I Gusti Ayu Ariningrat
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

BARRIERS OPERASI KATARAK MENGGUNAKAN METODE RAPID ASSESSMENT OF AVOIDABLE BLINDNESS PADA USIA ? 50 TAHUN DI DESA BLAHBATUH, KECAMATAN BLAHBATUH, KABUPATEN GIANYAR, BALI I Gusti Ayu Ariningrat; Anak Agung Mas Putrawati Triningrat; I Wayan Eka Sutyawan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.152 KB)

Abstract

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia. Tingginya angka katarak dikaitkan dengan rendahnya operasi katarak yang dilakukan oleh pasien katarak. Adanya barriers dalam melakukan operasi katarak akan meningkatkan angka kebutaan akibat katarak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui barriers operasi katarak menggunakan metode Rapid Assessment ofAvoidable Blindness (RAAB) pada usia ? 50 tahun di desa Blahbatuh, kecamatan Blahbatuh, kabupaten Gianyar.Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilaksanakan di desa Blahbatuh, kecamatan Blahbatuh, kabupaten Gianyar menggunakan metode RAAB, mulai bulan Juli sampai September 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan total jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 66 orang. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan program SPSS 21.Sebagian besar responden katarak pada penelitian ini adalah perempuan (69,7%), dengan rentang usia terbanyak adalah 70-79 tahun (51,5%). Sebagian besar tajam penglihatan responden penelitian ini adalah tidak dapat melihat 6/60, tetapi dapat melihat 3/60 dengan kategori severe visual impairment pada mata kanandan mata kiri. Barrier operasi katarak sebagian besar responden adalah “merasa tidak perlu” (59,1%). Adanya barrier tersebut terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, faktor sosial, dan budaya seperti jenis kelamin, dan kehendak Tuhan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa barriers operasi katarak menggunakan metode RAAB, terbanyak adalah “merasa tidak perlu”. Sosialisasi dibutuhkan kepada masyarakat mengenai mekanisme katarak, terapi yang harus dilakukan, serta sosialisasi mengenai program jaminan kesehatan untuk meringankan biaya pengobatan.