Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

A COMPARISON OF CATCHABILITY BETWEEN “ARAD” (OTTER BOARD BOAT SEINE) OPERATED WITH AND WITHOUT TURTLE EXCLUDER DEVICES (TEDs) , Asriyanto; Herry Boesono
JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT Vol 5, No 2 (2002): Volume 5, Number 2, Year 2002
Publisher : JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.842 KB)

Abstract

The use of TEDs on the “Arad” (Otter Board Boat Seine Net) has never been done by fishermen from the northern part of the Java Sea in Central Java. In order to introduce this net and also to anticipate the shrimp embargo by World Trade Organization (WTO. TEDs construction  used in this study was Hooped TEDs with LxBxD dimension of 60x 40 x 60 cm; width of grids deflector of 5 cm) . This construction made an angle of 45°.  Fishing  operation with and without TEDs was done  9 times during the day.  Shrimp, fish, others and garbage entering the net were measured in terms of body weight and fish body circle  was also measured  in order to compare the result of each treatment. Both nets (with and without TEDs) contained Shrimp (Metapenaeus sp), Pilot-fish (Selaroides sp), Mackerel (Rastrelliger sp),  Hair-tails (Trichiurus sp,  Pony-fish(Leiognathus sp), others and garbage. The average  catch every hauling for the net with TEDs were : Shrimp 1.17 kg; Fish 1.66 kg; others 0.14 kg and garbage 0.1 kg; whereas the net without TEDs were : Shrimp 1.09 kg; Fish 2.33 kg, others 0.34 kg and garbage 1.31 kg. The average body circle of fish caught by net with TEDs was 4.0-7.4 cm and those caught by net without  TEDs was 4.0-8.9 cm. The  amount of fish and garbage caught  by using each treatment differed very  significantly, while the amount of shrimp caught did not.
Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Organisme Penempel dan Modulus Elastisitas Pada Kayu Herry Boesono
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.326 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.3.177-180

Abstract

Organisme penempel merupakan salah satu penyebab kerusakan pada bangunan pantai, terutama yang terbuat dari kayu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap jumiah organisme penempel dan modulus elastisitas pada kayu jati dan kayu bengkirai. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratoris dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan pada masing-masing perlakuan dengan lama perendaman 12 jam pada kedalaman Iaut f meter. Variabei pengamatan meiiputi jumiah organisme penempel dan elastisitas kayu. Analisis jumiah organisme penempel menggunakan uji anova sedangkan elastisitas diuji berdasarkan modulus young. Hasil penelitian menunjukkan organisme penempel didominasi oleh Balanus amphitrite, Bankia sp. dan Ligia occidentalis. Lama perendaman berpengaruh nyata terhadap jumiah organisme penempel. jumiah organisme penempel 45,13 individu/minggu pada kayu jati dan 36,73 individu/minggu pada kayu Bengkirai yang menunjukkan bahwa teritip lebih menyukai kayu jati. Hasil analisis ragam modulus elastisitas pada kedua kayu tidak berbeda nyata. Uji F kayu jati adalah 0,61 sedangkan pada kayu bengkirai 1,96 (F table 3,12). Nilai modulus elastisitas kayu jati lebih tinggi dibandingkan kayu bengkirai.Kata kunci: Balanus sp., modul elastisitas, Jati, Bangkirai
Kuliah Kerja Nyata sebagai Media Gerakan Rehabilitasi Pantai di Desa Sidogemah, Sayung, Demak . Samuel; Kurniawan Teguh Martono; Herry Boesono
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2015): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.1.2.127-126

