapan yang terdiri dari pendeteksian tingkat kematangan jeruk, maserasi ekstrak kulit jeruk bali, isolasi strain jamur pada roti, identifikasi jamur roti, uji Agar Disk Diffusion/Kirby Bauer assay, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit jeruk bali matang memiliki rendemen tertinggi yaitu 57,70%. Berdasarkan hasil uji Agar Disk Diffusion, ekstrak kulit jeruk bali lewat matang dengan konsentrasi 40% memiliki aktivitas antijamur terhadap Rhizopus stolonifer, dengan diameter inhibisi rata-rata sebesar 12 ± 2,8 mm dengan kategori sedang, sedangkan ekstrak kulit jeruk bali kurang matang dan matang dengan konsentrasi 80% tidak menunjukkan aktivitas antijamur terhadap Rhizopus stolonifer. Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap aktivitas antijamur pada tingkat kematangan yang berbeda.