I Gusti Ngurah Agung Trisnu Kamajaya
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROPORSI PASIEN KATARAK PADA RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA TAHUN 2015 I Gusti Ngurah Agung Trisnu Kamajaya; Putu Yuliawati; Ariesanti Tri Handayani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Katarak merupakan penyebab dominan kebutaan yang dapat dicegah didunia dan bertanggung jawab terhadap 75% dari seluruh kasus kebutaan dan 90% kasus tersebut berasal dari negara berkembang, terjadi pada seluruh umur dan insidennya meningkat pad,a umur 50 tahun ke atas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pasien katarak, faktor risiko terkait dan penanganan serta tajam penglihatan paska operasi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan desain cross sectional descriptive study secara consecutive sampling dari rekam medis pasien di RS Mata Bali Mandara pada periode Januari 2015-Desember 2015. Data disajikan dalam bentuk deskriptif. Berdasarkan data yang diperoleh, angka kejadian katarak tahun 2015 adalah 2.356 pasien dan 96 pasien dipilih dalam penelitian ini dengan hasil: (1) rentangan umur dominan adalah 60-69 tahun (2) jenis kelamin perempuan ditemukan terbanyak (3) distribusi asal pasien terbanyak dari Kabupaten Gianyar (4) dari 96 pasien dengan 192 mata, terdiagnosis katarak senilis imatur (KSI) sebanyak 96 mata, katarak senilis matur (KSM) sebanyak 24 mata, KSI dan KSM bilateral sebanyak 17 mata, dan katarak juvenile sebanyak 7 mata (5) tindakan small incision cataract surgery (SICS) sebanyak 58 kali dan 93 kali phacoemulsifikasi dan 10 mata tanpa tindakan (6) terdapat penurunan jumlah visus no light perception (NLP) dan counting finger (CF) light perception (LP) serta peningkatan jumlah visus 6/6-6/7.5 setelah tindakan (7) intra ocular lens (IOL) power dominan emetropia (18.00D-22.00D). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya untuk membahas mengenai faktor risiko, hubungan antar variable serta penyebab terjadinya katarak. Kata kunci: jenis katarak, SICS, phacoemulsifikasi, perbaikan tajam penglihatan
PROPORSI PASIEN KATARAK PADA RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA TAHUN 2015 I Gusti Ngurah Agung Trisnu Kamajaya; Putu Yuliawati; Ariesanti Tri Handayani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i6.P13

Abstract

Katarak merupakan penyebab dominan kebutaan yang dapat dicegah didunia dan bertanggung jawab terhadap 75% dari seluruh kasus kebutaan dan 90% kasus tersebut berasal dari negara berkembang, terjadi pada seluruh umur dan insidennya meningkat pad,a umur 50 tahun ke atas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pasien katarak, faktor risiko terkait dan penanganan serta tajam penglihatan paska operasi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan desain cross sectional descriptive study secara consecutive sampling dari rekam medis pasien di RS Mata Bali Mandara pada periode Januari 2015-Desember 2015. Data disajikan dalam bentuk deskriptif. Berdasarkan data yang diperoleh, angka kejadian katarak tahun 2015 adalah 2.356 pasien dan 96 pasien dipilih dalam penelitian ini dengan hasil: (1) rentangan umur dominan adalah 60-69 tahun (2) jenis kelamin perempuan ditemukan terbanyak (3) distribusi asal pasien terbanyak dari Kabupaten Gianyar (4) dari 96 pasien dengan 192 mata, terdiagnosis katarak senilis imatur (KSI) sebanyak 96 mata, katarak senilis matur (KSM) sebanyak 24 mata, KSI dan KSM bilateral sebanyak 17 mata, dan katarak juvenile sebanyak 7 mata (5) tindakan small incision cataract surgery (SICS) sebanyak 58 kali dan 93 kali phacoemulsifikasi dan 10 mata tanpa tindakan (6) terdapat penurunan jumlah visus no light perception (NLP) dan counting finger (CF) light perception (LP) serta peningkatan jumlah visus 6/6-6/7.5 setelah tindakan (7) intra ocular lens (IOL) power dominan emetropia (18.00D-22.00D). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya untuk membahas mengenai faktor risiko, hubungan antar variable serta penyebab terjadinya katarak. Kata kunci: jenis katarak, SICS, phacoemulsifikasi, perbaikan tajam penglihatan
Correlation between low level of vitamin D [25(OH)D] and high level of interleukin-2 (IL-2) in preterm birth: a systematic review Sanjaya, I Nyoman Hariyasa Sanjaya; Mulayana, Ryan Saktika Mulyana; I Gusti Ngurah Agung Trisnu Kamajaya
Indonesian Journal of Perinatology Vol. 5 No. 2 (2024): (Available online: 1 December 2024)
Publisher : The Indonesian Society of Perinatology, South Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/inajperinatol.v5i2.55

Abstract

Preterm birth, characterized by uterine contractions and cervical changes before 37 weeks of gestation, is a leading cause of neonatal morbidity and mortality worldwide. Its multifactorial pathophysiological mechanisms include inflammatory responses. Emerging evidence suggests that vitamin D and interleukin-2 (IL-2), a pro-inflammatory cytokine, play significant roles in preterm birth by modulating immune responses. A systematic literature review was conducted using Google Scholar and PUBMED databases (2010–2023). Keywords included "vitamin D," "interleukin-2," and "preterm birth." Inclusion criteria covered observational, cohort, and case-control studies investigating the relationship between vitamin D, IL-2, and preterm labor. A total of eight studies met the eligibility criteria and were synthesized narratively. The review revealed that vitamin D deficiency is linked to increased IL-2 levels and heightened inflammatory cytokine activity, contributing to uterine smooth muscle contractions and preterm labor. Conversely, sufficient vitamin D levels suppress IL-2 transcription and reduce pro-inflammatory cytokines, potentially mitigating the risk of preterm birth. However, inconsistencies across studies were observed, attributed to population heterogeneity and varying definitions of preterm birth. Vitamin D may protect against preterm birth by modulating immune responses and reducing inflammation. Incorporating vitamin D supplementation into antenatal care, particularly for at-risk populations, could reduce preterm birth rates. Further randomized controlled trials are necessary to validate these findings and determine optimal supplementation strategies.