Arif Winata
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OVEREKSPRESI HER-2 SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA METASTASIS OTAK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Theodore Dharma Tedjamartono; I Wayan Sudarsa; Arif Winata; Ni Gst Ayu Agung Manik Yuliawati Wetan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i9.P10

Abstract

ABSTRAK Angka kejadian metastasis otak pada kanker payudara semakin meningkat dan mengindikasikan perburukan prognosis. Di estimasikan 10-30 % pasien dengan kanker payudara terdiagnosis dengan metastasis otak. Kanker payudara sub tipe overekspresi HER-2 merupakan sub tipe yang sangat agresif serta memiliki risiko tinggi dalam terjadinya metastasis ke otak. Jika kita mampu mendeteksi kejadian metasatasis otak lebih dini maka kita bisa memberikan intervensi yang meningkatkan kelangsungan hidup pasien. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan rancangan case-control menggunakan data sekunder dari rekam medis di RSUP Sanglah dengan teknik simple random sampling. Sampel yang diambil adalah pasien Kanker Payudara Stadium IV yang pernah dirawat di RSUP Sanglah dari tahun 2015 – 2016. Pada 40 sampel penelitian yang dibagi menjadi kelompok kasus dan kontrol didapatkan rentang usia pasien yaitu 27 – 63 tahun dengan rerata usia 48 ±SB tahun. Ca mammae sinistra merupakan kasus terbanyak (57,5%), kemudian ca mammae dextra (37,5%) dan ca mammae bilateral (5%). Dari Grading didapatkan Grade II (50%), Grade III (42,5%), dan Grade I (7,5%). Dari Pemeriksaan HER-2 didapatkan hasil Overekspresi HER-2ditemukan pada 37,5% sampel. Insiden dari overekspresi HER-2 pada kasus metastasis otak adalah 55%. Pada analisis regresi logistic didapatkan overekspresi HER-2 berhubungan signifikan terhadap metastasis otak dengan nilai p=0,012. Dari uji chi square, didapatkan hasil overekspresi HER-2 berhubungan signifikan terhadap metastasis otak dengan nilai p=0,027. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pada pasien kanker payudara dengan overekspresi HER-2 4,889 kali lebih berisiko untuk menjadi metastasis otak dibandingkan dengan pasien HER-2 negatif. Kata kunci: Her-2, Overekspresi, Kanker Payudara, Metastasis Otak
GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI / KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 Ni Luh Indah Suardewi; Arif Winata
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.547 KB)

Abstract

Prevalensi kanker kepala dan leher (KKL) di Indonesia cukup tinggi. Kanker kepala dan leher adalah kanker ke empat yang menyebabkan kematian. Modalitas penatalaksanaan kanker kepala dan leher dengan radioterapi dan kemoterapi dapat meningkatkan survival rate pasien. Di sisi lain radioterapi dan kemoterapi menimbulkan efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran komplikasi pasien kanker kepala dan leher pasca radioterapi/kemoterapi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar selama bulan April 2016 – September 2016. Subyek yang diteliti adalah pasien KKL yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 46 subyek. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Dari 46 subyek menunjukkan kelompok usia 12-25 tahun sebanyak 2 orang (4,3%) , kelompok usia 26-45 tahun sebanyak 17 orang (37%), kelompok usia 46-65 sebanyak 27 orang (58,7%), dan kelompok usia >65 tahun adalah (0%). Rerata usia ± standar deviasi pasien adalah 47,61 ±12,089. Usia tengah adalah 51 tahun, usia termuda pasien adalah 19 tahun sedangkan usia tertua adalah 65 tahun. Jenis kelamin laki-laki yaitu 26 orang (56.5%) dan perempuan 20 orang (43,5%). Terdapat 31 orang (67.4%) dengan stadium IV, 8 orang (17,4%) dengan stadium III, 4 orang (8,7%) dengan stadium II, dan 3 orang pasien (6,5%) dengan stadium I. Dari 46 subyek terdapat 27 orang (58,7%) radioterapi dan 19 orang (41,3%) kemoterapi. Komplikasi xerostomia 40 orang (87%), mukositis oral 25 orang (54,3%), trismus 19 orang (41,3%), alopesia 18 orang (39,1%), infeksi kandidiasis oral 8 orang (17,4%), karies gigi 4 orang (8,7%) dan osteoradioneksrosis sebanyak 0%. Dapat disimpulkan bahwa komplikasi yang paling banyak adalah xerostomia 40 orang (87%). Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan secara berkesinambungan dan lebih disempurnakan. Kata kunci: Kanker kepala dan leher, komplikasi radioterapi, komplikasi kemoterapi
GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 Ni Made Ari Suarantari; Arif Winata
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.095 KB)

Abstract

Latar Belakang: Kanker kepala dan leher adalah kanker tersering ke lima di dunia. Banyakpasien kanker kepala dan leher yang datang ke rumah sakit sudah pada stadium lanjutmenyebabkan pilihan terapi yang diberikan hanya radioterapi dan kemoterapi. Efek sampingyang ditimbulkan pasca radioterapi dan kemoterapi berdampak terhadap penurunan kualitashidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran skor OHIP-14pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dan kemoterapi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional. Pasien yang terlibatpada penelitian ini sudah terdiagnosis kanker kepala dan leher serta sedang menjalaniradioterapi/kemoterapi di Rumah Sakit Sanglah. Data yang dikumpulkan pada penelitian iniadalah jenis kelamin, usia, lokasi anatomi, stadium, modalitas terapi, dan rentang waktu datangke Rumah Sakit Sanglah sampai mendapatkan terapi. Pengambilan data dilakukan selama 6bulan dan didapatkan 46 sampel. Hasil: Pada penelitian ini, dari 46 sampel didapatkan 25 (54,3%) laki-laki dan 21 (45,7%)perempuan. Rata-rata usia dari sampel adalah 47,57+12,029 tahun. Kasus terbanyak adalahkanker nasofaring 33 (71,7%). Sebanyak 31 (67,4%) pasien memiliki stadium IV. Modalitasterapi yang paling banyak digunakan adalah kemoterapi dan radioterapi 19 (41,3%). Rata-rataskor OHIP-14 adalah 21,46+13,118. Sebanyak 16 (34,8%) memiliki kualitas hidup baik, 24(52,2%) memiliki kualitas hidup sedang, dan 6 (13%) memiliki kualitas hidup buruk. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa gambaran skor OHIP-14 pasien kanker kepala dan leheryang mendapatkan radioterapi dan kemoterapi di Rumah Sakit Sanglah sebanyak 52,5% dengankualitas hidup sedang. Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan secara berkesinambungan danlebih disempurnakan. Kata Kunci: Oral Health Impact Profile-14, Kanker Kepala dan Leher, Radioterapi dankemoterapi.