Abstract

Mangrove is a plant community or an individual plant species that make up the community in tidal areas. Mangrove is a natural resource that can be recovered (renewable resources or flow resources) that have dual benefits (economic and ecological benefits). Mangrove have many benefits, as a producer of oxygen, timber, medicines, material feeding, breeding ground flora and fauna, and can be used as natural tourist spot. Sidogemah Village bordering the Pantura path, that the path of the most congested land transportation on the Java Island. The problems encountered are mangrove communities are still small, thus causing frequent occurrence of rising sea levels and damage to road construction as well as the loss of some villages. The method used by the team include counseling and education devotion to plant mangroves, mangrove process into more valuable ingredients corresponding benefit to be achieved, training and socialization, mentoring, and evaluation. All of these activities assisted by students and village officials. The results achieved in the implementation of this society devotion is the formation of public interest to open a food business in the form of chips of mangrove, which will open up the opportunity to plant more mangrove.
ANALISIS ALAT PENANGKAP IKAN RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS CODE OF CONDUCT FOR RESPONSIBLE FISHERIES (CCRF) DI TPI KEDUNG MALANG JEPARA Sutikno Subehi; Herry Boesono; Dian Ayunita Nugraheni Nurmala Dewi
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 03 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, Desember 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan alat tangkap ramah lingkungan yang sesuai dengan Code of Conduct for Responsible Fisheries mutlak dilakukan. Hal ini dikarenakan dampak dari penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan berupa kerusakan lingkungan serta overfishing. Di TPI Kedung Malang, alat tangkap yang digunakan antara lain: gill net, dogol, arad dan rawai. Menurut Permen KP No.71 tahun 2016, gill net dan rawai termasuk alat tangkap yang diperbolehkan dioperasikan, sedangkan arad dan dogol termasuk kategori alat tangkap yang dilarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan teknologi penangkapan ramah lingkungan serta strategi perbaikan perikanan tangkap ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu dengan wawancara kepada nelayan dan observasi langsung di lapangan. Hasil yang dipereroleh dari penelitian ini yaitu alat tangkap yang masuk kategori ramah lingkungan di TPI Kedung Malang adalah rawai, gill net dan dogol, sedangkan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan adalah arad bahkan cindering merusak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rawai, gill net dan dogol termasuk alat tangkap ramah lingkungan, sedangkan arad termasuk alat tangkap yang merusak. Modifikasi alat tangkap dogol dan arad perlu dilakukan untuk meningkatkan selektivitas penangkapannya
ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KAPAL PANCING ULUR DI PPN PRIGI TRENGGALEK Irham Fanani Basya; Herry Boesono; Trisnani Dwi Hapsari
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 02 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, September 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stress yang akan dihadapi karena kenyamanan kerja juga berpengaruh pada keselamatan kerja. Oleh karena itu, kenyamanan kerja selayaknya menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja, khususnya pada kapal penangkapan ikan yang aktivitasnya berisiko tinggi, contohnya seperti kapal pancing ulur yang berada di PPN Prigi Trenggalek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas ABK kapal pancing ulur dan menganalisis aspek ergonomi pada aktivitas penangkapan ikan kapal pancing ulur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus mengenai aktivitas dan aspek ergonomi pada aktivitas penangkapan di atas kapal pancing ulur. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan aktivitas JSA (Job Safety Analysis). Metode ini ditujukan untuk mengamati secara terperinci aktivitas, peralatan yang digunakan, cara kerja dan tata letak di atas kapal. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan tabulasi dan pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan untuk analisis ergonomi. Metode pengambilan sampel untuk aspek ergonomi ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian tentang aspek ergonomi pada kapal pancing ulur desain alat tangkap dan alat bantu di atas kapal belum ergonomis karena kursi kemudi tidak ada sandaran serta terlalu jauh dari tuas kemudi dan tuas gas; posisi GPS sebaiknya di permanenkan; kondisi ruang istirahat ABK dan jurumudi yang tidak layak; kebisingan di area ruang mesin akibat suara mesin kapal; asap dari kenalpot kapal mengenai jurumudi; peralatan operasi alat tangkap masih secara manual; posisi kerja nelayan masih sangat beresiko tinggi terhadap kecelakaan maupun keluhan otot.
ANALISIS INVENTARISASI ALAT TANGKAP BERDASARKAN KATEGORI STATUS PENANGKAPAN IKAN YANG BERTANGGUNGJAWAB DI PPS NIZAM ZACHMAN DKI JAKARTA Anisa Asti Andini; Azis Nur Bambang; Herry Boesono
