Ni Kadek Ayu Rinawati
PKBM Dharma Sedana Santhi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

A CODE MIXING ANALYSIS ON EFL STUDENTS' CASUAL CONVERSATION AT SCHOOL Ni Kadek Ayu Rinawati
Lingua Scientia Vol. 27 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ls.v27i1.23970

Abstract

ABSTRACT This qualitative research aimed at analyzing the types of code mixing are used by students and find out the reasons underlined the use of code mixing in the students’ interaction. It is investigated using the theory of Suwito to know the kind of code mixing they might use (form of words, phrase, hybrid, repetition word, idioms or clauses). The subjects of this research were the first year students in SMK Mahkota Wisata Rendang. In this research, the researcher used two methods, namely questionnaire and interview. Questionnaire purposed to know how the students interact each other, whether they do code mixing by adding English or not; where and when they mostly do code mixing. There were five teen students involved for this questionnaire. Meanwhile, the interview was conducted for six students (three of male and three female) in order to examine the students’ motivates in doing code mixing between different genders. The result showed that students do code mixing in their communication with their friends at school. Phrase insertion is 50%, word insertion is also often used for 26%, hybrid insertion is 8%, repetition word insertion is 4%, idioms insertion is 4% and clauses insertion is 4%. They are frequently use phrase insertion and word insertion in communication, rather than those four insertions. Keyword : Code mixing, students’ interaction   ABSTRAK Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis tipe campur kode (code mixing) yang digunakan siswa pada umumnya dan juga mengetahui alasan yang melatarbelakangi mereka melakukan campur kode dalam interaksinya sehari-hari di sekolah. Penelitian ini menggunakan teori dari Suwito yang mana untuk mengetahui kemungkinan jenis campur kode yang mereka gunakan dalam bentuk kata, frasa, penggabungan dua bahasa dalam satu kata, pengulangan kata, idiom dan klausa. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 10 di SMK Mahkota Wisata Rendang. Dalam menggali data, penulis menggunakan dua yakni kuisioner dan interview. Kuisioner bertujuan untuk mengentahui bagaiamana siswa berinteraksi dengan siswa lainnya di lingkungan sekolah, apakah mereka menggunakan campur kode dengan mencampur bahasa pertama mereka dengan bahasa Inggris atau tidak, kapan dan dimana mereka biasanya melakukan interaksi dengan menggunakan campur kode ini. Dalam melakukan kuisioner, ada 15 siswa yang dilibatkan. Sementara pada sesi interview, penulis melibatkan 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi mereka dalam melakukan campur kode dengan jenis kelamin yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sering melakukan campur kode dalam berinteraksi dengan temannya di sekolah. Campur frasa sebanyak 50%, campur kata 26%, penggabungan dua bahasa dalam satu kata 8%, pengulangan kata 4%, idiom 4% dan klausa sebanyak 4%. Mereka lebih sering menggunakan campur frasa dan kata jika dibandingkan dengan keempat tipe campur kode yang lain. Keyword : campur kode, interaksi siswa
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN BERMAIN KARTU PADA PROGRAM KEAKSARAAN DASAR Ni Kadek Ayu Rinawati
Jurnal AKRAB Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v11i02.352

