Astanto Kasno
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak Kotak Pos 66, Malang 65101

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Iles-Iles Umbi-Umbian Potensial Sebagai Tabungan Tahunan Kasno, Astanto
Buletin Palawija No 15 (2008)
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman iles-iles atau porang tumbuhnya tidak menghedaki syarat ekologis yang terlalu tinggi. Toleransinya terhadap naungan hingga 60% dan dapat dibudidayakan secara intensif maupun non intensif di pekarangan, kawasan wanatani, perkebunan karet, kelapa, sawit dan kakao yang tanaman lain tidak dapat tumbuh. Mengingat mie-baso dan krupuk sudah menjadi pangan nasional yang disukai semua kalangan masyarakat dari sembarang etnik, dan kombinasi tepung ubi-ubian termasuk iles-iles dengan aneka daging dan ikan dapat dibuat mie, baso, krupuk, dan makanan modern seperti agar-agar, konyuku dan shirataki yang bergizi ditambah dengan kegunaannya sebagai bahan baku industri, serta tersedia pasar, maka iles-iles sudah saatnya dipromosikan sebagai tanaman sumber pangan dan pendapatan alternatif.
VARIETAS SPESIFIK LOKASI UNTUK MAKSIMALISASI PRODUKTIVITAS KACANG TANAH Kasno, Astanto
Buletin Palawija No 18 (2009)
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Varietas spesifik lokasi merupakan salah satu aspek dalam memanfaatkan adanya interaksi genotipe kacang tanah dengan lingkungan untuk maksimasi hasil, karena varietas yang ditanam akan berinteraksi positif dengan lingkungan yang sesuai. Varietas dibedakan menjadi varietas spesifik lokasi dan varietas stabil dinamis. Varietas spesifik lokasi hanya produktif pada lingkungan yang mampu berinteraksi positif dengan lingkungan dan varietas stabil dinamis memberikan tingkat hasil sesuai dengan tingkat produktivitas lingkungan. Lingkungan yang mempengaruhi hasil kacang tanah dibedakan ke dalam lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Sebanyak 31 varietas kacang tanah yang telah dilepas, 21 varietas mempunyai hubungan dengan faktor lingkungan biotik, berupa ketahanan terhadap penyakit layu bakteri, penyakit karat, dan bercak daun. Sisanya berhubungan dengan faktor lingkungan abiotik berupa toleransi kekeringan, naungan, toleran klorosis, dan toleran pH masam. Varietas kacang tanah yang memiliki toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotik dianggap sebagi variets spesifik. Varietas Tuban, Bison, dan Kancil dianggap spesifik untuk Alfisol alkalis; varietas Singa dan Jerapah dianggap spesifik untuk lahan kering masam, dan kacang tanah varietas Bison dianggap spesifik untuk toleransi terhadap naungan 30%. Peningkatan hasil yang dicapai dengan menggunakan varietas spesifik berkisar 52–121%. Dengan demikian perluasan penanaman kacang tanah dengan karakteristik lingkungan demikian dapat menggunakan varietas yang sesuai/adaptif.
“TALAM 1” VARIETAS KACANG TANAH UNGGUL BARU ADAPTIF LAHAN MASAM DAN TOLERAN Aspergillus flavus Kasno, Astanto
Buletin Palawija No 19 (2010)
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Galur kacang tanah (Arachys hipogaea L.), J/91283-99-C-90-8 adalah keturunan dari persilangan pasangan induk betina varietas Jerapah dengan induk jantan ICGV 91283, yang dilakukan pada tahun 1999. Seleksi dan penggaluran dilakukan menggunakan metode pedigri. Galur J/91283-99-C-90-8 tergolong ke dalam kacang tanah tipe Spanish (2 biji/polong) dan bijinya berwarna merah muda dengan ukuran biji sedang sesuai dengan preferensi pasar domestik, terutama untuk kacang garing. Dalam pengujian galur J/91283-99-C-90-8 memiliki keunggulan dalam hasil, toleransi terhadap lahan masam dan Aspergilus flavus. serta tahan terhadap penyakit bercak daun. Pada lingkungan yang relatif produktif hasilnya mencapai 2,5 t/ha polong kering lebih tinggi dari hasil varietas pembanding Jerapah (2,30 t/ha polong kering), dan potensinya mencapai 3,2 t/ha polong kering. Kacang tanah galur J/91283-99-C-90-8 disetujui untuk dilepas sebagai varietas unggul baru dengan nama TALAM 1 pada tanggal 13 Juli 2010 Selain itu, galur tersebut menunjukkan toleran terhadap kutu kebul.
Prospek Varietas Toleran dalam Pengendalian Hama Kutu Kebul pada Kacang Tanah Kasno, Astanto; Suharsono, Suharsono; Trustinah, Trustinah
Buletin Iptek Tanaman Pangan Vol 10, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Puslitbang Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The status of whitefly (Bemisia tabaci Genn.) as a major pest of groundnut had increased in the past few years. Severe pest attacks occurred in the hot and dry season caused significant groundnut yield loss. An effective component of whitefly control is the use of resistant varieties since it has a wide host range. Evaluation of groundnut for resistant germplasms had been carried out with resistant criteria as a basis for the assesment. So far there has been no resistant groundnut genotypes identified as indicated by the number of whiteflies observed on each of groundnut genotype (256 whiteflies per accession). The resistance was defined as the ability of plants to grow under the pest infestation and produce acceptable yield. In this study, the pod yield criteria for resistance to whitefly were set up as follow: >1.2 t/ha = resistant (R); 1.0 to 1.2 t/ha = moderately resistant (MR), and <1.0 t/ha = susceptible (S). Based on these criteria and selection limit of 50% pod yield, 15 groundnut genotypes were found resistant to whitefly with pod yields ranging from 1.2-2.0 t/ha dry pods. Three groundnut varieties that resistant to whitefly were Takar 1, Talam 1, and Landak. Among these varieties, Takar 1 was the most resistant variety to whitefly. In order to maintain the resistance and to avoid the development of new strains of whiteflies, it is suggested that the planting of resistant groundnut should be integrated with selective use of insecticides.