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 01 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, Juni 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demi mewujudkan konsep pembangunan perikanan yang lestari, maka kontribusi ilmu pengetahuan sangat diperlukan baik pengkajian ilmiah dan pengendalian pemanfaatanya. Salah satu faktor penting dalam pemanfaatan sumberdaya ikan adalah Alat Penangkapan Ikan, Penilaian status teknologi penangkapan ikan merupakan salah satu langkah awal dalam merancang strategi pengelolaan perikanan disuatu tempat, termaksud Pelabuhan Perikanan yang merupakan fishing base dari kegiatan perikanan Tangkap. Penilaian tentang tingkat tanggung jawab suatu alat penangkapan ikan dilakukan dengan menerapkan analisis multi-kriteria yang menggunakan 9 kriteria unit penangkapan ikan yang bertanggungjawab. Tujuan dilakukannya Penelitian ini untuk menentukan status Alat Tangkap berdasarkan Kategori status alat tangkap bertanggungjawab, Menentukan strategi perbaikan perikanan tangkap, dan Menentukan unit-unit penangkapan yang sesuai dengan Code of Conduct Responsible Fisheries (CCRF) di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan status baik dalam hal tanggungjawab terhadap lingkungan, tetapi bernilai cukup untuk tingkat pemahaman konservasi dan effisiensi. unit penangkapan ikan aktif terbaik di laut adalah Pancing cumi dan Purse seine, sedangkan unit penangkapan ikan pasif terbaik di laut adalah long line dan Unit penangkapan ikan yang paling sesuai dengan status code of conduct for responsible fisheries adalah alat tangkap long line, hal ini dilihat dari segi biologi yang memperhatikan tingkat efisiensi dan konservasi. Penyuluhan tentang penangkapan ikan yang baik masih perlu di terapkan, terutama masalah discards dan kriteria ikan yang layak tangkap yang perlu diperkenalkan di kalangan nelayan untuk mendukung kelangsungan hidup ikan sehingga perikanan tangkap dapat berkelanjutan
ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECOPORT) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PENGAMBENGAN, JEMBRANA, BALI Dicky Aulia; Herry Boesono; Dian Wijayanto
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 01 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, Juni 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan perikanan harus memiliki tujuan atau arah menuju pelabuhan yang bersih dan nyaman, dengan memiliki fungsi sebagai pengendali lingkungan seperti kebersihan, keamanan, ketertiban, keselamatan kerja dan keindahan, termasuk di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Konsep dasarnya adalah mencapai keseimbangan antara aspek ekonomi dengan lingkungan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis 1) kondisi fasilitas PPN Pengambengan yang terkait dengan konsep pelabuhan berbasis ecoport, 2) kesesuaian kondisi PPN Pengambengan dengan standar ecoport, dan 3) menentukan strategi pengembangan PPN Pengambengan menuju ecoport. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif yang bersifat survei. Metode analisis data menggunakan analisis tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan, tingkat kelengkapan fasilitas pelabuhan, lingkungan fisik ekologi, dampak sosial dan ekonomi masyrakat, penanganan komoditas ikan (hasil tangkapan), pemantauan illegal fishing, kesesuaian PPN Pengambengan terhadap rumusan standar ecoport dan pengembangan road map. Penelitian ini menghasilkan indeks ecoport sebesar 1,76 maka perlu adanya peningkatan, pada komponen kualitas perairan pelabuhan, tingkat kebersihan kawasan, kondisi penghijauan (aspek lingkungan fisik ekologi); pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja (aspek dampak sosial dan ekonomi masyarakat); organoleptik, sistem rantai dingin (aspek penanganan komoditas ikan (hasil tangkapan)); alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, pemantauan penangkapan ikan oleh observer (aspek illegal fishing). Strategi pengembangan PPN Pengambengan difokuskan pada komponen yang selama ini belum mencapai nilai maksimal, dari hal ini disusun dalam bentuk road map yang meliputi rencana jangka pendek dan jangka menengah (pembangunan dan pengoperasian IPAL, pengerukan kolam pelabuhan).
ANALISIS PERBEDAAN KONSTRUKSI BUBU PARALON TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP Chaerul Ahadi; Herry Boesono; Faik Kurohman
Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries Vol 1, No 03 (2017): Jurnal Perikanan Tangkap, Desember 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bubu Paralon merupakan alat tangkap modifikasi bubu bambu yang berbahan dasar PVC, bubu ini digunakan oleh nelayan di Perairan Segara Anakan Kabupaten Cilacap untuk penangkapan ikan sidat (Anguilla bicolor). Bubu Paralon di Perairan Segara Anakan biasanya mendapatkan hasil tangkapan yang sedikit, rata-rata nelayan hanya mendapatkan hasil 0-5 ekor per bubu dan dalam setiap ekor beratnya tidak lebih dari 25 gram. Peneliti menyimpulkan hal tersebut disebabkan oleh konstruksi bubu silinder yang kurang efektif, oleh karena itu peneliti ingin menganalisa adakah pengaruh hasil tangkapan apabila bubu paralon dimodifikasi konstruksinya. Bubu paralon yang digunakan dalam penelitian ada empat jenis, tiga jenis bubu modifikasi dan satu jenis bubu standar sebagai variabel kontrol. Bubu A1B1 bubu standar yang biasa digunakan oleh nelayan Segara Anakan dengan ukuran panjang badan 45 cm dan berdiameter 3 inchi; bubu A1B2 bubu modifikasi 1 yaitu bubu ukuran standar dengan dengan penambahan lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak 64 buah di badan bubu; bubu A2B1 bubu modifikasi 2 adalah bubu dengan ukuran panjang badan bubu 80 cm denga diameter 4 inchi; dan bubu A2B2 bubu modifikasi 3 adalah bubu dengan ukuran seperti bubu modifikasi 2 dengan penambahan lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak 64 buah. Jenis bubu yang digunakan pada penelitian masing-masing 5 buah, peneliti kemudian mengoperasikan empat jenis bubu silinder tersebut sebanyak 10 kali ulangan. Total hasil tangkapan bubu A1B1(533 gr), bubu A1B2 (593 gr), bubu A2B1 (2.511 gr) dan bubu A2B2 (679 gr) Analisis data yang di gunakan penelitian ini adalah uji one way anova serta uji T. Hasil Sig. dari one way anova test 0,006, dimana nilai Sig. tersebut lebih kecil dari Sig.α 0,05 yang artinya terdapat perbedaan hasil tangkapan yang signifikan ke empat jenis bubu sidat silinder (PVC). Hasil uji T menunjukan, bubu A1B2 tidak terdapat perbedaan hasil tangkapan yang signifikan karena nilai Sig.(2-Tailed) 0,596 > Sig.α 0,05; bubu A2B1 terdapat perbedaan hasil tangkapan yang signifikan karena nilai Sig.(2-Tailed) 0,000 < Sig.α 0,05; dan bubu A2B2 tidak terdapat perbedaan hasil tangkapan yang signifikan karena nilai Sig.(2-Tailed) 0,373 > Sig.α 0,05.Kata kunci: bubu paralon; ikan sidat; modifikasi konstruksi