Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemodelan dan Pembuatan Peta Evakuasi Tsunami Pesisir Sanur I Putu Dedy Pratama
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v8i2.23167

Abstract

Garis pantai Sanur yang panjang dan padatnya aktivitas pariwisata menjadi perhatian agar perlu adanya pembuatan peta evakuasi tsunami. Peta evakuasi yang sudah ada perlu diperbaharui karena PuSGeN menyatakan potensi gempabumi maksimum oleh Megathrust selatan bali mencapai M7,8 kemudian pada tahun 2017 dilakukan permutakhiran menjadi M9,0. Pemodelan inundasi tsunami digunakan untuk memperkirakan dampak tsunami terburuk. Pemodelan dilakukan menggunakan ComMIT menggunakan gabungan skenario M9,0 dan tsunami Banyuwangi 2 Juni 1994, kemudian untuk data topografi menggunakan SRTM dan batimetri dari ETOPO1. Enam titik virtual tide gauge dibuat untuk melihat karakter gelombang tsunami di sepanjang pantai Sanur. Hasil pemodelan inundasi tsunami yaitu jarak inundasi bervariasi antara 2-3km ke arah darat, ketinggian tsunami di pantai bervariasi antara 9,9 hingga 16,8 meter dengan run-up maksimum 21 meter, dan waktu tiba tsunami di pantai sekitar 24 menit setelah gempabumi terjadi.
Klasifikasi Kelas Tanah dan Indeks Kerentanan Seismik pada Lokasi Jaringan Sensor Seismik di Bali dan Nusa Tenggara I Putu Dedy Pratama; Mario Charlos Rohi Koten
Wahana Fisika Vol 6, No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v6i2.35145

Abstract

Jaringan sensor seismik BMKG memiliki data sinyal yang merekan setiap getaran di wilayah setempat. Sensor seismik yang tersebar perlu dilakukan analisis klasifikasi kelas tanah dan indeks kerentanan seismik untuk mengetahui kondisi tanah sensor yang berpengaruh pada kualitas hasil analisis parameter gempabumi khususnya magnitudo lokal. Penulisan ini menggunakan data rekaman sinyal sensor seismik BMKG di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Data rekaman sinyal dianalisis dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan nilai frekuensi dominan dan faktor amplifikasi. Hasil analisis HVSR selanjutnya digunakan untuk menghitung dan menentukan klasifikasi jenis tanah dan indeks kerentanan seismik. Dari 26 sinyal yang berhasil dianalisis menunjukan bahwa 18 sensor berada pada batuan keras, 5 sensor pada tanah keras, 1 sensor pada tanah medium, dan 2 sensor pada tanah lunak. Indeks kerentanan seismik tertinggi terdapat pada lokasi sensor DNP dengan nilai 25,328 dan terendah pada sensor RTBI dengan nilai 0,091. Sebagian besar lokasi sensor di wilayah Bali dan Nusa Tenggara berada pada batuan keras dan memiliki indeks kerentanan seismik yang rendah, sehingga jaringan sensor di wilayah ini dapat memberikan hasil magnitudo lokal yang baik.