<![CDATA[Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah padat terbesar yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit (PKS). Setiap pengolahan 1 ton tandan buah segar (TBS) menghasilkan 220–230 kg TKKS. Salah satu upaya mengatasi penumpukan TKKS adalah pengomposan. Kendala utama pengomposan TKKS adalah proses perombakannya memerlukan waktu 6?12 bulan dikarenakan TKKS mengandung selulosa 33,02%, hemiselulosa 22,05% dan lignin 35,08%. Salah satu cara mempercepat proses pengomposan dilakukan melalui perlakuan biologi dengan menambahkan mikroorganisme seperti bakteri selulolitik yang mampu menghasilkan enzim selulase. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari delapan perlakuan yaitu B0 (Tanpa pemberian isolat), B1 (Bacillus tequilensis Strain RA 1402), B2 (Bacillus subtilis Strain C17), B3 (Bacillus subtilis Strain SKUASIS), B4 (Bacillus subtilis Strain DSM 10), B5 (Bacillus subtilis Strain K43), B6 (Pseudomonas aeruginosa Strain KUJM) dan B7 (Gabungan Isolat). Parameter yang diamati adalah sifat fisik kompos, penyusutan berat bahan kompos dan total populasi mikrob kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian isolat bakteri selulolitik memberikan pengaruh nyata terhadap penyusutan berat bahan kompos. Perlakuan gabungan isolat (B7) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan penyusutan berat bahan kompos. Perlakuan B7 merupakan perlakuan yang mampu menghasilkan kompos berkualitas tinggi dimana telah sesuai dengan Standar Kualitas Kompos SNI : 19?7030?2004. Kata kunci: Tandan kosong kelapa sawit, Isolat bakteri selulolitik, Pengomposan,]]>
