Narto Narto
Faculty Of Fisheries And Marine Sciences, Pancasakti University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Green Mussels (Perna viridis L.) Culture in Mangrove Area Potentially Impacted by Heavy Metal Suyono Suyono; Rossita Shapawi; Narto Narto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 24, No 2 (2019): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.32 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.24.2.99-104

Abstract

The purposes of this study are to investigate the types of different collectors and their most effective height of installation in the green mussels cultivation (Perna viridis L.) impacted by heavy metal pollution in mangrove and non-mangrove waters;  and to determine the content of heavy metals, especially Pb, Cu, Cd, and Hg in green mussels cultivation. This research was conducted from April to September 2018 in the coastal area of Karangdempel, Losari Sub District, Brebes Regency. The method used in this research was experimental. The results showed that the growth of green mussels after 6 months period of maintenance reached 7-9 cm long, weighing 10-13 grams per head and yielded 23-30 heads per collector. The most effective mussel collector was net sacks installed at a height of 30 cm from the bottom of the water. The number of mussels per collector was more in mangrove location compared to those in the non-mangrove location, while their growth in length and weight were relatively the same. Heavy metal content in seawater and in the mussel meat are still within the permissible limits of the Indonesian National Standard, except for the Cu content in the mussel exceeding the allowable limit; but it was relatively still safe accoring to the Decree of the Director General of Drug Control and Food, Indonesian Ministry of Health, No. 03725/B/SK/1989. Pb content in sediments in both location of green mussels cultivation and the Cisanggarung River basin is still within the safe limits. The content of Cd, Cu, and Hg in sediments tends to be high. Heavy metal content both in mangrove and non-mangrove areas was not different as a result of mangrove reforestation dominated by seedlings and saplings with little influence on the quality of the water ecologically and economically.
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA BENGKEL X DENGAN PENDEKATAN SERVICE QUALITY Lingga Bayu Permadi; Narto Narto; Indung Sudarso
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.595 KB)

Abstract

Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Persaingan yang semakin ketat terjadi di dalam dunia otomotif khususnya produk sepeda motor karena produk ini merupakan alat transportasi darat yang paling dominan banyak dimiliki dan dibutuhkan oleh masyarakat. Keluhan dan ketidakpuasan tersebut dapat diminimalkan dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sehingga pelanggan akan merasa puas dengan layanan dan dukungan yang diberikan pihak bengkel. Kepuasan pelanggan dalam jangka panjang dapat menciptakan loyalitas pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi terbaik dalam penilaian kualitas pelayanan jasa oleh konsumen bengkel sepeda motor di  Kota Kediri. Alat pengumpul data menggunakan kuisioner, berupa skala SERVQUAL yang terdiri dari 5 dimensi, yaitu 1) reliabilitas, 2) daya tanggap, 3) jaminan, 4) empati, 5) bukti fisik. Reliabilitas skala ini (r) adalah 0,613. Populasi subjek penelitian ini adalah konsumen bengkel X di kota Kediri pada bulan Pebruari sebanyak 447 orang. Sampel penelitian berjumlah 195 orang (N=195; laki-laki=57,4 %, perempuan=42,6%). Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskripsi dan skor SERVQUAL. Hasil analisis data penelitian ini diketahui bahwa dimensi terbaik kualitas pelayanan jasa yang terdapat pada bengkel  sepeda motor di kota Kediri menurut konsumen adalah jaminan.Kata kunci: Pelayanan, Servqual, IPA.
IbM Teknologi Biofilter dan Bioaktif untuk Polikultur Mina-Bawang Intensif di Lahan Kristis Air Kabupaten Brebes, Jawa Tengah Suyono Suyono; Ninik Umi Hartanti; Narto Narto
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 10, No 1 (2019): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v10i1.2152

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas penting dan cukup dominan di Kabupaten Brebes. Kebutuhan nasional terhadap bawang merah sejumlah 750.000 ton/tahun dan pada tahun 2019 kebutuhan tersebut diprediksi mencapai 1.060.400 ton. Kebutuhan ekspor bawang merah mencapai 2.500 ton/tahun dan baru terpenuhi 1.500 ton/tahun. Produktivitas rata-rata bawang merah nasional hanya sekitar 9,24 ton/ha, jauh dibawah potensi produksi yang berada diatas 20 ton/ha. Produktivitas bawang merah di Kabupaten Brebes saat ini hanya berkisar 80,00 - 137,72 kuintal/ha karena masih mengalami banyak kendala baik dari aspek penguasaan teknologi yang efektif namun ramah lingkungan, manajemen maupun modal. Kegiatan IbM ini dilaksanakan pada bulan April – Nopember 2017 dan bermitra kerja dengan Mitra IbM-1 dan Mitra IbM-2 di Desa Banjarsari, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Tujuan dari kegiatan IbM adalah meningkatkan kemampuan mitra IbM dalam mengelola usaha budidaya mina-bawang baik dalam aspek teknologi budidaya maupun manajemen dalam rangka menguatkan aspek kewirausahaan dan kemandirian mitra untuk meningkatkan kesejahteraan. Target dari kegiatan IbM ini adalah: 1) Mitra mampu menerapkan teknologi biofilter-bioactive system di lahan yang memiliki keterbatasan ketersediaan air untuk menghasilkan produk bawang merah yang terbebas dari bahan kimia sehingga dapat meningkatkan kualitas produk sekaligus menekan biaya produksi; 2) Mitra mampu mengelola usahanya dengan lebih efisien. Teknologi biofilter, pupuk serta pembasmi hama dari bahan organik pada kegiatan IbM memungkinkan budidaya bawang dapat dilaksanakan 4 kali sedangkan sebelum kegiatan IbM hanya dapat dilakukan 3 kali karena kendala keterbatasan air. Selisih keuntungan Mitra IbM-1 dan IbM-2 setelah diadakannya IbM dengan sebelum ada kegiatan IbM masing-masing sebesar Rp. 122.974.928/hektar/tahun (meningkat 43,47%) dan Rp. 106.715.928/hektar/tahun (37,16%).