Bonanza Parulian Sidauruk
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIVITAS PEMBERIAN ASIMILASI KEPADA NARAPIDANA TERHADAP PROGRAM REINTEGRASI SOSIAL DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KEROBOKAN Bonanza Parulian Sidauruk; Mitro Subroto
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 10 No. 2 (2022): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan melaksanakan program asimilasi sebagai langkah pembaharuan terhadap perlakuan narapidana untuk memberikan pembekalan yang bertujuan membaurkan narapidana kembali ke dalam lingkungan masyarakat, karena pemikiran tentang fungsi pemidanaan bukan sebagai ajang penjeraan. Saat ini pemidanaan bertujuan sebagai upaya pemberian pembinaan bagi mantan pelanggar hukum yang selajutnya disebut sebagai Warga Binaan Pemasyarakatan sejalan dengan reintegrasi sosial dalam Sistem Pemasyarakatan melalui program asimilasi. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti merumuskan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas pemberian asimilasi kepada narapidana terhadap program integrasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan, 2. Apakah faktor penghambat pemberian asimilasi kepada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Peneliti berusaha memberikan gambaran dan menganalisa bagaimana efektivitas pelaksanaan asimilasi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan. Berdasarkan teori efektivitas hukum serta faktor pendukung terhadap pelaksanaan asimilasi intramural dan extramural yang turut didukung pemangku kebijakan dalam berbagai bentuk kerjasama, maka asimilasi dapat berjalan efektif. Walaupun dalam pelaksanaannya di lapangan masih terdapat kendala yang sifatnya masih dapat diatasi dengan cepat sehingga proses reintegrasi sosial dapat terwujud dengan efektif sejalan dengan tujuan akhir asimilasi narapidana. Pengaruh positif yang membangun bagi narapidana adalah pembentukan karakter percaya diri untuk membaur di lingkungan keluarga dan masyarakat sehingga tercipta reintegrasi sosial. Kendala di dalam efektifitas pelaksanaan asimilasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor hukum, Penegak Hukum, Sarana dan Fasilitas Hukum, Pihak Masyarakat, serta Kebudayaan.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA KERJA YANG BERKUALITAS Bonanza Parulian Sidauruk; Aldino Ponco Gunawan
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.412-420

Abstract

Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi untuk menghasilkan budaya kerja yang berkualitas dalam perusahaan. Dengan adanya budaya kerja yang berkualitas, maka akan memaksimalkan produktivitas perusahaan. Ketika perusahaan telah berhasil memaksimalkan produktivitasnya, maka akan perusahaan tersebut akan mendapatkan banyak keuntungan, diantaranya ialah pendapatan perusahaan yang meningkat sehingga dapat mensejahterakan banyak pegawainya dan memberikan kontribusi bagi banyak orang. Untuk menciptakan budaya kerja yang berkualitas maka seorang pemimpin harus tau betul bagaimana budaya itu dapat tercipta. Penelitian ini akan mengungkap apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap budaya kerja yang berkualitas. Penelitian ini mendapatkan hasil setidaknya ada 10 hal yang harus diperhatikan seorang pimpinan dalam perusahaan atau organisasi dan mengawal sepenuhnya mengenai hal tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh dalam menciptakan budaya kerja yang berkualitas karena dengan mempelajari bagaimana menjadi pemimpin yang baik dapat sangat memengaruhi kesuksesan tim agar bisa menghasilkan budaya kerja yang berkualitas dengan memahami motivasi, kekuatan, dan kelemahan pemimpin itu sendiri. Pemimpin yang hebat terhubung dengan tim mereka dengan memfasilitasi komunikasi terbuka, mendorong pertumbuhan dan perkembangan karyawan, serta memberi dan menerima umpan balik.