Sulistyowati Sulistyowati
STIP Farming Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KEBERDAYAAN NELAYAN JARING ARAD DI KABUPATEN BATANG (Analysis of the Level Empowerment from Fishermen Arad Nets in the Batang District) Sulistyowati Sulistyowati; Muhammad Zainuri
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 10, No 1 (2014): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.028 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.10.1.1-6

Abstract

Nelayan yang tinggal di sekitar perairan pantai Kabupaten Batang adalah pihak yang secara langsung memiliki hubungan dengan perairan dan menggunakan jaring arad sebagai alat yang digunakan untuk memanfaatkan produknya. Ketergantungan nelayan di sekitar perairan pantai Kabupaten Batang dalam memanfaatkan sumber daya alam masih tinggi sehingga memerlukan usaha alternatif untuk meningkatkan perekonomian mereka melalui program pemberdayaan nelayan. Daya nelayan adalah elemen yang memungkinkan nelayan bertahan hidup dan dapat mengembangkan diri dalam mencapai kemajuan dan kekayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya sosial dan ekonomi nelayan jaring arad yang berada di perairan pantai Kabupaten Batang dan peran pemangku kepentingan terkait dalam pemberdayaan nelayan. Untuk mendapatkan data primer, survei dilakukan untuk 145 responden (±30% dari nelayan yang ada di perairan pantai Kabupaten Batang) pada bulan Maret tahun 2014. Kemudian dilakukan analisis deskriptif dan crosstab. Tingkat daya nelayan jaring arad di perairan pantai Kabupaten Batang masih dikategorikan ke dalam berdaya, baik dari aspek ekonomi dan non. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya akses teknologi, keputusan bisnis, dan keterampilan lobi. Para pemangku kepentingan yang membantu bisnis nelayan sebagian besar berasal dari pemerintah dan masyarakat dengan skor 7 (cukup). Oleh karena itu, strategi pemberdayaan diperlukan untuk meningkatkan daya nelayan sehingga peningkatan kesejahteraan dapat terwujud.Kata kunci : Nelayan jaring arad, tingkat keberdayaan, perairan pantai kabupaten BatangFishermen who live around the coastal waters of the Batang which is directly linked to water and use nets arad as a tool that is used to exploit its products. Dependence inshore fishermen around Batang inutilizing natural resourcesis still high so it take seffort to improve their economical ternatives through empowerment programs fishermen. Power fishing is the element that allows fishermen to survive and be able to develop them selves in achieving progress and wealth. This study aims to determine the level of social and economic power arad fishing nets which are in Batang coastal waters and the role of the stakeholders involved in the empowerment of fishermen. To obtain primary data, a survey was conducted for145 respondents (±30% of the fishermen in the coastal waters Batang) in March 2014 and descriptive analysis was then performed cross tab. The power level fishing arad nets in coastal waters Batang still categorized into powerless, both from the economic aspects. It can be seen from low technology access, business decisions, and lobbying skills. The stakeholders who help businesses fishermen mostly from government and society with a score of 7(enough). Therefore, empowerment strategy is required to icrease the welfare of fishermen so that improvement can be realized.Keywords : Fishermen arad nets, level empowerment, coastal waters of the Batang district
KEWIRAUSAHAAN PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG DI KELURAHAN BUGEL KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA Sulistyowati Sulistyowati; Tata Wedha Hutama
Jurnal Abdimas Vol 18, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v18i1.5726

Abstract

Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Bugel adalah Buruh Harian Lepas dan Karyawan Swasta baru kemudian diikuti oleh Wiraswasta (±22%). Banyaknya warga desa Bugel yang menjadi Buruh harian lepas kemungkinan karena banyak warga Desa Bugel yang hanya menempuh pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD/Sederajat) sehingga mengakibatkan mereka kesulitan untuk mencari kerja. Dari permasalahan yang ada diatas maka perlu melakukan pelatihan dan pendampingan dengan baik dan benar sehingga hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan pasar dan menciptakan pekerjaan sendiri. Tujuan dan manfaat penyelenggaraan KKN vokasi adalah 1) Peserta pelatihan diharapkan mampu memproduksi benih yang optimal dan bisa mengerjakan dengan baik dan benar memijahkan lele sangkuriang sehingga dihasilkan benih yang sehat 2) Peserta pelatihan diharapkan bisa membuka usaha sendiri dan bisa menyerap tenaga kerja masyarakat sekitarnya 3) Menggali dan mengembangkan sumber daya lokal Kelurahan Bugel 4) Meningkatkan peran aktif Perguruan Tinggi, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Farming Semarang 5) Mewujudkan Kelurahan Bugel yang mandiri dan berbasis vokasi. Luaran kegiatan Yang Diharapkan: Peserta pelatihan bisa secara mandiri mengembangkan kewirausahaan pemijahan lele sangkuriang dan memenuhi kebutuhan benih lele di Kota Salatiga. Metode Pelaksanaan 1) Melalui proses pelatihan dan pendampingan di balai kelurahan, dan di Jl. Mutiara RT 02 RW 02 kelurahan Bugel untuk dibuatkan kolam percontohan yang dibantu oleh para Instruktur. Materi yang diberikan Pengenalan bahan, alat-alat dan kolam percontohan. Strategi-strateginya Memanfaatkan perangkat desa, Pokdakan yang berminat, untuk pelatihan pengembangan kewirausahaan pemijahan lele sangkuriang. Untuk mengetahui tingkat keuntungan, pengembalian investasi, maupun titik impas dilakukan analisis usaha. Dari perhitungan ternyata Usaha Pemijahan lele sangkuriang Skala Kecil secara finansial ini menguntungkan, dengan Nilai BEP harga sebesar Rp 45,75,- per ekor, BEP produksi sebesar 34.313 ekor maka usaha ini layak dipertahankan, maka usaha pemijahan ini dapat ditiru oleh semua anggota Pokdakan “Mina Kartika”.