Abstract

Non-formal education is community education services that purposes to alternate, to add and to complete formal education in order to support life long education program. Functional literacy program becomes one of education program that promoted by Indonesian government which aimed to facilitate illiterate community to possess functional literacy skill, namely: reading, writing, able to calculating numbers and able to speak with national language, that is Bahasa Indonesia, whereas we know that Indonesia is rich with many islands with different languages and cultures. Moreover, the main purpose of this program is to accommodate illiterate community in expanding their knowledge and skill as well as accustom them to utilize natural resources from the surroundings for their life. This study aimed to analyze learners’ motivation with learning strategy, namely numbers card. This study is investigated by using descriptive qualitative method. The object of the study is 1 instructur and 10 learners in PKBM Dharma Sedana Santhi located in Karangasem Regency, Province of Bali. The result shows that learners motivate to learn number or numerical due to numbers card uses in the learning process. The learning athmosphere becomes more interesting, fun and easier for learners to understand the material. Furthermore, learners could work collaboratively to solve a problem in group. AbstrakPendidikan non-formal adalah layanan pendidikan maysarakat yang difungsikan sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung program pendidikan sepanjang hayat (life long education) oleh pemerintah.Program keaksaraan fungsional menjadi salah satu program yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat yang buta aksara agar memiliki kecakapan literasi dasar yakni, membaca, menulis, berhitung dan mampu berbahasa Indonesia. Selain itu, tujuan utama program keaksaraan fungsional ini adalah sebagai wadah bagi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan serta membelajarkan warga belajar memanfaatkan sumber daya alam sekitar guna meningkatkan taraf hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar warga belajar keaksaraan fungsional dalam belajar mengenal angka dengan bermain kartu angka. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara. Objek penelitian ini adalah 1 orang tutor dan 10 orang warga belajar program keaksaraan fungsional di PKBM Dharma Sedana Santhi Kabupaten Karangasem – Provinsi Bali. Hasil dari penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa dengan bermain kartu dalam belajar angka mampu menumbuhkan motivasi belajar warga belajar. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik, menyenangkan dan memudahkan warga belajar untuk memahami materi yang disampaikan oleh tutor. Selain itu, warga belajar mampu bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan instruksi kelompok.
TANTANGAN DAN INOVASI PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN DASAR DI MASA PANDEMI Ni Kadek Ayu Rinawati
Jurnal AKRAB Vol. 12 No. 2 (2021): JURNAL AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v12i2.402

Abstract

Abstrak: Penyelenggaraan program keaksaraan dasar di masa pandemi covid-19 tentu memberikan tantangan tersendiri bagi tutor yang berkecimpung langsung di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proses pembelajaran keaksaraan dasar di masa pandemi, tantangan yang dihadapi, dan inovasi-inovasi yang dilakukan sebagai solusi dari tantangan yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah 6 tutor dari 6 PKBM yang berbeda di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis model Miles dan Huberman yakni reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran keaksaraan dasar sebelum dan di masa covid-19 tidak jauh berbeda yaitu pembelajaran keaksaraan dasar di situasi saat ini lebih kepada penekanan penggunaan protokol kesehatan disaat kegiatan berlangsung. Adapun tantangan yang dihadapi oleh tutor di dalam proses pembelajaran yakni rasa takut yang dirasakan oleh tutor dalam menyelenggarakan kegiatan di situasi covid-19, menghadirkan warga belajar, mengajar warga belajar dengan beragam usia, kemampuan intelektual, dan motivasi sehingga daya serap warga belajar tidak sama, serta edukasi tentang pentingnya protokol kesehatan di masa pandemi. Kemudian inovasi yang tutor lakukan dalam penyelenggaan program ini dilapangan yakni dengan cara menggunakan media pembelajaran, proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik warga belajar serta jadwal dan tempat belajar disepakati bersama, dan pembelajaran lebih mengarah pada pembelajaran tutorial dan mandiri. Kedepannya, perlu pembaharuan dalam hal strategi pembelajaran sehingga perbedaan karakteristik dan gaya belajar warga belajar keaksaraan dasar dapat difasilitasi dengan baik oleh penyelenggara program.Abstract: The implementation of basic literacy programs during the Covid-19 pandemic certainly presents its own challenges for tutors who were directly involved in the teaching and learning process in the fi eld. This study aimed at determining the differences between the basic literacy learning process during the pandemic and before the pandemic, the challenges faced, and the innovations made as solutions to the challenges. This research was a descriptive qualitative research which was involved 6 tutors from 6 different PKBM in Karangasem Regency, the Province of Bali, as the subject of the study. The results of this study indicated that the basic literacy learning process before and during the Covid-19 period was not much different, however, the basic literacy learning in this current situation is more emphasized on the use of health protocols during the teaching and learning activities. The challenges faced by tutors in the learning process were the fear felt by tutors in carrying out activities in he situation of covid-19, the group learning’s attendance, teaching the learning participant with various ages, intellectual abilities, and motivation so that the learning participant’s ability in accepting and understanding the learning material was not the same, as well as taugh them about the importance of health protocols during the pandemic. Moreover, there were several innovations that tutors constructed in the implementation of this program. Those were using learning media, the learning process was adjusted to the needs and the characteristics of the learning participant as well as learning schedules and places agreement made by tutor and the learning participant. Then, the learning process was more directed towards tutorial and self-directed learning for the learning participant in this program. In the future, it is necessary to create other innovative learning strategies so that the learning participant diversity and learning their styles could be properly facilitated by program organizers.