Dewa Ayu Komang Trisya Artha Putri
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT GENGGAM DAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA LANSIA WANITA DI POSYANDU LANSIA DESA DAUH PURI KELOD DENPASAR BARAT Dewa Ayu Komang Trisya Artha Putri; Susy Purnawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.91 KB)

Abstract

Proses penuaan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan pada sistem tubuh, salah satunya adalah penurunan kekuatan otot. Penurunan kekuatan otot dapat menimbulkan penurunan kemampuan fungsional pada lansia karena kekuatan otot mempengaruhi hampir semua aktivitas sehari-hari. Pada akhirnya penurunan kemampuan fungsional tersebut dapat menyebabkan seorang lansia mengalami ketergantungan pada orang lain. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2016 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot genggam dengan kemampuan fungsional pada lansia wanita di posyandu lansia Desa Dauh Puri Kelod Denpasar Barat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan pengambilan sampel penelitian secara consecutive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 50 orang. Kekuatan otot genggam diukur dengan menggunakan alat hand-grip dynamometer, sedangkan kemampuan fungsional dinilai melalui wawancara dengan kuesioner Indeks Barthel. Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan nilai P=0,000 (P<0,05) dan r=0,893 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kekuatan otot genggam dengan kemampuan fungsional, korelasi ini bersifat positif yang sangat kuat. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot genggam dan kemampuan fungsional berkorelasi positif yang sangat kuat. Semakin rendah kekuatan otot genggam maka semakin rendah kemampuan fungsional, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, kekuatan otot genggam dapat dijadikan sebagai prediktor dalam menilai gangguan mobilitas pada lansia.