N.M. S. Sukmawati
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN BIOSTARTER BERBASIS DAUN DAN BUAH DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN N.M. S. Sukmawati; N. W. Suniti; I N. Sujana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.673 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p14

Abstract

Kegiatan usaha tani holtikultura yang intensif di Desa Antapan, Baturiti, Tabanan, Bali telah mendorong pemakaian pupuk anorganik dan pestisida yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan berdampak negatif terhadap tanah, organisme yang hidup di dalam tanah, dan manusia yang mengkonsumsi produk holtikultura tersebut. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, maka mereka mulai beralih ke produk organik sehingga perlu ditunjang oleh ketersediaan pupuk organik (padat dan cair) serta biopestisida. Dalam proses pembutan pupuk dan pestisida organik ini diperlukan fermentor sebagai starter. Pada saat ini, fermentor yang dijual di pasaran sudah banyak, namun harganya relatif mahal. Untuk itu perlu dicari jalan keluar yaitu dengan membuat fermentor (starter) secara mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada seperti limbah buah dan daun. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketramplian kelompok tani Setia Makmur dalam pembuatan biostarter secara mandiri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Sebagai fermentor awal digunakan mikroba efektif yang sudah dibiakkan dalam molases yang terdiri dari bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, jamur aktinomycetes dan ragi/yeast. Hasil analisis Laboratorium menunjukkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kandungan bakteri asam laktat yang lebih tinggi dibanding yang berbasis daun ( 8 x 106 CFU/ml VS 6,95 x 106 CFU/ml ) serta bebas dari E. colli dan Salmonela. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kualitas yang lebih baik dibanding daun.
APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN BIOSTARTER BERBASIS DAUN DAN BUAH DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN N.M. S. Sukmawati; N. W. Suniti; I N. Sujana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.442 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p28

Abstract

Kegiatan usaha tani holtikultura yang intensif di Desa Antapan, Baturiti, Tabanan, Bali telah mendorong pemakaian pupuk anorganik dan pestisida yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan berdampak negatif terhadap tanah, organisme yang hidup di dalam tanah, dan manusia yang mengkonsumsi produk holtikultura tersebut. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, maka mereka mulai beralih ke produk organik sehingga perlu ditunjang oleh ketersediaan pupuk organik (padat dan cair) serta biopestisida. Dalam proses pembutan pupuk dan pestisida organik ini diperlukan fermentor sebagai starter. Pada saat ini, fermentor yang dijual di pasaran sudah banyak, namun harganya relatif mahal. Untuk itu perlu dicari jalan keluar yaitu dengan membuat fermentor (starter) secara mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada seperti limbah buah dan daun. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketramplian kelompok tani Setia Makmur dalam pembuatan biostarter secara mandiri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Sebagai fermentor awal digunakan mikroba efektif yang sudah dibiakkan dalam molases yang terdiri dari bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, jamur aktinomycetes dan ragi/yeast. Hasil analisis Laboratorium menunjukkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kandungan bakteri asam laktat yang lebih tinggi dibanding yang berbasis daun ( 8 x 106 CFU/ml VS 6,95 x 106 CFU/ml ) serta bebas dari E. colli dan Salmonela. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kualitas yang lebih baik dibanding daun. Kata kunci : fermentasi, biostarter, desa Antapan